Kesenian Minang dalam acara malam budaya di Norwegia
News ID: 754573
London (ANTARA) - Kedutaan Indonesia di Oslo mengelar Malam Budaya Indonesia dalam rangka merayakan hari jadi ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia dengan menampilkan kesenian Minang dari Sanggar Rumah Gadang Indonesia dari Sumatera Barat dan Saung Angklung Udjo dari Jawa Barat diadakan, di Gamle Logen, Oslo, Rabu malam ( 29/1)
Alunan merdu musik Angklung dan keindahan Tari Piring menggema di jantung dalam acara peringatan hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia kini telah memasuki usia ke-70.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia, Todung Mulya Lubis menyampaikan hari jadi ke-70 Indonesia dan Norwegia ini sangatlah spesial karena menandai hubungan kerja sama yang erat antara kedua negara yang terjalin sudah sangat lama. ‘Kerja sama Indonesia dan Norwegia berlangsung dalam berbagai bidang dan sudah terjalin dengan sangat baik.
Kedua negara menikmati sejumlah keuntungan dari berbagai kerja sama bilateral maupun multilateral, termasuk di antaranya kerja sama dalam bidang perikanan, energi, lingkungan, kesehatan, HAM, dan masih banyak lagi’, demikian Dubes Mulya Lubis.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Marianne Hagen, mengatakan sangat senang melihat hubungan Indonesia dan Norwegia yang semakin baik. Hal ini tercermin dari banyaknya kunjungan kerja sama dari pemerintah Norwegia ke Indonesia dan begitu pula sebaliknya, serta banyaknya kesepakatan kerja sama yang terjalin di kedua negara selama ini..
Dalam kesempatan itu Marianne Hagen mendapatkan hadiah spesial berupa selendang tenun khas Sumatera Barat yang diberikan penari pada saat penampilan Tari Paasambahan.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Oslo, Nina Evayanti kepada Antara London, Kamis mengatakan Malam Budaya Indonesia berlangsung meriah dan mendapatkan sambutan yang dari penonton.
Hal ini terlihat dari tingginya animo dan antusiasme para penonton yang menyaksikan setiap pertunjukkan. Lebih dari 200 penonton dari berbagai kelompok dan pemerintah, pejabat diplomatik di Oslo, pebisnis, akademisi, friends of Indonesia, dan diaspora Indonesia di Norwegia.
Sanggar Seni Sumbar menampilkan empat tarian termasuk diantaranya Tari Pasambahan dan Tari Piring. Para penonton dibuat terpukau oleh keindahan tarian terutama pada saat atraksi memecahkan piring dalam Tari Piring. Tidak hanya pertunjukkan tarian, Saung Angklung Udjo juga berhasil membuat suasana semakin semarak dengan penampilan nyanyian dan musik arumba.
Para penonton pun berkesempatan untuk ikut serta memainkan angklung dengan dipandu oleh musisi dari Saung Angklung Udjo. Kegiatan interaktif ini berhasil membuat semarak suasana dan terbukti dari para penonton yang seperti tidak rela harus berhenti bermain angklung.
Selain mengundang para penampil dari Indonesia, acara malam budaya ini juga menampilkan pertunjukan tarian dan nyanyian dari diaspora Indonesia dan warga Norwegia.
Tampil di acara ini adalah Murni Subakti dan Suzanna, penyanyi jazz Indonesia yang bermukim di Norwegia yang menyanyikan sejumlah lagu Indonesia dan Norwegia, kelompok tari binaan KBRI Oslo, Anak Indonesia menampilkan pertunjukan Tari Saman dan Audun, warga Norwegia yang beberapa waktu lalu sempat viral karena membuat lagu berjudul Nasi Padang.
Pelaksana Fungsi Politik KBRI Oslo, Nilton Amaral, menyampaikan pelibatan diaspora Indonesia dan friends of Indonesia dalam acara untuk memupuk kebersamaan dan keakraban antara penduduk kedua negara. “KBRI Oslo menyadari hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia dapat berjalan dengan sangat baik hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan diaspora Indonesia dan masyarakat Norwegia. Oleh karena itu, kami berupaya untuk dapat mengajak diaspora dan friends of Indonesiaberpartisipasi dalam berbagai kegiatan KBRI Oslo”, ujarnya Nilton.
Momen perayaan hari jadi ke-70 Indonesia dan Norwegia juga diresmikan organisasi masyarakat Indonesia-Norwegia, yakni Indonesia-Norway Association.
Organisasi ini diharapkan dapat semakin mempererat hubungan antar masyarakat Indonesia dan Norwegia, khususnya yang memiliki perhatian dan kedekatan khusus dalam hubungan kedua negara. ‘Organisasi ini diharapkan dapat membawa manfaat dan kebaikan lebih secara langsung bagi masyarakat Indonesia dan Norwegia serta semakin memperat hubungan antar masyarakat kedua negara’, ujar Dubes Mulya Lubis.
Bjorn Blokhus, mantan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia menjadi Ketua dari organisasi ini.
Indonesia dan Norwegia membuka hubungan diplomatik pada tanggal 25 Januari 1950. Norwegia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan dan pengakuan atas kedaulatan Indonesia pasca Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Indonesia selanjutnya membuka Kedutaan Besar di tahun 1950, namun ditutup pada sekitar tahun 1960.
Norwegia sendiri akhirnya membuka kantor Kedutaan Besar di Indonesia pada tahun 1971 dan Indonesia juga kembali membuka kantor Kedutaan Besar di Oslo pada 1982.
Selain acara Malam Budaya Indonesia ini, KBRI Oslo mengadakan seminar bertajuk ‘Enhancing Indonesia-Norway Trade and Investment Cooperation’ dengan pembicara antara lain Chatib Basri, Agus Salim Pangestu, Kjetil Urheim dari Jotun dan Harald Reigstad dari Tinfos, dan ditutup dengan pidato Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Jerry Sambuaga.(ZG)
Alunan merdu musik Angklung dan keindahan Tari Piring menggema di jantung dalam acara peringatan hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia kini telah memasuki usia ke-70.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia, Todung Mulya Lubis menyampaikan hari jadi ke-70 Indonesia dan Norwegia ini sangatlah spesial karena menandai hubungan kerja sama yang erat antara kedua negara yang terjalin sudah sangat lama. ‘Kerja sama Indonesia dan Norwegia berlangsung dalam berbagai bidang dan sudah terjalin dengan sangat baik.
Kedua negara menikmati sejumlah keuntungan dari berbagai kerja sama bilateral maupun multilateral, termasuk di antaranya kerja sama dalam bidang perikanan, energi, lingkungan, kesehatan, HAM, dan masih banyak lagi’, demikian Dubes Mulya Lubis.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Marianne Hagen, mengatakan sangat senang melihat hubungan Indonesia dan Norwegia yang semakin baik. Hal ini tercermin dari banyaknya kunjungan kerja sama dari pemerintah Norwegia ke Indonesia dan begitu pula sebaliknya, serta banyaknya kesepakatan kerja sama yang terjalin di kedua negara selama ini..
Dalam kesempatan itu Marianne Hagen mendapatkan hadiah spesial berupa selendang tenun khas Sumatera Barat yang diberikan penari pada saat penampilan Tari Paasambahan.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Oslo, Nina Evayanti kepada Antara London, Kamis mengatakan Malam Budaya Indonesia berlangsung meriah dan mendapatkan sambutan yang dari penonton.
Hal ini terlihat dari tingginya animo dan antusiasme para penonton yang menyaksikan setiap pertunjukkan. Lebih dari 200 penonton dari berbagai kelompok dan pemerintah, pejabat diplomatik di Oslo, pebisnis, akademisi, friends of Indonesia, dan diaspora Indonesia di Norwegia.
Sanggar Seni Sumbar menampilkan empat tarian termasuk diantaranya Tari Pasambahan dan Tari Piring. Para penonton dibuat terpukau oleh keindahan tarian terutama pada saat atraksi memecahkan piring dalam Tari Piring. Tidak hanya pertunjukkan tarian, Saung Angklung Udjo juga berhasil membuat suasana semakin semarak dengan penampilan nyanyian dan musik arumba.
Para penonton pun berkesempatan untuk ikut serta memainkan angklung dengan dipandu oleh musisi dari Saung Angklung Udjo. Kegiatan interaktif ini berhasil membuat semarak suasana dan terbukti dari para penonton yang seperti tidak rela harus berhenti bermain angklung.
Selain mengundang para penampil dari Indonesia, acara malam budaya ini juga menampilkan pertunjukan tarian dan nyanyian dari diaspora Indonesia dan warga Norwegia.
Tampil di acara ini adalah Murni Subakti dan Suzanna, penyanyi jazz Indonesia yang bermukim di Norwegia yang menyanyikan sejumlah lagu Indonesia dan Norwegia, kelompok tari binaan KBRI Oslo, Anak Indonesia menampilkan pertunjukan Tari Saman dan Audun, warga Norwegia yang beberapa waktu lalu sempat viral karena membuat lagu berjudul Nasi Padang.
Pelaksana Fungsi Politik KBRI Oslo, Nilton Amaral, menyampaikan pelibatan diaspora Indonesia dan friends of Indonesia dalam acara untuk memupuk kebersamaan dan keakraban antara penduduk kedua negara. “KBRI Oslo menyadari hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia dapat berjalan dengan sangat baik hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan diaspora Indonesia dan masyarakat Norwegia. Oleh karena itu, kami berupaya untuk dapat mengajak diaspora dan friends of Indonesiaberpartisipasi dalam berbagai kegiatan KBRI Oslo”, ujarnya Nilton.
Momen perayaan hari jadi ke-70 Indonesia dan Norwegia juga diresmikan organisasi masyarakat Indonesia-Norwegia, yakni Indonesia-Norway Association.
Organisasi ini diharapkan dapat semakin mempererat hubungan antar masyarakat Indonesia dan Norwegia, khususnya yang memiliki perhatian dan kedekatan khusus dalam hubungan kedua negara. ‘Organisasi ini diharapkan dapat membawa manfaat dan kebaikan lebih secara langsung bagi masyarakat Indonesia dan Norwegia serta semakin memperat hubungan antar masyarakat kedua negara’, ujar Dubes Mulya Lubis.
Bjorn Blokhus, mantan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia menjadi Ketua dari organisasi ini.
Indonesia dan Norwegia membuka hubungan diplomatik pada tanggal 25 Januari 1950. Norwegia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan dan pengakuan atas kedaulatan Indonesia pasca Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Indonesia selanjutnya membuka Kedutaan Besar di tahun 1950, namun ditutup pada sekitar tahun 1960.
Norwegia sendiri akhirnya membuka kantor Kedutaan Besar di Indonesia pada tahun 1971 dan Indonesia juga kembali membuka kantor Kedutaan Besar di Oslo pada 1982.
Selain acara Malam Budaya Indonesia ini, KBRI Oslo mengadakan seminar bertajuk ‘Enhancing Indonesia-Norway Trade and Investment Cooperation’ dengan pembicara antara lain Chatib Basri, Agus Salim Pangestu, Kjetil Urheim dari Jotun dan Harald Reigstad dari Tinfos, dan ditutup dengan pidato Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Jerry Sambuaga.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar