Selasa, 13 September 2011

POTENSI INVESTASI RUSIA

POTENSI INVESTASI RUSIA DI INDONESIA CUKUP BESAR

London, 13/9 (ANTARA) - Investasi Rusia di Indonesia nilainya sangat kecil dan berada pada urutan bawah, padahal sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia Rusia memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan investasinya di Indonesia menjadi "The Big Ten".

Hal itu terungkap dalam acara Marketing Investment Indonesia (MII) 2011 yang digelar BKPM bersama KBRI Moskow, demikian Penanggungjawab Pensosbud dan Pendidikan, KBRI Moskow, Aji Surya dalam keterangannya yang diterima ANTARA London, Selasa.

Kepala BKPM Gita Irawan Wirjawan, mengakui rendahnya investasi Rusia di Indonesia, kelemahan ada di pihak Indonesia. Selain pendekatan kepada investor Rusia yang kurang lincah, Indonesia juga lemah dalam menanamkan sumberdaya manusianya.

Mahasiswa Indonesia di Rusia saat ini berjumlah 120 orang, kalah jauh dibanding Malaysia (3.500) dan Vietnam (6.000). Selama kurun waktu 2000-2010, total nilai investasi Rusia di Indonesia hanya sebesar 0,56 juta dolar AS.

Sedangkan pada semester pertama 2011, nilai investasi dari Rusia mengalami perbaikan walau masih relatif kecil yaitu sebesar 1,15 juta dolar AS. Rusia saat ini masih nangkring di urutan 28 dari urutan negara asing penanam modal di Indonesia.

Hal ini berbeda secara mencolok dengan Amerika Serikat. Meskipun terjadi krisis global, investasi negeri Paman Sam terus meroket di Indonesia. Kurun waktu 2000-2010, total investasinya mencapai 3.540 juta dolar atau pada urutan kelima.

Bahkan, pada kurtal pertama tahun ini, investasinya sebesar 359,1 juta, atau merupakan angka investasi kedua terbesar di Indonesia dalam kuartal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia sangat kondusif dan menjanjikan.

Diharapkan dengan digelarnya MII realisasi investasi dari para investor Rusia yang saat ini masih relatif kecil akan lebih meningkat di masa yang akan datang. Pemerintah Indonesia tidak ingin kalah cepat dengan negara lain dalam mempromosikan potensi investasi Indonesia kepada investor Rusia.

"Semua ini bukan kesalahan investor Rusia. Kamilah yang salah. Karenanya kami sekarang datang bersama para gubernur. Saya yakin, rekor investasi Rusia di Indonesia segera meroket menjadi the big ten," ujar Kepala BKPM pada bisnis forum dalam rangka MII di Moskow tersebut.

Dubes RI Hamid Awaludin menyebutkan dalam era otonomi daerah, investor asing akan lebih banyak berhadapan dengan pemerintah daerah. Untuk itu diharapkan investor Rusia tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. "Orang Rusia percaya bahwa pertemuan satu kali lebih bermakna daripada mendengar seribu kali," katanya.

Sementara itu Gubernur Sulut, SH Sarundajang mengajak investor Rusia menanamkan modalnya di bidang infrastuktur seperti jalan tol Manado-Bitung, pembangkit listrik geothermal, Zona Ekonomi Khusus Bitung serta pengembangan parwisasata. Selain pengembangan proyek jalur kereta api yang akan melibatkan tujuh provinsi.

Adapun Provinsi Sumut yang merupakan tempat investasi 10 negara asing, menawarkan proyek kluster industri minyak sawit dan aneka infrastruktur. Provinsi Kaltim mengundang investor di bidang infrastuktur (jembatan, jalan, bandara dan kereta api), sedangkan NTB menawarkan sektor infrastuktur (bandara, pelabuhan) serta sektor pariwisata.

Menurut Penangungjawab Fungsi Ekonomi KBRI Moskow, Suprianda Ruru, MII telah dipersiapkan selama setahun lebih kegiatannya mencakup pertemuan antara Russia-Indonesia Business Council dan Kadin Rusia dengan peserta MII, Business forum dan one on one meeting, serta gala dinner dengan hiburan dari Elfa Singers, Dewi KDI serta Kirana Dancers. ***5***
(T.H-ZG/B/A026/A026) 13-09-2011 23:20:17

Tidak ada komentar: