Oscar, Willi, Seri dan Kiara tumbuh sehat di Tierpark Berlin
News ID: 877946
London (ANTARA) -
Pada pagi hari di musim semi awal Maret, Willi dan Oscar sedang bercengkerama sesekali keduanya memanjat dan melompat dahan pohon sementara dua saudara perempuan Seri dan Kiara menyaksikan keduanya sedang bercanda — menjadi tontonan yang menarik bagi pengunjung kebun binatang Tierpark, Berlin, Jerman yang dikatakan terbesar di Eropa.
Keempat bersaudara yang lahir pada 4 Agustus 2018 lalu berasal dari pasangan Harfan, lahir di Taman Safari Bogor pada 2008 dan Mayang di Kebun Binatang Jambi pada 2011 adalah harimau Sumatera yang dititipkan Pemerintah Indonesia kepada Tierpark Berlin, Jerman beberapa tahun silam.
Pada Sabtu lalu, koresponden Antara London, diantar Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi bersama istri Dian Sahara dan putra putri mereka yang lahir di Abu Dhabi, Malika Admiranda Hadiansah (10th) serta Zafer Kalani Hadiansah (8th) berkunjung ke Tierpark Berlin untuk menyaksikan keempat anak Harimau Sumatera yang kini berusia lebih dari dua tahun di kebun binatang Tierpark Friedrichsfelde yang bisa dijangkau dengan metro dari pusat kota dari Alexander Platz.
KBRI Berlin menyumbang benda-benda seni dari Indonesia untuk melengkapi Tropical House yang akan diresmikan pada bulan April, ujar Hannan Hadi yang pernah bertugas di KBRI Abu Dhabi.
Kedua harimau itu tiba di Berlin dari Indonesia pada Desember 2013 dan sempat dikarantina di Alfred-Brehm-Haus Tierpark dibawa ke Berlin dalam rangka program Europaeische Erhaltungszuchtprogramm (EEP) program pengembang biakan alami hewan hewan yang masuk dalam kategori ex-situ atau terancam punah.
Keberadaan Harfan dan Mayang merupakan realisasi dari nota kesepahaman antara Taman Safari Indonesia dan Tierpark Berlin tentang kerja sama konservasi Harimau Sumatera ditandatangani pada 23 Oktober 2012.
Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno kepada Antara London, Sabtu menyebutkan penempatan harimau Sumatera di Tierpark tersebut merupakan simbol dari kedekatan hubungan antara Indonesia dan Jerman.
Langkah yang dilakukan pihak Tierpark menjaga harimau Sumatera merupakan kontribusi nyata Jerman mendukung upaya pemerintah Indonesia melestarikan harimau Sumatera, ujarnya
Direktur Kebun Binatang Tierpark Berlin, Dr. Andreas Knieriem mengatakan keempat anak Harimau itu sangat berharga bagi Kebun Kebun Binatang di Eropa yang terus berupaya keras menjaga keberadaan mereka dari kepunahan.
Tiga bulan setelah lahir keempat bayi harimau Sumatera yang diberi nama oleh Dubes Havas, Hans serta suster yang merawat mereka. Jadilah Kiara, Wili, Oscar dan Seri, nama dari kempat bayi harimau Sumatera itu dipamerkan pada pengunjung di kebun binatang Tierpark, Berlin, Jerman.
“Saat itu menjadi momen yang membahagiakan saat harimau Sumatera betina, Mayang, bersama anak harimaunya ditampilkan kepada masyarakat Jerman,” ujar Dubes Havas.
Tierpark Berlin menjaga dan merawat ke empat bayi tersebut dengan intensif sehingga keempatnya sudah dapat memanjat, melompat dan berani mengeksplorasi lingkungannya dengan bercengkerama sesama mereka.
Harimau Sumatera adalah subspesies harimau langka yang diklasifikasikan sebagai terancam punah. Saat ini diperkirakan populasi Harimau di hutan hutan Sumatera tinggal 350 hingga 450 ekor. Untuk itu
Tierpark Berlin dan semua Kebun kebun Binatang di Eropa membuat jaringan EEP program dalam upaya pengembang biakan alami hewan hewan yang masuk dalam kategori ex-situ atau terancam punah termasuk Orangutan dan Harimau Sumatera.
Mantan direktur Kebun Binatang Leipzig Jerman Peter Muller, pernah menulis tentang International Tiger Studbook, dan pentingnya pembiakan harimau. Buku diterbitkan asosiasi kebun binatang sedunia dan International Union for Conservation of Nature, dipersembahkan khusus kepada kebun binatang di dunia yang berjasa dalam upaya konservasi hewan langka, termasuk Tierpark Berlin.
Buku mencantumkan Harfan sebagai harimau Sumatera ke-1.512, dan Mayang adalah ke-1.513. Upaya konservasi Harimau asal Indonesia ini telah dilakukan sejak tahun 1956 di Tierpark Berlin. Sejak 1958 hingga kini, sudah 119 harimau Sumatera yang lahir di kebun bintang bekas Jerman Timur itu.
Tierpark Berlin adalah salah satu dari dua kebun binatang yang berlokasi di Berlin, Jerman. Didirikan pada tahun 1955 dan terletak di Friedrichsfelde dengan alasan mantan Istana Friedrichsfelde, yang terletak di dalam kebun binatang.
Kebun binatang Tierpark menampung 7.250 hewan dari 846 spesies di lahan seluas 160 hektar (400 hektar). Di Tierpark Berlin selain melihat Harimau Sumatera juga terdapat berbagai binatang dari berbagai belahan negara seperti Kangkuru, Camel Pasture, Flamingo Lagoon, rumah tropis dan predator, bangunan Alfred Brehm, dan kawanan jerapah serta gajahnya yang agung.
Di kebun binatang Tierpark juga terdapat rumah bersejarah Schloss Friedrichsfelde, dan pengunjung bisa naik kereta listrik gratis, dan terdapat taman bermain untuk anak-anak. Tierpark adalah tujuan wisata sehari bagi seluruh keluarga. Bagi penduduk Berlin pada saat tertentu bisa masuk dengan gratis. Sementara harga tiket masuk Tierpark untuk dewasa 14.50 euro dan anak-anak 7.50 euro.
Dalam penampilan perdana keempat bayi harimau Sumatera itu, pada
bulan November 2018 turut hadir Havas beserta direktur Tierpark Zoo, Andreas Knieriem beserta anggota Dewan Eksekutif Sparkasse, Hans Jurgen Kularts.
Di momen yang membahagiakan itu, keempat bayi harimau Sumatera itu sekaligus diberi nama oleh Havas, Hans serta suster yang merawat mereka. Jadilah Kiara, Wili, Oscar dan Seri, nama dari kempat bayi harimau Sumatera itu.
Knieriem mengatakan pihaknya sebisa mungkin membuat temperatur dan suasana di Tierpark Zoo seperti hutan hujan di habitat aslinya. “Kami harap para bayi harimau Sumatera dapat tumbuh seperti di habitat asli mereka. Untuk tambahan, kami harap area hutan hujan dapat memberikan perspektif baru sekaligus fakta menarik bagi pengunjung tentang binatang yang tinggal di hutan tersebut," ujar Knieriem.
Di satu sisi, kehadiran harimau Sumatera di kebun binatang itu sekaligus menarik publik Jerman untuk lebih mengenal Indonesia.
Kehadiran kempat bayi harimau Sumatera itu pun sekaligus menambah jumlah spesies harimau yang terancam punah tersebut. Faktanya, di tahun 2018 tercatat 600 ekor populasi harimau Sumatera. Meningkat 200 dari jumlah tahun lalu yakni sebanyak 400 ekor.
Duta Besar Havas mengharapkan akan kembali melanjutkan program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman untuk melestarikan spesies yang terancam punah. Tidak hanya dengan Tierpark Berlin.”Kami akan melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Jerman untuk melestarikan spesies yang terancam punah. Tak hanya dengan Tierpark Berlin, tapi juga semua kebun binatang di dunia," demikian Duta Besar Havas.
Pada pagi hari di musim semi awal Maret, Willi dan Oscar sedang bercengkerama sesekali keduanya memanjat dan melompat dahan pohon sementara dua saudara perempuan Seri dan Kiara menyaksikan keduanya sedang bercanda — menjadi tontonan yang menarik bagi pengunjung kebun binatang Tierpark, Berlin, Jerman yang dikatakan terbesar di Eropa.
Keempat bersaudara yang lahir pada 4 Agustus 2018 lalu berasal dari pasangan Harfan, lahir di Taman Safari Bogor pada 2008 dan Mayang di Kebun Binatang Jambi pada 2011 adalah harimau Sumatera yang dititipkan Pemerintah Indonesia kepada Tierpark Berlin, Jerman beberapa tahun silam.
Pada Sabtu lalu, koresponden Antara London, diantar Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi bersama istri Dian Sahara dan putra putri mereka yang lahir di Abu Dhabi, Malika Admiranda Hadiansah (10th) serta Zafer Kalani Hadiansah (8th) berkunjung ke Tierpark Berlin untuk menyaksikan keempat anak Harimau Sumatera yang kini berusia lebih dari dua tahun di kebun binatang Tierpark Friedrichsfelde yang bisa dijangkau dengan metro dari pusat kota dari Alexander Platz.
KBRI Berlin menyumbang benda-benda seni dari Indonesia untuk melengkapi Tropical House yang akan diresmikan pada bulan April, ujar Hannan Hadi yang pernah bertugas di KBRI Abu Dhabi.
Kedua harimau itu tiba di Berlin dari Indonesia pada Desember 2013 dan sempat dikarantina di Alfred-Brehm-Haus Tierpark dibawa ke Berlin dalam rangka program Europaeische Erhaltungszuchtprogramm (EEP) program pengembang biakan alami hewan hewan yang masuk dalam kategori ex-situ atau terancam punah.
Keberadaan Harfan dan Mayang merupakan realisasi dari nota kesepahaman antara Taman Safari Indonesia dan Tierpark Berlin tentang kerja sama konservasi Harimau Sumatera ditandatangani pada 23 Oktober 2012.
Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno kepada Antara London, Sabtu menyebutkan penempatan harimau Sumatera di Tierpark tersebut merupakan simbol dari kedekatan hubungan antara Indonesia dan Jerman.
Langkah yang dilakukan pihak Tierpark menjaga harimau Sumatera merupakan kontribusi nyata Jerman mendukung upaya pemerintah Indonesia melestarikan harimau Sumatera, ujarnya
Direktur Kebun Binatang Tierpark Berlin, Dr. Andreas Knieriem mengatakan keempat anak Harimau itu sangat berharga bagi Kebun Kebun Binatang di Eropa yang terus berupaya keras menjaga keberadaan mereka dari kepunahan.
Tiga bulan setelah lahir keempat bayi harimau Sumatera yang diberi nama oleh Dubes Havas, Hans serta suster yang merawat mereka. Jadilah Kiara, Wili, Oscar dan Seri, nama dari kempat bayi harimau Sumatera itu dipamerkan pada pengunjung di kebun binatang Tierpark, Berlin, Jerman.
“Saat itu menjadi momen yang membahagiakan saat harimau Sumatera betina, Mayang, bersama anak harimaunya ditampilkan kepada masyarakat Jerman,” ujar Dubes Havas.
Tierpark Berlin menjaga dan merawat ke empat bayi tersebut dengan intensif sehingga keempatnya sudah dapat memanjat, melompat dan berani mengeksplorasi lingkungannya dengan bercengkerama sesama mereka.
Harimau Sumatera adalah subspesies harimau langka yang diklasifikasikan sebagai terancam punah. Saat ini diperkirakan populasi Harimau di hutan hutan Sumatera tinggal 350 hingga 450 ekor. Untuk itu
Tierpark Berlin dan semua Kebun kebun Binatang di Eropa membuat jaringan EEP program dalam upaya pengembang biakan alami hewan hewan yang masuk dalam kategori ex-situ atau terancam punah termasuk Orangutan dan Harimau Sumatera.
Mantan direktur Kebun Binatang Leipzig Jerman Peter Muller, pernah menulis tentang International Tiger Studbook, dan pentingnya pembiakan harimau. Buku diterbitkan asosiasi kebun binatang sedunia dan International Union for Conservation of Nature, dipersembahkan khusus kepada kebun binatang di dunia yang berjasa dalam upaya konservasi hewan langka, termasuk Tierpark Berlin.
Buku mencantumkan Harfan sebagai harimau Sumatera ke-1.512, dan Mayang adalah ke-1.513. Upaya konservasi Harimau asal Indonesia ini telah dilakukan sejak tahun 1956 di Tierpark Berlin. Sejak 1958 hingga kini, sudah 119 harimau Sumatera yang lahir di kebun bintang bekas Jerman Timur itu.
Tierpark Berlin adalah salah satu dari dua kebun binatang yang berlokasi di Berlin, Jerman. Didirikan pada tahun 1955 dan terletak di Friedrichsfelde dengan alasan mantan Istana Friedrichsfelde, yang terletak di dalam kebun binatang.
Kebun binatang Tierpark menampung 7.250 hewan dari 846 spesies di lahan seluas 160 hektar (400 hektar). Di Tierpark Berlin selain melihat Harimau Sumatera juga terdapat berbagai binatang dari berbagai belahan negara seperti Kangkuru, Camel Pasture, Flamingo Lagoon, rumah tropis dan predator, bangunan Alfred Brehm, dan kawanan jerapah serta gajahnya yang agung.
Di kebun binatang Tierpark juga terdapat rumah bersejarah Schloss Friedrichsfelde, dan pengunjung bisa naik kereta listrik gratis, dan terdapat taman bermain untuk anak-anak. Tierpark adalah tujuan wisata sehari bagi seluruh keluarga. Bagi penduduk Berlin pada saat tertentu bisa masuk dengan gratis. Sementara harga tiket masuk Tierpark untuk dewasa 14.50 euro dan anak-anak 7.50 euro.
Dalam penampilan perdana keempat bayi harimau Sumatera itu, pada
bulan November 2018 turut hadir Havas beserta direktur Tierpark Zoo, Andreas Knieriem beserta anggota Dewan Eksekutif Sparkasse, Hans Jurgen Kularts.
Di momen yang membahagiakan itu, keempat bayi harimau Sumatera itu sekaligus diberi nama oleh Havas, Hans serta suster yang merawat mereka. Jadilah Kiara, Wili, Oscar dan Seri, nama dari kempat bayi harimau Sumatera itu.
Knieriem mengatakan pihaknya sebisa mungkin membuat temperatur dan suasana di Tierpark Zoo seperti hutan hujan di habitat aslinya. “Kami harap para bayi harimau Sumatera dapat tumbuh seperti di habitat asli mereka. Untuk tambahan, kami harap area hutan hujan dapat memberikan perspektif baru sekaligus fakta menarik bagi pengunjung tentang binatang yang tinggal di hutan tersebut," ujar Knieriem.
Di satu sisi, kehadiran harimau Sumatera di kebun binatang itu sekaligus menarik publik Jerman untuk lebih mengenal Indonesia.
Kehadiran kempat bayi harimau Sumatera itu pun sekaligus menambah jumlah spesies harimau yang terancam punah tersebut. Faktanya, di tahun 2018 tercatat 600 ekor populasi harimau Sumatera. Meningkat 200 dari jumlah tahun lalu yakni sebanyak 400 ekor.
Duta Besar Havas mengharapkan akan kembali melanjutkan program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman untuk melestarikan spesies yang terancam punah. Tidak hanya dengan Tierpark Berlin.”Kami akan melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Jerman untuk melestarikan spesies yang terancam punah. Tak hanya dengan Tierpark Berlin, tapi juga semua kebun binatang di dunia," demikian Duta Besar Havas.
1 komentar:
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.
Posting Komentar