Artis Hannah Al Rashid mudik ke London dukung film laga
News ID: 1541676
London (ANTARA) -
Bintang film Indonesia Hannah Al Rashid (34) kelahiran London, akhirnya bisa mengunjuk kebolehannya dalam film laga “Exiled: The Chosen Ones,” diproduksi Silent D Pictures dan Rocket Sky High Motion Pictures dari Inggris.
“Ini pengalaman pertama shooting film feature di UK, sebelumnya pernah shooting film pendek,” ujar Hanna kepada Antara London, Minggu.
Hanna, aktivis Indonesia berkebangsaan Inggris adalah putri Aidinal Al Rashid asal Sulawesi dan ibu Anne Marie Al Rashid dari Perancis hijrah ke Indonesia karena ingin bekerja di UNDP namun terdampar sebagai model video clip dan akhirnya menjadi artis dan model serta pembawa acara.
Dalam film yang dibingtangi aktor laga asal Singapura, Sunny Pang, Hanna didominasi sebagai pameran utama wanita terbaik di Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 mengaku keterlibatannya dalam film “Exiled: The Chosen Ones,” pengalaman seru.
Sutradara Ranjeet S. Marwa dari Rocket Sky High Motion Pictures mengatakan ia sangat mengemari Hannah sejak pertama melihatnya di film 'The Night Comes For Us' karya Timo Tjahjanto.
“Sunny dan Hannah mengenal satu sama lain dengan baik dan ketika ada kesempatan bisa bekerja dengan mereka pun tidak disia-siakan , ujarnya dan diharapkan film ini melampaui ekspektasi semua orang karena tidak ada film yang dibuat sebelumnya di Inggris.
Hannah yang baru pertama kali terlibat dalam pembuatan film di Inggris mengaku bekerja sama dengan sutradara sangat profesional. “Walaupun jumlah crewnya kecil dibandingkan film feature di Indonesia, tapi semuanya baik dan professional,” ujar Hannah yang pernah membintangi acara komedi di televisi Awas Ada Sule.
Film diproduksi Djonny Chen bersama Gurnam S. Marwa dan Nick Khan serta Ranjeet S. Marwa itu Hanna mengaku dunia perfilm di Indonesia di masa pandemi covid saat ini cukup menyedihkan.
Banyak rekan se-profesi dan juga industri perfilman baik yang di depan kamera maupun di belakang kamera mengalami kesulitan karena banyak produksi ditunda dan bahkan di-cancelled, ujar Hanna.
“Sayangnya tidak ada bantuan dari pemerintah. Selain itu ia juga merasa sedih melihat banyak film yang dibintangi rekan-rekannya sudah jadi tapi belum dapat ditayangkan karena bioskop masih belum dibuka,” ujar Hannah yang pernah menjadi nominasi pameran pendukung wanita terbaik di film Comic 8:Casino Kings part 2.
Sejak pandemi Covid-19 merebak dunia yang belum tahu kapan berkahir, Hannah mengaku ada juga producer film di Indonesia yang mulai produksi tentunya dengan protocol kesehatan seperti rapid atau swab test untuk semua team.
Proses filming di Inggris juga mengikuti protocol Kesehatan, termasuk di lokasi disiapkan masker, face shield dan antibacterial spray, ujarnya.
Hanna yang pernah menjadi juri di acara Stand Up Comedy Academy mengaku banyak pengalaman yang berkesan selama pengambilan gambar yang dilakukan di Birmingham seperti ngobrol bersama crew soal pengalaman masing-masing dan banyak belajar dari mereka.
“Saya sadar juga betapa positive insan film di Inggris dan reaksi terhadap film Indonesia terutama genre action, karena mereka sempat lihat beberapa film seperti Headshot dan The Night Comes For Us di Netflix,” ujar Hanna menambahkan mereka banyak bertanya soal process shooting dua film tersebut.
“Senang sih mendengar mereka sangat apresiasi pada pembuat film Indonesia yang karyanya dapat diakses melalui platform international seperti Netflix. Ternyata di mata crew UK, film makers Indonesia yang menghasilkan film genre action yang paling seru di dunia selalu ditunggu karya selanjutnya.
Sebagai actor yang sering main di genre itu, dan tau betapa melelahkan dan ribet shooting film action, jadi merasa senang dan bangga saat crew sini bilang begitu, ujar Hanna yang tidak pernah bercita-cita untuk menjadi pemain film.
Meskipun sejak remaja sangat suka dengan Indonesian cinema dan suka nonton film indonesia lewat koleksi VCD/DVD milik ayahnya, Aidinal Al Rashid seorang pesilat dan pernah menjadi Ketua Silat di Inggris.
Saat pindah ke Indonesia dan mulai kerja di industry entertainment, saya sadar jauh lebih ingin masuk industry perfilman daripada TV, karena dari dulu memang suka film Indonesia.
Hanna mengakui saat ia ikut dalam film pertama yang disutradrai Joko Anwar, Hanna pun menjadi ketagihan dan ingin terus menjadi bagian dan Indonesian cinema. “Saya bercita-cita ingin membawa film Indonesia ke Inggris. seperti tahun lalu ia sempat kurasi Films of the Archipelago untuk Deptford Cinema di South London dan membawa empat film Indonesia.
Mengenai film yang dibintanginya Hanna mengaku film Exiled cukup seru, film action thriller dengan berbagai konsep yang experimental dan menjadi kolaborasi antara berbagai negara.
“Senang banget bisa kerjasama dengan Sunny Pang lagi, dan melihat dia bisa membagi ilmu tentang genre action di Asia dan diterima oleh crew UK dan sutradara Ranjeet dengan sangat baik.
Para team UK sangat mau belajar dari pengalaman shooting action kami di Indonesia, jadi Semoga ke depan akan ada lebih banyak kolaborasi antara Inggris, Indonesia dan Singapore, ujarnya.
Sementara itu Djonny Chen dari Silent D Pictures film mengatakan film yang bercerita tentang pemimpin global yang akan memulai program baru dengan melegitimasi usaha dalam pertunjukan permainan.
Permainan akan disiarkan secara langsung, di mana kontestan secara acak akan diasingkan ke dalam hutan beton, dipaksa untuk membunuh satu sama lain demi kebebasan mereka. Pemirsa akan bertaruh pada siapa yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.
Bagaimanapun tidak ada yang selamat dari permainan setelah virus buatan manusia gagal mengurangi daerah berpenduduk berlebih di dunia, demikian Djonny Chen, sutradara Indonesia yang berkiprah di Inggris.(ZG)
Bintang film Indonesia Hannah Al Rashid (34) kelahiran London, akhirnya bisa mengunjuk kebolehannya dalam film laga “Exiled: The Chosen Ones,” diproduksi Silent D Pictures dan Rocket Sky High Motion Pictures dari Inggris.
“Ini pengalaman pertama shooting film feature di UK, sebelumnya pernah shooting film pendek,” ujar Hanna kepada Antara London, Minggu.
Hanna, aktivis Indonesia berkebangsaan Inggris adalah putri Aidinal Al Rashid asal Sulawesi dan ibu Anne Marie Al Rashid dari Perancis hijrah ke Indonesia karena ingin bekerja di UNDP namun terdampar sebagai model video clip dan akhirnya menjadi artis dan model serta pembawa acara.
Dalam film yang dibingtangi aktor laga asal Singapura, Sunny Pang, Hanna didominasi sebagai pameran utama wanita terbaik di Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 mengaku keterlibatannya dalam film “Exiled: The Chosen Ones,” pengalaman seru.
Sutradara Ranjeet S. Marwa dari Rocket Sky High Motion Pictures mengatakan ia sangat mengemari Hannah sejak pertama melihatnya di film 'The Night Comes For Us' karya Timo Tjahjanto.
“Sunny dan Hannah mengenal satu sama lain dengan baik dan ketika ada kesempatan bisa bekerja dengan mereka pun tidak disia-siakan , ujarnya dan diharapkan film ini melampaui ekspektasi semua orang karena tidak ada film yang dibuat sebelumnya di Inggris.
Hannah yang baru pertama kali terlibat dalam pembuatan film di Inggris mengaku bekerja sama dengan sutradara sangat profesional. “Walaupun jumlah crewnya kecil dibandingkan film feature di Indonesia, tapi semuanya baik dan professional,” ujar Hannah yang pernah membintangi acara komedi di televisi Awas Ada Sule.
Film diproduksi Djonny Chen bersama Gurnam S. Marwa dan Nick Khan serta Ranjeet S. Marwa itu Hanna mengaku dunia perfilm di Indonesia di masa pandemi covid saat ini cukup menyedihkan.
Banyak rekan se-profesi dan juga industri perfilman baik yang di depan kamera maupun di belakang kamera mengalami kesulitan karena banyak produksi ditunda dan bahkan di-cancelled, ujar Hanna.
“Sayangnya tidak ada bantuan dari pemerintah. Selain itu ia juga merasa sedih melihat banyak film yang dibintangi rekan-rekannya sudah jadi tapi belum dapat ditayangkan karena bioskop masih belum dibuka,” ujar Hannah yang pernah menjadi nominasi pameran pendukung wanita terbaik di film Comic 8:Casino Kings part 2.
Sejak pandemi Covid-19 merebak dunia yang belum tahu kapan berkahir, Hannah mengaku ada juga producer film di Indonesia yang mulai produksi tentunya dengan protocol kesehatan seperti rapid atau swab test untuk semua team.
Proses filming di Inggris juga mengikuti protocol Kesehatan, termasuk di lokasi disiapkan masker, face shield dan antibacterial spray, ujarnya.
Hanna yang pernah menjadi juri di acara Stand Up Comedy Academy mengaku banyak pengalaman yang berkesan selama pengambilan gambar yang dilakukan di Birmingham seperti ngobrol bersama crew soal pengalaman masing-masing dan banyak belajar dari mereka.
“Saya sadar juga betapa positive insan film di Inggris dan reaksi terhadap film Indonesia terutama genre action, karena mereka sempat lihat beberapa film seperti Headshot dan The Night Comes For Us di Netflix,” ujar Hanna menambahkan mereka banyak bertanya soal process shooting dua film tersebut.
“Senang sih mendengar mereka sangat apresiasi pada pembuat film Indonesia yang karyanya dapat diakses melalui platform international seperti Netflix. Ternyata di mata crew UK, film makers Indonesia yang menghasilkan film genre action yang paling seru di dunia selalu ditunggu karya selanjutnya.
Sebagai actor yang sering main di genre itu, dan tau betapa melelahkan dan ribet shooting film action, jadi merasa senang dan bangga saat crew sini bilang begitu, ujar Hanna yang tidak pernah bercita-cita untuk menjadi pemain film.
Meskipun sejak remaja sangat suka dengan Indonesian cinema dan suka nonton film indonesia lewat koleksi VCD/DVD milik ayahnya, Aidinal Al Rashid seorang pesilat dan pernah menjadi Ketua Silat di Inggris.
Saat pindah ke Indonesia dan mulai kerja di industry entertainment, saya sadar jauh lebih ingin masuk industry perfilman daripada TV, karena dari dulu memang suka film Indonesia.
Hanna mengakui saat ia ikut dalam film pertama yang disutradrai Joko Anwar, Hanna pun menjadi ketagihan dan ingin terus menjadi bagian dan Indonesian cinema. “Saya bercita-cita ingin membawa film Indonesia ke Inggris. seperti tahun lalu ia sempat kurasi Films of the Archipelago untuk Deptford Cinema di South London dan membawa empat film Indonesia.
Mengenai film yang dibintanginya Hanna mengaku film Exiled cukup seru, film action thriller dengan berbagai konsep yang experimental dan menjadi kolaborasi antara berbagai negara.
“Senang banget bisa kerjasama dengan Sunny Pang lagi, dan melihat dia bisa membagi ilmu tentang genre action di Asia dan diterima oleh crew UK dan sutradara Ranjeet dengan sangat baik.
Para team UK sangat mau belajar dari pengalaman shooting action kami di Indonesia, jadi Semoga ke depan akan ada lebih banyak kolaborasi antara Inggris, Indonesia dan Singapore, ujarnya.
Sementara itu Djonny Chen dari Silent D Pictures film mengatakan film yang bercerita tentang pemimpin global yang akan memulai program baru dengan melegitimasi usaha dalam pertunjukan permainan.
Permainan akan disiarkan secara langsung, di mana kontestan secara acak akan diasingkan ke dalam hutan beton, dipaksa untuk membunuh satu sama lain demi kebebasan mereka. Pemirsa akan bertaruh pada siapa yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.
Bagaimanapun tidak ada yang selamat dari permainan setelah virus buatan manusia gagal mengurangi daerah berpenduduk berlebih di dunia, demikian Djonny Chen, sutradara Indonesia yang berkiprah di Inggris.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar