Rabu, 20 Juni 2018

SENIMAN

MAKANAN INDONESIA POPULER DI TENDA RAMADAN LONDONOleh Zeynita Gibbons

    Jakarta, 11/6 (Antara) - Sejumlah makanan Indonesia, seperti rendang dan mi goreng sebagai sajian utama, menjadi hidangan populer dalam acara berbuka puasa bersama di Tenda Ramadan London yang diselenggarakan Ramadan Tent Project, akhir pekan lalu.
         Ramadan Tent Project (RTP), adalah organisasi swadaya masyarakat yang bergerak di bidang sosial, kata Nurmila, swalah satu warga Indonesia yang menyediakan makanan untuk para tamu itu kepada Antara di Jakarta, Senin.
         Pada acara berbuka puasa bersama tersebut, katanya, juga dihidangkan sambal goreng ketang, telur dadar gulung, telur bumbu rujak, dan ayam bumbu rendang, yang menjadi makanan populer dalam kegiatan tersebut.
         Untuk kedua kalinya selama Ramadhan tahun ini, menu makanan Indonesia disediakan bagi para tamu acara berbuka puasa bersama di Tenda Ramadan London, yang disumbangkan oleh beberapa keluarga Indonesia di London dan organisasi amal Human Aid Initiative (HAI), organisasi amal yang bergerak di bidang bantuan dan pemberdayaan masyarakat baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain.
    "Kami tentu senang para tamu puas dengan makanan Indonesia," ujar Nurmila, salah satu warga Indonesia.
         Pendiri Ramadan Tent Project (RTP) Omar Salha, saat memberikan sambutan kepada sekitar 250 tamu yang memenuhi tenda putih di dekat kampus School of Oriental and African Studies (SOAS) di Malet Street Gardens, London mengatakan, pada acara berbuka puasa bersama di Tenda Ramadan itu merayakan keberagaman budaya. "Kami menyediakan biryani, makanan Turki, Nigeria, dan malam ini makanan Indonesia," kata Omar Salha.
         Salah seorang yang ikut berbuka puasa di Tenda Ramadan, Ashar, warga Cambridge, mengatakan tidak menyangka mendapat hidangan rendang dan mi goreng. "Ini kejutan yang menyenangkan. Tadinya saya mengira menu berbuka puasa yang disediakan nasi kambing. Rendangnya terasa otentik," kata Ashar yang datang bersama sang istri.
         Ramadan Tent Project (RTP) menyelenggarakan acara berbuka puasa bersama sejak 2013. Ide Tenda Ramadan datang karena di London ketika itu tidak ada tempat yang dipakai warga Muslim untuk bersama-sama berbuka puasa. Acara ini sangat populer yang membuat RTP menggelar acara yang sama di beberapa kota di Inggris seperti Bradford, Birmingham, Manchester dan kota-kota di negara lain seperti di Portland (Amerika Serikat) dan Istanbul (Turki). Yang membedakan, acara di London digelar sebulan penuh, sementara acara di kota-kota lain hanya digelar beberapa kali dalam sebulan.
          Berbuka puasa di Tenda Ramadan terbuka bagi semua kalangan baik Muslim maupun non-Muslim, bahkan tak jarang dalam satu malam persentase tamu non-Muslim bisa mencapai sekitar 30 persen. Mereka duduk lesehan mulai sekitar satu jam sebelum Maghrib hingga satu setengah jam sesudah berbuka puasa. Pengaturan lesehan memungkinkan tamu untuk berbincang akrab sepanjang acara.
         Dari pengalaman sejauh ini, tamu non-Muslim banyak bertanya soal apa itu Islam dan mengapa Muslim berpuasa. Soal puasa, yang paling ditanyatakan adalah apakah selama puasa boleh minum dan bagaimana bisa tahan tidak makan dan tidak minum selama 18 hingga 19 jam. Acara berbuka puasa ini dipuji banyak kalangan karena dinilai tidak hanya sebagai perekat komunitas di London yang sangat beragam tapi juga sebagai medium dakwah Islam. Omar Salha mengatakan hingga 2018 ini Tenda Ramadan telah melayani hampir 9.000 tamu dan menyediakan 60.000 kotak kardus berisi makanan. (ZG) ***4***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 11-06-2018 22:45:01Oleh Zeynita Gibbons

   Jakarta, 11/6 (Antara) - Seniman Sunda Iman Jimbot dan kawan-kawan bakal memeriahkan perayaan Hari Raya Idul Fitri di London.
        Pensosbud KBRI London, Okky Diane Palma kepada Antara di Jakarta, Senin menyebutkan, kehadiran Jimbot di London tidak lepas dari keterkesanan Dubes Indonesia untuk Inggris Raya dan Irlandia Rizal Sukma mengenai penampilan Jimbot dua tahun lalu dalam acara "Indonesia Weekend" di Potters Field, pinggiran Sungai Thames, yang tidak jauh dari komplek kantor wali kota Inggris.
        Rizal Sukma ingin menghadirkan kembali Jimbot kepada masyarakat Indonesia dan juga warga lokal saat silaturahim Idul Fitri di Wisma Nusantara, kediaman Dubes RI di London Utara.
        Rizal Sukma mengatakan kehadiran grup musik Iman Jimbot dalam silaturahim Idul Fitri ini dimaksudkan untuk menyajikan warna musik yang sesuai dengan suasana Idul Fitri dengan rasa kombinasi kultural tradisional Indonesia dan Inggris.
        "Iman Jimbot banyak menggarap musik-musik eksperimental berbasis Sunda yang digabungkan dengan alat-alat musik moderen. Ini sangat sesuai dengan cita rasa masyarakat setempat," ujar Rizal.
        Selain itu, pihaknya ingin juga ingin memperkenalkan ragam musik lain kepada masyarakat Inggris yang sejauh ini sudah dikenal sangat menggandrungi musik gamelan. Dengan demikian, bukan hanya gamelan yang bisa  diterima oleh masyarakat lokal Inggris, tapi juga jenis musik lain yang tidak kalah menariknya dan layak untuk dinikmati.
        Dalam hal ini kecapi suling dan tembang-tembang dari Sunda. Meskipun berasal dari Aceh, selama kuliah di Bandung di dekade 1980-an Dubes sangat menggandrungi kesenian Sunda.
        Upaya membawa Iman Jimbot yang  cukup populer dan merambah blantika musik di Tanah Air dan internasional dalam acara populernya seperti "Jimbot goes to Mall", "Jimbot goes to Pesantren" atau "Torotot Jimbot ti Sunda ka Jomantara".
        Atdikbud KBRI London E Aminudin Aziz menyebutkan pemilihan Iman Jimbot untuk mengisi silaturahim Idul Fitri di kediaman Dubes RI di London sangat tepat mengingat latar belakang Iman Jimbot sebagai orang pesantren.
        Jimbot merupakan bagian dari Pesantren Suryalaya asuhan Abah Anom (alm) di Tasikmalaya dan sampai sekarang masih banyak terlibat dalam acara-acara yang digelar oleh pesantren tersebut.
        Selain itu, musik yang ditawarkan Jimbot juga sejalan dengan selera musik masyarakat Inggris yang pada dasarnya penuh dengan kelembutan.
        Aminudin  yakin musik yang dibawakan Iman Jimbot akan bisa diterima dan dinikmati masyarakat Indonesia di London dan juga masyarakat lokal Inggris. "Ada senyawa antara musik tradisional Indonesia dengan musik yang digandrungi masyarakat Inggris," ujar Aminudin.
        Aminudin menjelaskan selama berada di Inggris, selain mengisi acara di KBRI, tim musisi Iman Jimbot dkk juga akan mengisi berbagai pertunjukan dan "workshop" bersama musisi lokal. Iman Jimbot banyak dikenal sebagai musisi eksprimental berbasis alat musik Sunda.
        Selain sering manggung di mancanegara dengan membawakan lagu-lagu Sunda yang diolah kembali dalam racikan baru, Jimbot juga banyak berkolaborasi dengan musisi dan penyanyi mancanegara. Selama ini, Jimbot juga pernah tampil di Australia, Jepang, Belanda, Spanyol dan Inggris.

        Iman Jimbot berencana tampil di St Mary's Music Hall, Havering London Timur, di School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London, di sekolah musik Brentwood dan di University of Birmingham. ***4***

(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 11-06-2018 17:39:55

Tidak ada komentar: