Umat Muslim sholat Idul Adha di Colchester Castle Park,
News ID: 1294134
London (ANTARA) -
Umat Muslim dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di bagian Utara Inggris mengikuti sholat Idul Adha yang diadakan halaman Castle Park Colchester, Essex dengan mengikuti protokol Covid-19 dan social distancing yang dimulai pukul 10.25 pagi waktu Inggris.
Sejak pukul delapan pagi warga Inggris dan juga keturunan India, Pakistan dan Timur Tengah termasuk warga dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di Inggris mengikuti sholat Idul Adha yang diadakan halaman Colchester.
Pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Essex University Zeqi Yasin kepada Antara, Jumat mengatakan mengikuti sholat eid Idul Adha di Colchester adalah pengalaman pertama di Inggris, setelah Idul Fitri yang ditiadakan karena lockdown.
Dikatakan nuansa Islaminya terasa meskipun jamaahnya dari berbagai negara,ujar Zeqi yang tengah mengambil Master bidang ekonomi.
“Alhamdulillah, jamaahnya juga sangat kooperatif, jadi acaranya sesuai protokol keamanan untuk menghindari penyebaran pandemi,” ujar Zegy yang mendapat beasiswa LPDP.
Sementara itu diaspora Indonesia, Euis Walter, isteri Clive Walter, mantan wali kota Castle Point Borough Council mengaku senang bisa mengikuti sholat Idul Adha di Colchester Castle Park untuk kedua kalinya.
Begitupun Lestari yang datang dari Lowestoft, berjarak satu jam setengah ke Colchester mengatakan senang bisa ikut sholat Idul Adha di Castle Park.
“Sangat terorganisir , brother and sister sangat ramah dan helpful , tempat lebih countable dan bersih bersyukur bisa ikut sholat disini,” ujar Tarie, Lestari biasa disapa.
“Alhamdulilah perjalanan lancar sama sekali tidak ada hambatan sampai tempat parkir,” ujar Tarie menyiapkan lontong sayur untuk makan bersama Euis yang menyiapkan nasi kuning lengkap dengan ayam goreng.
Sementara itu KBRI London bersama dengan KIBAR, PCINU, dan PCIM di Inggris melaksanakan pengajian virtual mengenai hikmah Idul Adha di tengah pandemi Covid-19 yang dilaksanakan pada Kamis, (30/7) sehari sebelum pelaksanaan Idul Adha di Inggris.
Acara ini dihadiri tidak saja warga Indonesia di Inggris dan Irlandia tapi juga dari Jepang.
Hananto dari PCIM Jepang, yang hadir menyampaikan harapannya agar daging kurban dari Indonesia dapat disesuaikan dengan standar internasional sehingga distribusinya akan lebih luas.
Ia juga sharing mengenai program RendangMU, yaitu daging rendang kaleng, di Jepang yang dimanfaatkan untuk culinary diplomacy.
Prof. Hilman Latief, Ketua LazisMU PP Muhammadiyah dan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, memaknai korban adalah kepatuhan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita konsisten dalam melaksanakan kepatuhan dalam berkorban.
Dalam masa pandemi, distribusi daging hasil korban (infak daging, daging kemasan dan korban konvensional) agar lebih membawa manfaat sosial.
Salah satu yang saat ini sedang dilakukan adalah daging kemasan yaitu menyimpan daging dalam kemasan untuk program yang lebih sustain untuk ketahanan pangan dan antisipasi dalam menghadapi masa pandemi atau bencana.
H. Nizamudin Sadiq, mahasiswa S3 Universitas Southhampton dan pengurus PCINU Inggris, sebagai moderator acara Korban mendekatkan diri kepada Allah dan untuk melihat ketaqwaan kita. Ide-ide baru distribusi daging korban yang banyak potensi yang dapat dimanfaatkan.
Kuasa Usaha KBRI London, Adam M. Tugio mengatakan perlunya masyarakat Indonesia memperhatikan social distancing dan protokol kesehatan, setelah dibuka lockdown jumlah kasus mulai naik di sejumlah tempat.
Pemerintah Inggris mengupayakan langkah-langkah pengetatan untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua Covid-19, diantaranya dengan test PCR di bandara. Yang paling penting adalah dukungan dari seluruh warga masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah. Nabi Muhammad memberikan keteladan dalam menghadapi penyakit menular. Pengajian ini menarik lagi lebih jauh keteladan pada masa Nabi Ibrahim, ujarnya.
Dirjen London Central Mosque, Dr. Ahmad Al Dubayan memperhatikan arahan dari Pemerintah, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan shalat Idul Adha dari rumah masing-masing.
“Kami mengambil langkah yang sulit bersama-sama dengan para pengurus masjid di London untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk tidak mengadakan shalat Idul Adha berjamaah.
“Kami berharap Idul Adha di tengah cobaan wabah Covid-19 dan berdoa semoga kita dapat kembali ke situasi normal,” ujarnya kepada para muslim di London dan sekitarnya.(ZG)
Umat Muslim dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di bagian Utara Inggris mengikuti sholat Idul Adha yang diadakan halaman Castle Park Colchester, Essex dengan mengikuti protokol Covid-19 dan social distancing yang dimulai pukul 10.25 pagi waktu Inggris.
Sejak pukul delapan pagi warga Inggris dan juga keturunan India, Pakistan dan Timur Tengah termasuk warga dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di Inggris mengikuti sholat Idul Adha yang diadakan halaman Colchester.
Pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Essex University Zeqi Yasin kepada Antara, Jumat mengatakan mengikuti sholat eid Idul Adha di Colchester adalah pengalaman pertama di Inggris, setelah Idul Fitri yang ditiadakan karena lockdown.
Dikatakan nuansa Islaminya terasa meskipun jamaahnya dari berbagai negara,ujar Zeqi yang tengah mengambil Master bidang ekonomi.
“Alhamdulillah, jamaahnya juga sangat kooperatif, jadi acaranya sesuai protokol keamanan untuk menghindari penyebaran pandemi,” ujar Zegy yang mendapat beasiswa LPDP.
Sementara itu diaspora Indonesia, Euis Walter, isteri Clive Walter, mantan wali kota Castle Point Borough Council mengaku senang bisa mengikuti sholat Idul Adha di Colchester Castle Park untuk kedua kalinya.
Begitupun Lestari yang datang dari Lowestoft, berjarak satu jam setengah ke Colchester mengatakan senang bisa ikut sholat Idul Adha di Castle Park.
“Sangat terorganisir , brother and sister sangat ramah dan helpful , tempat lebih countable dan bersih bersyukur bisa ikut sholat disini,” ujar Tarie, Lestari biasa disapa.
“Alhamdulilah perjalanan lancar sama sekali tidak ada hambatan sampai tempat parkir,” ujar Tarie menyiapkan lontong sayur untuk makan bersama Euis yang menyiapkan nasi kuning lengkap dengan ayam goreng.
Sementara itu KBRI London bersama dengan KIBAR, PCINU, dan PCIM di Inggris melaksanakan pengajian virtual mengenai hikmah Idul Adha di tengah pandemi Covid-19 yang dilaksanakan pada Kamis, (30/7) sehari sebelum pelaksanaan Idul Adha di Inggris.
Acara ini dihadiri tidak saja warga Indonesia di Inggris dan Irlandia tapi juga dari Jepang.
Hananto dari PCIM Jepang, yang hadir menyampaikan harapannya agar daging kurban dari Indonesia dapat disesuaikan dengan standar internasional sehingga distribusinya akan lebih luas.
Ia juga sharing mengenai program RendangMU, yaitu daging rendang kaleng, di Jepang yang dimanfaatkan untuk culinary diplomacy.
Prof. Hilman Latief, Ketua LazisMU PP Muhammadiyah dan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, memaknai korban adalah kepatuhan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita konsisten dalam melaksanakan kepatuhan dalam berkorban.
Dalam masa pandemi, distribusi daging hasil korban (infak daging, daging kemasan dan korban konvensional) agar lebih membawa manfaat sosial.
Salah satu yang saat ini sedang dilakukan adalah daging kemasan yaitu menyimpan daging dalam kemasan untuk program yang lebih sustain untuk ketahanan pangan dan antisipasi dalam menghadapi masa pandemi atau bencana.
H. Nizamudin Sadiq, mahasiswa S3 Universitas Southhampton dan pengurus PCINU Inggris, sebagai moderator acara Korban mendekatkan diri kepada Allah dan untuk melihat ketaqwaan kita. Ide-ide baru distribusi daging korban yang banyak potensi yang dapat dimanfaatkan.
Kuasa Usaha KBRI London, Adam M. Tugio mengatakan perlunya masyarakat Indonesia memperhatikan social distancing dan protokol kesehatan, setelah dibuka lockdown jumlah kasus mulai naik di sejumlah tempat.
Pemerintah Inggris mengupayakan langkah-langkah pengetatan untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua Covid-19, diantaranya dengan test PCR di bandara. Yang paling penting adalah dukungan dari seluruh warga masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah. Nabi Muhammad memberikan keteladan dalam menghadapi penyakit menular. Pengajian ini menarik lagi lebih jauh keteladan pada masa Nabi Ibrahim, ujarnya.
Dirjen London Central Mosque, Dr. Ahmad Al Dubayan memperhatikan arahan dari Pemerintah, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan shalat Idul Adha dari rumah masing-masing.
“Kami mengambil langkah yang sulit bersama-sama dengan para pengurus masjid di London untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk tidak mengadakan shalat Idul Adha berjamaah.
“Kami berharap Idul Adha di tengah cobaan wabah Covid-19 dan berdoa semoga kita dapat kembali ke situasi normal,” ujarnya kepada para muslim di London dan sekitarnya.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar