Rabu, 05 Maret 2008

INGGRIS HARGAI INDONESIA


MENLU RI: INGGRIS HARGAI PERKEMBANGAN DI INDONESIA

Wilton Park, West Sussex, 3/3 (ANTARA) - Menteri Luar Indonesia Nur Hassan Wirajuda mengatakan bahwa pemerintah Inggris sangat menghargai perkembangan yang terjadi di Indonesia, khususnya setelah reformasi digulirkan 10 tahun lalu.

"Selain itu Pemerintah Inggris tengah mencari masukan, khususnya perkembangan yang terjadi selama ini," ujar Hassan Wirajuda usai pembukaan konperensi "Indonesia: Politik dan Prospek Ekonomi" yang digelar di Wilton Park, Steyning, West Sussex, dua jam dari kota London, Senin siang.

Menurut dia, dari masukan yang ada pemerintah Inggris diharapkan dapat memajukan kebijaksanaan yang lebih baik dan efektif khususnya yang berhubungan dengan Indonesia.
Dia mengatakan, dengan ada pemahaman yang baik tentang Indonesia dan ada apresiasi serta hubungan bilateral, baik pemerintah dan bisnis serta kelompok kelompok antara kedua negara, diharapkan akan memberikan dampak yang lebih baik bagi dunia.

Menurut Menlu, konperensi yang digelar di kastil Inggris yang dibangun tahun 1086 ini juga sangat bagus untuk kalangan peserta dam pembicara dari Indonesia dalam menyampaikan perkembangan yang ada di tanah air secara lebih tepat.

Konperensi yang diikuti berbagai kalangan, pemerintah kedua negara, akademisi, pebisnis, serta NGO itu diharapkan dapat memperkaya wawasan pemahaman dan apresiassi terhadap perkembangan yang terjadi di Indonesia.

Sementara itu Pejabat dari Kementerian Luar Negeri Inggris Meg Munn mengatakan bahwa bahwa banyak kemajuan yang terjadi di Indonesia dan bahkan Indonesia berhasil memainkan peranan dalam berbagai bidang di dunia Internasional.

Kerjasama antara pemerintah Inggris dan Indonesia selama ini telah berjalan baik dan dengan dibentuknya UK Indonesia Advisory Group yang anggotanya terdiri dari berbagai kalangan pimpinan Agama Islam memberikan pengertian mengenai pemahaman Islam.
Konperensi yang diselenggarakan Wilton Park Conference bekerja sama dengan British Council, Jakarta, dan kantor Departemen Luar Negeri Inggris itu berlangsung hingga 6 Maret.

Diskusi tertutup itu menghadirkan para pembicara dari Indonesia di antaranya Dewi Fortuna Anwar, Yudi Latif, Yenny Wahid, Marty Natalegawa, Tiffatul Sembiring, Din Syamsudin, serta Emil Salim. (T.H-ZG/B/s018/s018) 04-03-2008 03:24:53

Tidak ada komentar: