Minggu, 23 Maret 2008

DUBES HAZAIRIN POHAN

D0230308000324 23-MAR-08 SOS JKT

EXPO INDONESIA LANGKAH BESAR DUBES HAZAIRIN POHAN


Oleh ; Zeynita Gibbons


London, 23/3 (ANTARA) - Bagi Dutabesar RI di Polandia, Hazairin Pohan, tidak ada keraguan sedikitpun untuk mengelar perelatan besar yang bertajuk "1st Indonesia Expo in Central and East Europe" (1st IE-CEE), pameran dagang, investasi dan pariwisata Indonesia pertama dan terbesar untuk wilayah Eropa Tengah dan Timur, Mei mendatang.


Pameran akbar Indonesia yang akan dilangsungkan selama tiga hari di gedung pameran termegah di Polandia Expo-XXI seluas 10.000 meter persegi mengusung thema "Bridging the Distance", itu sebelumnya sempat membuat rekannya sesama dubes yang berada di wilayah Eropa Timur dan Tengah meragukan akan keberhasilannya.


"Kalau tidak sekarang kapan lagi," ujarnya kepada ANTARA di Berlin. Kehadiran Hazairin Pohan di pameran pariwisata terbesar ITB Berlin belum lama ini dalam upaya menjajaki kerjasama dan mengajak para industri pariwisata indonesia untuk bergabung meramaikan Expo Indonesia.


Menurut Hazairin Pohan yang mengawali karirnya di Deplu tahun 1980, dalam Expo Indonesia selain diisi dengan pameran produk unggulan Indonesia juga digelar temu-usaha, seminar investasi, dan promosi berbagai paket wisata dengan diselingi berbagai acara kesenian dan kebudayaan.


Putra Pematang Siantar yang dilahirkan 12 November 1953 menjelaskan sampai saat ini persiapan teknis di lapangan sudah selesai dikerjakan dan kini tinggal mendatangkan pembeli dan "tour operator". Diharapkan acara itu tidak akan mengalami kendala.


Selain itu juga koordinasi dengan seluruh perwakilan bidang ekonomi di seluruh wilayah Eropa juga dilakukan dengan mengadakan pertemuan dan bahkan program rencana aksi untuk seluruh perwakilan juga telah disampaikan.


Masih banyak pekerjaan yang akan dilakukan Hazairin Pohan yang gemar ber-"jam session" dengan bandnya di KBRI, diantaranya "road show" ke berbagai negara lainnya seperti ke Lithunia, Balairus, Rusia dan Spanyol, di samping bertemu dengan perwakilan Indonesia di Jerman dan Brusel.


Diakuinya di Eropa terdapat 48 negara, tugas kita para perwakilan adalah mendatangkan buyer dan investor sementara di Jakarta bertugas untuk mendatangkan "best exhibitor", ujarnya merinci tugas masing masing dalam mensukseskan kerja besarnya itu.


Optimis

Hazairin Pohan yang fasih bahasa Rusia dan pernah ditempatkan di Moskow selama empat tahun (1986-1989) mengakui berbagai pihak di Jakarta juga mengkhawatirkan apakah ia bisa mendatangkan lima ribu pembeli ke Indonesian Expo. "Saya optimis," katanya. Apalagi di Eropa ada 26 Dubes.


Rasa optimis Hazairin Pohan, yang berasal dari keluarga besar dengan 13 saudara itu membuat dirinya terlibat mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dilakukannya sendiri dan bahkan tidak segan segan menemui para langsung para pengusaha di daerah-daerah di Indonesia.

Beberapa pejabat telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi pembicara dalam seminar seperti Ketua BKPM M Lutfi, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Perdagangan Marie Pangestu serta Menteri Perindustrian Fahmi Idris dan banyak lagi.

Harapan ayah empat putra yang dua diantaranya kuliah di Universitas Indonesia merasa yakin akan keberhasilan Expo Indoensia ini, ujarnya dan bahkan diharapkannya expo ini tidak hanya cukup sekali diadakan kalau perlu setiap tahun.


Menurut Hazairin Pohan, yang senang membaca dan olahraga golf ini, promosi tidak cukup hanya dilakukan sekali saja tetapi perlu berulang ulang dan berkelanjutan apabila menginginkan hasil yang maksimal.


Meskipun acaranya bertajuk pameran dagang, investasi dan pariwisata Indonesia untuk wilayah Eropa Tengah dan Timur, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi negara Eropa Barat lainnya, ujar Hazairin Pohan yang tengah menyiapkan buku pertamanya mengenai Politics of the Central and East European Countries.


Longgar dan putus

Hal ini diakuinya selama 10 tahun terakhir ini sejak resesi kiprah Indonesia di Eropa seakan akan ditelan malam. "Jalur ekonomi banyak yang longgar dan bahkan ada yang putus," ujarnya tidak heran apabila Hazairin Pohan berusaha untuk merajut kembali benang-benang yang putus.


Indonesia Expo itu melibatkan Dubes RI di kawasan Eropa Timur yang berkedudukan di Beograd (Serbia), Bratislava (Slovakia), Bucharest (Romania), Budapest (Hongaria), Kiev (Ukraina), Moskwa (Rusia), Praha (Cheska), Sofia (Bulgaria), dan Warsawa (Polandia)dan mendapat dukungan dari Departemen Luar Negeri.


Untuk pertama kalinya Deplu mendapat tugas dari pemerintah untuk melakukan promosi, ujarnya menambahkan bahwa sebenarnya promosi bukan pekerjaan Deplu, namun melihat kegiatan promosi yang dilakukan setiap saat diluar negeri secara sektoral dan bahkan kedutaan hanya menjadi fasilitator.


Kini saatnya pada Dubes menunjukkan kemampuannya untuk melakukan promosi mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan dilakukan sendiri dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, ujar Hazairin Pohan yang pernah ditempatkan di New York.

Meskipun ide yang dilontarkannya sempat membuat rekan rekannya para dubes dari berbagai negara di Eropa Tengah dan Timur meragukan keberhasilan pameran yang digelar untuk pertama kalinya secara besar besaran itu, namun bagi Hazairin Pohan yang menjadi ketua penyelenggara merupakan pekerjaan yang harus dilakukan.


Dikatakannya Ist IC CEE itu bertujuan untuk membangun hubungan yang kuat antara produsen barang dan jasa yang terbaik di Indonesia dengan Eropa, pelaku ekonomi terbesar di dunia dengan populasi 800 juta jiwa.


Sebagai suatu event yang strategis di mana pihak pembeli berkesempatan untuk secara lebih dekat melihat produk-produk berkualitas ekspor, peluang investasi dan paket wisata yang ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia, para pengusaha dan operator wisata dari Indonesia.


Menurut Hazairin Pohan, 1st IE-CEE didasari dengan analisa pasar yang cermat yang dilakukan paraahli profesional bahwa Indonesia sebagai sebuah negara di Asia harus dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar, sehingga dapat menjalankan peran ekonomi yang lebih kuat di negara-negara Eropa.


Polandia adalah negara terluas di Eropa Tengah yang memiliki infrastruktur ekonomi yang kuat, dengan sekitar 40 juta penduduk berdaya beli cukup tinggi, merupakan anggota Uni Eropa dan memiliki pertumbuhan GDP 6-7 persen, yang membuat Polandia dapat dijadikan gerbang untuk memasuki seluruh negara-negara Eropa yang berpangsa pasar 580 juta jiwa. (U-ZG)

(T.H-ZG/B/E007/E007) 23-03-2008 10:40:18


Tidak ada komentar: