SEBANYAK
30 GURU AGAMA TUNTUT ILMU DI OXFORD
Oleh
Zeynita Gibbons
London, 9/12 (ANTARA) - Sebanyak
30 guru Pendidikan Agama Islam dari tk, sd, smp, sampai sma dari
beberapa provinsi mengikuti program Pelatihan Pengayaan Teknik dan
Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam di University of Oxford,
Inggris, tanggal 8-12 Desember.
Panitia Penyelenggara
Shortcourse Metodologi bagi guru agama, Abdullah Hanif kepada Antara
London, Senin sore mengatakan program pelatihan juga diikuti 10
perwakilan dari kantor wilayah Kementerian Agama dari Provinsi Aceh,
Sumut, DKI Jakarta, Jabar,Jateng dan Jawa Timur serta Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Utara.
Abdullah Hanif mengatakan selama
mengikuti pelatihan para guru agama Islam bertemu dengan petugas
Ofsted, (Office Standar Pendidikan) atau pengawas sekolah, dalam
rangka mempelajari mekanisme pemantauan dan pengawasan untuk
memastikan kualitas kegiatan belajar mengajar pendidikan agama yang
lebih baik.
Salah seorang peserta pelatihan
Akhmad Khusaeri, guru pendidikan agama Islam di SD Islam Terpadu Nur
Al-Rahman Kota Cimahi Jawa Barat mengatakan program pelatihan sangat
bermanfaat dalam , mendapatkan metodologi pembelajaran pendidikan
agama yang reflektif, aktif, kreatif, efektif yang menyenangkan,
serta metodologi pendidikan agama berwawasan multikultural dan
demokratis.
"Saya senang bisa ikut
dalam pelatihan yang di diselenggarakan tim pengajar dari MSc in
Learning and Training (MLT) di Departemen Pendidikan, University of
Oxford," ujar Siti Naila Butsiani dari SMKN2 Cilaku Cianjur
Jawa Barat.
Menurut Siti Naila Butsiani,
tidak mudah untuk bisa mengikuti pelatihan karena banyak peminat yang
ingin ikut dari 405 orang yang pelamar akhirnya yang terpilih hanya
30 orang.
Hal yang sama juga diakui Tati
Pudjiani guru SMP I Purworejo Jawa Tengah yang merasa beruntung bisa
ikut dalam pelatihan yang sangat menarik apalagi ada kunjungan ke
beberapa sekolah di Oxford.
Guru Pendidikan Agama Islam yang
mengikuti pelatihan berasal dari beberapa provinsi telah melalui
proses seleksi untuk memilih guru-guru terbaik, yaitu Jakarta, Jawa
Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta, Sulawesi Selatan.
Pelatihan disampaikan melalui
ceramah kelas, observasi ajaran pendidikan agama di sekolah-sekolah
di sekitar Oxford, kunjungan ke tempat-tempat ibadah dan pertemuan
dengan narasumber, termasuk Ofsted dan Asosiasi Sekolah Muslim
Inggris.
Para guru diharapkan untuk
belajar tentang model Inggris pengajaran - dengan penekanan pada
diskusi kelas dan penilaian kritis - dan bagaimana hal ini dapat
diterapkan dalam Konteks Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan
Islam, Prof. Dr Kamaruddin Amin, yang memulai program ini.
menyebutkan The University of Oxford terpilih sebagai mitra untuk
proses pembelajaran berdasarkan rekomendasi dari delegasi dari
Indonesia yakni Kementerian Agama dan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang terkesan dengan desain pendidikan agama di Inggris .
Kunjungan ini merupakan bagian
dari studi komprehensif tentang Pendidikan Agama di sekolah, sebuah
proyek oleh Kemnag bekerja sama dengan analitis dan Kapasitas Program
Pembangunan Kemitraan di Indonesia, disampaikan Kebijakan Oxford
Management Limited.
"Saya berharap bahwa dengan
mengekspos guru pendidikan agama Indonesia untuk keterampilan
mengajar baru dan teknik, mereka akan mampu menciptakan generasi baru
dari siswa kreatif dengan pikiran kritis," katanya.
Selama di Oxford para peserta
pelatihan akan mengadakan kunjungan dan observasi kegiatan
pembelajaran di beberapa sekolah seperti ke sekolah Lord William
School, St Gregory the Great School, Caterton Community College,
Matthew Arnold School, Chipping Norton School, Cheney School untuk
tingkat SMP dan SMA serta Church Cowley St James dan John Henry
Academy untuk tingkat SD dan TK. ***3***
(ZG/c/a011)
arnaz
(T.H-ZG/C/A.F.
Firman/A.F. Firman) 09-12-2014 08:26:23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar