Adakan B2B Indonesia genjot kunjungan wisman dari Prancis
News ID: 829466
London (ANTARA) -
Keragamanan destinasi, fasilitas dan akses memadai, serta situasi domestik yang stabil, Indonesia terus berupaya menjadi kekuatan wisata dunia menjadi andalan penerimaan pendapatan negara dari tahun ke tahun.
Dubes Arrmanatha Nasir, atau Tata, menyoroti angka wisman ke Indonesia, secara keseluruhan belum memenuhi target di tahun 2019. “Penuruan wisman Prancis memang tidak banyak, tapi ini sudah jadi pekerjaan rumah bersama untuk meningkatkan ekspos Indonesia di luar negeri,” ujar Dubes Tata, di hadapan 160 tur operator, agen perjalanan, dan tourism partners dalam B2B Tourisme Meeting di KBRI Paris pada Rabu malam (26/2).
Penyelenggaraan forum B2B ini salah satu langkah KBRI untuk menggenjot wisman Prancis di tahun 2020. Bekerja sama dengan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) France, Eka Moncarre, kegiatan promosi dilakukan secara holistik. Tidak terbatas promosi destinasi wisata dan budaya tetapi juga kuliner, kain-kain tradisional, hingga barang ekspor.
Namun demikian, ujarnya tidak dapat dipungkiri saat ini tantangan besar dunia, yaitu wabah coronavirus COVID-19 menimbulkan kecemasan warga dunia, bahkan mengguncang dunia perdagangan dan ekonomi.
Dubes Tata mengatakan Pemerintah Indonesia melakukan sejumlah langkah pencegahan dan antisipasi, terutama menghentikan penerbangan dari dan ke Tiongkok, penghentian bebas visa kunjungan dan Visa-on-Arrivals (VoA) dari mainland Tiongkok, hingga membatasi kedatangan visitor internasional yang pernah ke Tiongkok dalam waktu 14-hari.
Dalam hal kemampuan medis, Pemerintah Indonesia memiliki kapasitas dalam melakukan deteksi dan tes COVID-19. Jumlah wisman asal Tiongkok cukup besar, sekitar dua juta, sehingga langkah pembatasan sementara dari Pemerintah Indonesia memiliki dampak economic loss yang cukup besar, ujarnya.
Dikatakan langkah ini harus diambil untuk melindungi warga Indonesia. Di sisi lain, kekosongan dari pasar Tiongkok ini harus dapat diolah mejadi sebuah peluang untuk menggarap pasar negara lain. Salah satunya adalah wisman asal Prancis.
Prancis merupakan salah satu target pasar wisman Indonesia dari kawasan Eropa. Forum B2B meeting di KBRI Paris ini merupakan event kedua yang dilakukan di tahun 2020 untuk promosi pariwisata, sebelumnya melalui Paviliun Indonesia dalam pameran SIT Nantes.
BPS mencatat kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta, dan wisman dari Prancis ke Indonesia berjumlah 283,8 ribu, menurun 1,43 % dibanding tahun 2018.
Dalam waktu dekat, akan dilakukan sejumlah kegiatan promosi dan kolaborasi Indonesia-Prancis, seperti expo di Merci Paris, Village Gastronomie Indonesia di Jardin Tuileries, dan gebyar gamelan Bali di Paris. Rangkaian acara merupakan bagian perayaan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Prancis di tahun 2020 ini. (ZG)
Keragamanan destinasi, fasilitas dan akses memadai, serta situasi domestik yang stabil, Indonesia terus berupaya menjadi kekuatan wisata dunia menjadi andalan penerimaan pendapatan negara dari tahun ke tahun.
Dubes Arrmanatha Nasir, atau Tata, menyoroti angka wisman ke Indonesia, secara keseluruhan belum memenuhi target di tahun 2019. “Penuruan wisman Prancis memang tidak banyak, tapi ini sudah jadi pekerjaan rumah bersama untuk meningkatkan ekspos Indonesia di luar negeri,” ujar Dubes Tata, di hadapan 160 tur operator, agen perjalanan, dan tourism partners dalam B2B Tourisme Meeting di KBRI Paris pada Rabu malam (26/2).
Penyelenggaraan forum B2B ini salah satu langkah KBRI untuk menggenjot wisman Prancis di tahun 2020. Bekerja sama dengan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) France, Eka Moncarre, kegiatan promosi dilakukan secara holistik. Tidak terbatas promosi destinasi wisata dan budaya tetapi juga kuliner, kain-kain tradisional, hingga barang ekspor.
Namun demikian, ujarnya tidak dapat dipungkiri saat ini tantangan besar dunia, yaitu wabah coronavirus COVID-19 menimbulkan kecemasan warga dunia, bahkan mengguncang dunia perdagangan dan ekonomi.
Dubes Tata mengatakan Pemerintah Indonesia melakukan sejumlah langkah pencegahan dan antisipasi, terutama menghentikan penerbangan dari dan ke Tiongkok, penghentian bebas visa kunjungan dan Visa-on-Arrivals (VoA) dari mainland Tiongkok, hingga membatasi kedatangan visitor internasional yang pernah ke Tiongkok dalam waktu 14-hari.
Dalam hal kemampuan medis, Pemerintah Indonesia memiliki kapasitas dalam melakukan deteksi dan tes COVID-19. Jumlah wisman asal Tiongkok cukup besar, sekitar dua juta, sehingga langkah pembatasan sementara dari Pemerintah Indonesia memiliki dampak economic loss yang cukup besar, ujarnya.
Dikatakan langkah ini harus diambil untuk melindungi warga Indonesia. Di sisi lain, kekosongan dari pasar Tiongkok ini harus dapat diolah mejadi sebuah peluang untuk menggarap pasar negara lain. Salah satunya adalah wisman asal Prancis.
Prancis merupakan salah satu target pasar wisman Indonesia dari kawasan Eropa. Forum B2B meeting di KBRI Paris ini merupakan event kedua yang dilakukan di tahun 2020 untuk promosi pariwisata, sebelumnya melalui Paviliun Indonesia dalam pameran SIT Nantes.
BPS mencatat kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta, dan wisman dari Prancis ke Indonesia berjumlah 283,8 ribu, menurun 1,43 % dibanding tahun 2018.
Dalam waktu dekat, akan dilakukan sejumlah kegiatan promosi dan kolaborasi Indonesia-Prancis, seperti expo di Merci Paris, Village Gastronomie Indonesia di Jardin Tuileries, dan gebyar gamelan Bali di Paris. Rangkaian acara merupakan bagian perayaan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Prancis di tahun 2020 ini. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar