Peringatan 70 tahun RI - Rusia momentum kemitraan strategis.
News ID: 804754
London (ANTARA) -
Hubungan Indonesia dan Rusia memasuki dimensi baru di abad ke-21, pada Peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara tahun 2020 menjadi momentum untuk menuju tingkat kemitraan strategis. Indonesia dan Rusia memiliki dasar-dasar hubungan yang kuat sebagai pondasi dalam kerja sama di berbagai bidang.
Hal tersebut menjadi topik Seminar “Menuju Kemitraan Strategis Indonesia-Rusia: Tantangan dan Peluang” yang diadakan KBRI Moskow di MGIMO University (Moscow State of International Relations) pada Selasa, (18/2).
Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana dalam keterangan yang diterima Antara London, Rabu menyebutkan pembicara utama dalam seminar Mikhail Fradkov, Perdana Menteri Rusia tahun 2004-2007 yang juga Direktur Institut Kajian Strategis Rusia didukung MGIMO University dan ASEAN Centre merupakan bagian dari peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia.
Hadir dalam seminar M. Wahid Supriyadi, Duta Besar Indonesia untuk Rusia merangkap Belarus, Anatoly Torkunov, Rektor MGIMO University, dan Victor Sumsky, Direktur ASEAN Centre di MGIMO University serta korps diplomatik, perwakilan kementerian terkait, pakar dan akademisi bidang hubungan internasional dan politik Rusia, pelaku bisnis, mahasiswa, pemerhati dan pecinta Indonesia di Rusia.
Mikhail Fradkov dalam keynote speech-nya mengatakan hubungan Indonesia dan Rusia dalam tingkat pembaharuan di tengah perkembangan situasi yang kompleks dan dinamis yang terjadi di kawasan dan dunia internasional saat ini. Kerja sama bidang tradisional kedua negara masih menjadi fokus, seperti teknik mesin, teknik militer, pariwisata dan pertanian. Akan tetapi, terdapat peluang besar mengembangkan kerja sama di bidang lainnya, seperti kesehatan dan industry farmasi, penerbangan sipil, energi, keamanan siber, pendidikan dan pelatihan.
Seminar tiga sesi ini menghadirkan pembicara dari Indonesia, Hariyadi Wirawan Ph.D, Dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia mengangkat tema Towards Indonesia-Russia Strategic Partnership, dan Fajrin Rasyid, CEO Bukalapak menyampaikan tema Bridging Indonesia-Russia: Digital Economy Way. Sedangkan seorang pembicara lainnya adalah Dr. Ahmad Fahrurodji, Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengulas tema Indonesia-Russia: Challenges of Multi-Cultural Society, dengan moderator M. Prayoga Permana, kandidat doktor dari Department of Public Policy and Management Universitas Groningen Belanda.
Fajrin Rasyid menilai besarnya peluang kerja sama ekonomi digital. Perkembangan ekonomi digital yang sangat cepat di era revolusi industri 4.0 saat ini berpeluang lebih meningkatkan kerja sama di antara para pelaku ekonomi Indonesia dengan Rusia, dan Bukalapak siap menjalin kerja sama dengan perusahaan startup Rusia.
Duta Besar Wahid Supriyadi mencatat pada peringatan 70 tahun hubungan diplomatik dapat dilihat kerja sama kedua negara di berbagai bidang pada tingkat yang lebih tinggi. Kedekatan ikatan personal dan saling pengertian dari pemimpin kedua negara menjadi pusat kesuksesan hubungan dan kerja sama. “Indonesia memiliki dialog yang intensif dengan Rusia, seperti di bidang politik, ekonomi, pertahanan, keamanan, dan budaya yang menunjukan luas dan dalamnya hubungan kedua negara kita,” kata Dubes Wahid.
Selain seminar, peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia di MGIMO University dirangkai juga dengan pameran foto Indonesia “Faces of Indonesia” karya fotografer Rusia, Sergey Kovalchuk. Sebanyak 23 foto berukuran besar menampilkan beragam wajah dan aktifitas warga Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia, menghiasi Atrium Hall MGIMO University. Pameran berlangsung tanggal 15-21 Februari mendatang.
Sementara itu, seminar yang sama juga diadakan di St. Petersburg 20 Februari mendatang kerja sama KBRI Moskow dengan Pemerintah St. Petersburg.(ZG)
Hubungan Indonesia dan Rusia memasuki dimensi baru di abad ke-21, pada Peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara tahun 2020 menjadi momentum untuk menuju tingkat kemitraan strategis. Indonesia dan Rusia memiliki dasar-dasar hubungan yang kuat sebagai pondasi dalam kerja sama di berbagai bidang.
Hal tersebut menjadi topik Seminar “Menuju Kemitraan Strategis Indonesia-Rusia: Tantangan dan Peluang” yang diadakan KBRI Moskow di MGIMO University (Moscow State of International Relations) pada Selasa, (18/2).
Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana dalam keterangan yang diterima Antara London, Rabu menyebutkan pembicara utama dalam seminar Mikhail Fradkov, Perdana Menteri Rusia tahun 2004-2007 yang juga Direktur Institut Kajian Strategis Rusia didukung MGIMO University dan ASEAN Centre merupakan bagian dari peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia.
Hadir dalam seminar M. Wahid Supriyadi, Duta Besar Indonesia untuk Rusia merangkap Belarus, Anatoly Torkunov, Rektor MGIMO University, dan Victor Sumsky, Direktur ASEAN Centre di MGIMO University serta korps diplomatik, perwakilan kementerian terkait, pakar dan akademisi bidang hubungan internasional dan politik Rusia, pelaku bisnis, mahasiswa, pemerhati dan pecinta Indonesia di Rusia.
Mikhail Fradkov dalam keynote speech-nya mengatakan hubungan Indonesia dan Rusia dalam tingkat pembaharuan di tengah perkembangan situasi yang kompleks dan dinamis yang terjadi di kawasan dan dunia internasional saat ini. Kerja sama bidang tradisional kedua negara masih menjadi fokus, seperti teknik mesin, teknik militer, pariwisata dan pertanian. Akan tetapi, terdapat peluang besar mengembangkan kerja sama di bidang lainnya, seperti kesehatan dan industry farmasi, penerbangan sipil, energi, keamanan siber, pendidikan dan pelatihan.
Seminar tiga sesi ini menghadirkan pembicara dari Indonesia, Hariyadi Wirawan Ph.D, Dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia mengangkat tema Towards Indonesia-Russia Strategic Partnership, dan Fajrin Rasyid, CEO Bukalapak menyampaikan tema Bridging Indonesia-Russia: Digital Economy Way. Sedangkan seorang pembicara lainnya adalah Dr. Ahmad Fahrurodji, Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengulas tema Indonesia-Russia: Challenges of Multi-Cultural Society, dengan moderator M. Prayoga Permana, kandidat doktor dari Department of Public Policy and Management Universitas Groningen Belanda.
Fajrin Rasyid menilai besarnya peluang kerja sama ekonomi digital. Perkembangan ekonomi digital yang sangat cepat di era revolusi industri 4.0 saat ini berpeluang lebih meningkatkan kerja sama di antara para pelaku ekonomi Indonesia dengan Rusia, dan Bukalapak siap menjalin kerja sama dengan perusahaan startup Rusia.
Duta Besar Wahid Supriyadi mencatat pada peringatan 70 tahun hubungan diplomatik dapat dilihat kerja sama kedua negara di berbagai bidang pada tingkat yang lebih tinggi. Kedekatan ikatan personal dan saling pengertian dari pemimpin kedua negara menjadi pusat kesuksesan hubungan dan kerja sama. “Indonesia memiliki dialog yang intensif dengan Rusia, seperti di bidang politik, ekonomi, pertahanan, keamanan, dan budaya yang menunjukan luas dan dalamnya hubungan kedua negara kita,” kata Dubes Wahid.
Selain seminar, peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia di MGIMO University dirangkai juga dengan pameran foto Indonesia “Faces of Indonesia” karya fotografer Rusia, Sergey Kovalchuk. Sebanyak 23 foto berukuran besar menampilkan beragam wajah dan aktifitas warga Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia, menghiasi Atrium Hall MGIMO University. Pameran berlangsung tanggal 15-21 Februari mendatang.
Sementara itu, seminar yang sama juga diadakan di St. Petersburg 20 Februari mendatang kerja sama KBRI Moskow dengan Pemerintah St. Petersburg.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar