PT. WIKA siap bangun proyek Tour de Gorée, Afrika
News ID: 812006
London (ANTARA) -
Tim teknis PT. WIKA berjumlah 15 orang sedang melakukan pekerjaan persiapan pelaksanaan pembangunan proyek Tour de Gorée, proyek investasi prestisius Indonesia terbesar di Afrika serta menjadi gedung tertinggi di Afrika Barat, siap melaksanakan tugasnya.
Hal itu terungkap dalam acara silaturahmi yang diadakan KBRI Dakar dengan masyarakat Indonesia sekaligus evaluasi kemajuan pembangunan Tour de Gorée yang dipimpin Duta Besar Mansyur Pangeran dan dihadiri seluruh staf KBRI Dakar, masyarakat Indonesia dan tim teknis PT. Wijaya Karya (WIKA). demikian keterangan dari KBRI Dakar yang diterima Antara, Jumat.
Dubes Mansyur mengatakan Proyek ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, mengukir sejarah Indonesia, tertanam dihati rakyat Afrika karena merupakan menara yang mengingatkan pahit getirnya penderitaan masyarakat Afrika di masa perbudakan.
Pulau Goree merupakan terminal terakhir penjualan budak dari Afrika ke Amerika dan Negara Eropa lainnya.
Dalam kesempatan itu, Dubes Mansyur Pangeran menerima penjelasan dari tim teknis PT. WIKA terkait kemajuan tahapan pembangunan Tour de Gorée setelah survei dan persiapan lainnya dilaksanakan.
Dubes menyampaikan kepada tim teknis PT. WIKA tentang permintaan Pemerintah Senegal yang mengharapkan agar desain bangunan dapat diselesaikan selambatnya akhir bulan Februari 2020. Hal ini mengingat awal April 2020, Presiden Macky Sall meresmikan pembangunan Tour de Goree tersebut.
Tim teknis PT. WIKA menyampaikan kesanggupan untuk memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan tersebut dan mengulangi komitmen PT. WIKA untuk menyelesaikan bangunan Tour de Gorée secara tepat waktu.
Silaturahmi dengan masyarakat Indonesia seperti ini secara rutin dilakukan KBRI Dakar tidak hanya dengan masyarakat Indonesia di Dakar, Senegal tetapi juga dengan masyarakat Indonesia di Guinea yang berjumlah sekitar 750 orang, di Gambia 7 orang, di Mali 11 orang dan wilayah akreditasi KBRI Dakar lainnya. Tujuan untuk upaya perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, melihat langsung keadaannya dan memberikan pelayanan lapangan sekiranya ada masyarakat Indonesia yang memerlukan dokumen seperti paspor, surat keterangan dll.
Bagi Dubes Mansyur Pangeran dalam menggalang silaturahmi dengan masyarakat Indonesia di wilayah akreditasi KBRI Dakar harus dengan hati, peduli dan berpihak serta terjun langsung di lapangan melihat dan bertatap muka dengan masyarakat Indonesia. Karenanya bagi Dubes Mansyur, pepatah Melayu tak kenal maka tak sayang tidak berlaku, yang berlaku tidak kenalpun semua masyarakat Indonesia wajib disayang.(ZG)
Tim teknis PT. WIKA berjumlah 15 orang sedang melakukan pekerjaan persiapan pelaksanaan pembangunan proyek Tour de Gorée, proyek investasi prestisius Indonesia terbesar di Afrika serta menjadi gedung tertinggi di Afrika Barat, siap melaksanakan tugasnya.
Hal itu terungkap dalam acara silaturahmi yang diadakan KBRI Dakar dengan masyarakat Indonesia sekaligus evaluasi kemajuan pembangunan Tour de Gorée yang dipimpin Duta Besar Mansyur Pangeran dan dihadiri seluruh staf KBRI Dakar, masyarakat Indonesia dan tim teknis PT. Wijaya Karya (WIKA). demikian keterangan dari KBRI Dakar yang diterima Antara, Jumat.
Dubes Mansyur mengatakan Proyek ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, mengukir sejarah Indonesia, tertanam dihati rakyat Afrika karena merupakan menara yang mengingatkan pahit getirnya penderitaan masyarakat Afrika di masa perbudakan.
Pulau Goree merupakan terminal terakhir penjualan budak dari Afrika ke Amerika dan Negara Eropa lainnya.
Dalam kesempatan itu, Dubes Mansyur Pangeran menerima penjelasan dari tim teknis PT. WIKA terkait kemajuan tahapan pembangunan Tour de Gorée setelah survei dan persiapan lainnya dilaksanakan.
Dubes menyampaikan kepada tim teknis PT. WIKA tentang permintaan Pemerintah Senegal yang mengharapkan agar desain bangunan dapat diselesaikan selambatnya akhir bulan Februari 2020. Hal ini mengingat awal April 2020, Presiden Macky Sall meresmikan pembangunan Tour de Goree tersebut.
Tim teknis PT. WIKA menyampaikan kesanggupan untuk memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan tersebut dan mengulangi komitmen PT. WIKA untuk menyelesaikan bangunan Tour de Gorée secara tepat waktu.
Silaturahmi dengan masyarakat Indonesia seperti ini secara rutin dilakukan KBRI Dakar tidak hanya dengan masyarakat Indonesia di Dakar, Senegal tetapi juga dengan masyarakat Indonesia di Guinea yang berjumlah sekitar 750 orang, di Gambia 7 orang, di Mali 11 orang dan wilayah akreditasi KBRI Dakar lainnya. Tujuan untuk upaya perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, melihat langsung keadaannya dan memberikan pelayanan lapangan sekiranya ada masyarakat Indonesia yang memerlukan dokumen seperti paspor, surat keterangan dll.
Bagi Dubes Mansyur Pangeran dalam menggalang silaturahmi dengan masyarakat Indonesia di wilayah akreditasi KBRI Dakar harus dengan hati, peduli dan berpihak serta terjun langsung di lapangan melihat dan bertatap muka dengan masyarakat Indonesia. Karenanya bagi Dubes Mansyur, pepatah Melayu tak kenal maka tak sayang tidak berlaku, yang berlaku tidak kenalpun semua masyarakat Indonesia wajib disayang.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar