Zeynita Gibbons
Jakarta,4/6 (Antara) - Lantunan gamelan Jawa dipadukan dengan alunan saxophone memukau penonton pada pertunjukan wayang kulit dengan dalang kondang Ki Joko Susilo, "Shadows of Java,"di ruang teater Muziek-&Dansschool di Amstelveen, Minggu.
Jakarta,4/6 (Antara) - Lantunan gamelan Jawa dipadukan dengan alunan saxophone memukau penonton pada pertunjukan wayang kulit dengan dalang kondang Ki Joko Susilo, "Shadows of Java,"di ruang teater Muziek-&Dansschool di Amstelveen, Minggu.
Perpaduan alat musik tradisional dan modern ditambah dengan suara merdu pesinden berhasil menghanyutkan penonton, demikian Minister Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Denhaag, Renata Siagian kepada Antara, Senin.
Yayasan Raras Budaya dan Kelompok Gamelan Widosari mengadakan pertunjukan "Shadows of Java,"di beberapa kota di Belanda dalam rangka ulang tahun mereka yang ke-40 dan ke-25.
Shadows of Java tidak hanya menampilkan pergelaran gamelan, tetapi juga pertunjukan wayang kulit dengan dalang kondang Ki Joko Susilo. Cuplikan kisah Mahabharata tentang pertemuan Bhima dan Dewi Arimbi dibawakan Ki Joko Susilo dalam bahasa Inggris dengan dibubumbui beberapa kelakar menyegarkan.
Dalam rangka ulang tahun Yayasan Raras Budaya dan Kelompok Gamelan Widosari tersebut, komposer Sinta Wullur menciptakan satu tembang khusus dalam bahasa Inggris yang dibawakan pesinden Peni Candrarini diiringi pemain saxophone asal Jepang Yukari Uekawa dan orkestra gamelan pimpinan Elsje Plantema dan Guntur Sulistiyono, yang sebagian besar orang Belanda.
Tampak di antara penonton, Dubes RI untuk Den Haag I Gusti A. Wesaka Puja sebagai bentuk dukungan KBRI Den Haag untuk promosi kebudayaan Indonesia di Belanda."Shadows of Java," ditampilkan sebanyak empat kali antara tanggal 25 Mei ¿ 3 Juni lalu, di Den Haag, Arnhem, Amsterdam, dan Amstelveen.(ZG)***4***
(T.H-ZG/B/Y. Ali/Y. Ali) 04-06-2018 23:16:18
(T.H-ZG/B/Y. Ali/Y. Ali) 04-06-2018 23:16:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar