Warga Inggris sambut anjuran pemerintah promosi skema makan diluar
News ID: 1331666
London (ANTARA) -
Warga Inggris menyambut anjuran pemerintah yang melancarkan skema 'Makan di Luar untuk Membantu', (Eat Out to Help Out ) yang memungkinkan semua orang di Inggris dapat menghemat hingga £ 10 saat mereka makan di luar.
Kebijaksanaan Pemerintah Inggris yang disebut dengan ”Giveaway” atau kehadiahan ini diluncurkan secara resmi pada awal Agustus, dirancang untuk menggoda lebih banyak orang keluar dari rumah dan masuk ke toko dan restauran dalam upaya meningkatkan ekonomi yang dilanda pandemi.
“Kami ikut anjuran pemerintah makan diluar guna membantu local bisnis restaurant,ujar perempuan Indonesia bersuamikan warga Inggris Vie Alexandra kepada Antara London, Jumat.
Dikatakan dengan adanya scheme ini sangat membantu para pebisnis dan keluarga agar bisa makan diluar.
Vie yang sehari-hari menjadi bekerja sosial sebagai Activity coordinator / Art therapist for adult people & living with dementia bersama suami dan dua buah hati mereka, makan malam di Tobby Carvery. Rumah makan khusus roast dinner, buffee. Prasmanan tidak jauh dari rumahnya.
Vie bersuamikan Raymond, bekerja sebagai pegawai negeri/civil servant bersama dua anak mereka Paulus dan Isabelle memesan makanan utama (main course) berupa ayam kalkun, atau disebut turkey dan gammon, beef panggang dan steam vegetables. Cold drinks & juices.
Setelah itu kami order dessert pencuci mulut ice cream dan chocolate cake. No alcoholic drink. Bill total yang harus dibayar setelah discount 50% tidak sampai 30 Poundsterling atau hanya sekitar £26.09. (satu Poundssekitar dengan 19 ribu)
Menurut Vie yang juga seorang penari dan sering tampil dalam berbagai acara baik yang digelar KBRI London maupun dalam acara Festival, skema yang dilancarkan pemerintah Inggris ini tentunya akan bisa menghidupkan kembali bisnis Restaurants dan juga untuk masyarakat bisa makan diluar dengan biaya yang terjangkau tentunya.
Program yang dilancarkan oleh pemerintah Inggris ini juga tidak disia-siakan oleh warga Indonesia yang menetap di London seperti Yunni Marsid meskipun senang masak tapi kesempatan ini pun tidak ingin diliwatkannya.
Makan di Restauran Jepang Bento yang biasanya 7 pounds bisa setengah harga lengkap dengan miso sup nya, ujar Yunni yang bersama suami dan anak-anak makan di Restauran Nandos dengan menu serba ayam ini.
“Suami saya senang makan apapun yang terbuat dari ayam,” ujar Yunni yang mengajak rekan-rekan nya untuk nikmati karena hanya sampai akhir Agustus. Kapan lagi dapat separo harga, ujar Yunni lagi.
Sementara itu pengusaha restauran dan cafe Faringdon, Harmein Pribadi mengaku kalau Cafe miliknya yang berada di kota Faringdon tidak jauh dari Oxford tidak sempat didaftarkan .
Pengusaha Restauran atau cafe di Inggris harus mendaftarkan usaha nya kepada pemerintah agar bisa mengikuti skema Eat Out to Help Out ini karena pemerintah akan membayarkan 50 persen biaya yang dikeluarkan oleh warganya yang ingin makan diluar.
Saat itu program dilancarkan cafe yang juga menyediakan makanan Indonesia seperti rendang Padang itu didatangi oleh para pelanggan dan penuh terus.
“Custumer pun juga tidak ada yang tanya dan complain untuk hal tersebut tapi Restauran Eagle kami daftarkan dan booking an sudah cukup panjang,” ujar pengusaha Minang yang mengawali usaha di Inggris beberapa tahun silam.
Menurut Harmein, Restauran yang menyajikan makan malam dengan “seat dine in” nya yang terbatas dan harus dikurangi untuk protokol Covid untuk harus dibooking dulu dan waiting list untuk Senin sampai Rabu sudah full karena tempat terbatas dan hanya bisa menampung antara 25 sampai 40 Pax.
Sementara konsumer regular banyak yang kembali khususnya pada akhir pekan dengan harga normal dan tidak ada yang komplain.
Dalam musim panas banyak keluarga Inggris yang mengadakan liburan bersama keluarga, sayangnya kondisi Pandemi Covid-19 di Inggris masih belum pulih bahkan bagi mereka yang mengadakan perjalanan ke beberapa negara seperti Belanda, Perancis harus mengikuti aturan pemerintah untuk melakukan isolasi mandiri.
Kebijaksanaan makan diluar yang disampaikan Pemerintah Inggris ini ini ditujukan bagi para pengunjung kafe, pub dan restoran yang ingin berpartisipasi termasuk hotel dan bahkan kereta api harus mendaftarkan ke Pemerintah.
Biasanya didepan pintu masuk atau jendela dipasang tulisan Eat Out to Help Out seperti pada jendela Restauran Nanncy Kitchen yang ada di kota Clacton on Sea- Essex, Inggris.
Skema yang hanya berlangsung hingga akhir Agustus hanya tersedia pada hari Senin, Selasa, dan Rabu tidak termasuk biaya layanan dan minuman Alkohol dan makanan jika dibawa pulang.
Menurut laporan media, restoran besar termasuk Nando's, Pizza Hut, Wagamama dan Frankie & Benny’s ikut dalam skema diskon 50% pada bulan Agustus.
Menurut survei oleh badan perdagangan UKHospitality, yang dilansir Financial Times, lebih dari 80 persen pub dan restoran ikut serta dalam skema tersebut.
“Sangat menggembirakan melihat sektor kami diakui pentingnya dan Departemen Keuangan memberikan dukungan yang menentukan dengan cepat,” ujar Kate Nicholls, kepala eksekutif UKHospitality.
Diharapkannya dengan adanya skema penerimaan dikalangan konsumen makin meluas karena bisnis telah berinvestasi besar-besaran untuk membuat tempat mereka aman.(ZG)
Warga Inggris menyambut anjuran pemerintah yang melancarkan skema 'Makan di Luar untuk Membantu', (Eat Out to Help Out ) yang memungkinkan semua orang di Inggris dapat menghemat hingga £ 10 saat mereka makan di luar.
Kebijaksanaan Pemerintah Inggris yang disebut dengan ”Giveaway” atau kehadiahan ini diluncurkan secara resmi pada awal Agustus, dirancang untuk menggoda lebih banyak orang keluar dari rumah dan masuk ke toko dan restauran dalam upaya meningkatkan ekonomi yang dilanda pandemi.
“Kami ikut anjuran pemerintah makan diluar guna membantu local bisnis restaurant,ujar perempuan Indonesia bersuamikan warga Inggris Vie Alexandra kepada Antara London, Jumat.
Dikatakan dengan adanya scheme ini sangat membantu para pebisnis dan keluarga agar bisa makan diluar.
Vie yang sehari-hari menjadi bekerja sosial sebagai Activity coordinator / Art therapist for adult people & living with dementia bersama suami dan dua buah hati mereka, makan malam di Tobby Carvery. Rumah makan khusus roast dinner, buffee. Prasmanan tidak jauh dari rumahnya.
Vie bersuamikan Raymond, bekerja sebagai pegawai negeri/civil servant bersama dua anak mereka Paulus dan Isabelle memesan makanan utama (main course) berupa ayam kalkun, atau disebut turkey dan gammon, beef panggang dan steam vegetables. Cold drinks & juices.
Setelah itu kami order dessert pencuci mulut ice cream dan chocolate cake. No alcoholic drink. Bill total yang harus dibayar setelah discount 50% tidak sampai 30 Poundsterling atau hanya sekitar £26.09. (satu Poundssekitar dengan 19 ribu)
Menurut Vie yang juga seorang penari dan sering tampil dalam berbagai acara baik yang digelar KBRI London maupun dalam acara Festival, skema yang dilancarkan pemerintah Inggris ini tentunya akan bisa menghidupkan kembali bisnis Restaurants dan juga untuk masyarakat bisa makan diluar dengan biaya yang terjangkau tentunya.
Program yang dilancarkan oleh pemerintah Inggris ini juga tidak disia-siakan oleh warga Indonesia yang menetap di London seperti Yunni Marsid meskipun senang masak tapi kesempatan ini pun tidak ingin diliwatkannya.
Makan di Restauran Jepang Bento yang biasanya 7 pounds bisa setengah harga lengkap dengan miso sup nya, ujar Yunni yang bersama suami dan anak-anak makan di Restauran Nandos dengan menu serba ayam ini.
“Suami saya senang makan apapun yang terbuat dari ayam,” ujar Yunni yang mengajak rekan-rekan nya untuk nikmati karena hanya sampai akhir Agustus. Kapan lagi dapat separo harga, ujar Yunni lagi.
Sementara itu pengusaha restauran dan cafe Faringdon, Harmein Pribadi mengaku kalau Cafe miliknya yang berada di kota Faringdon tidak jauh dari Oxford tidak sempat didaftarkan .
Pengusaha Restauran atau cafe di Inggris harus mendaftarkan usaha nya kepada pemerintah agar bisa mengikuti skema Eat Out to Help Out ini karena pemerintah akan membayarkan 50 persen biaya yang dikeluarkan oleh warganya yang ingin makan diluar.
Saat itu program dilancarkan cafe yang juga menyediakan makanan Indonesia seperti rendang Padang itu didatangi oleh para pelanggan dan penuh terus.
“Custumer pun juga tidak ada yang tanya dan complain untuk hal tersebut tapi Restauran Eagle kami daftarkan dan booking an sudah cukup panjang,” ujar pengusaha Minang yang mengawali usaha di Inggris beberapa tahun silam.
Menurut Harmein, Restauran yang menyajikan makan malam dengan “seat dine in” nya yang terbatas dan harus dikurangi untuk protokol Covid untuk harus dibooking dulu dan waiting list untuk Senin sampai Rabu sudah full karena tempat terbatas dan hanya bisa menampung antara 25 sampai 40 Pax.
Sementara konsumer regular banyak yang kembali khususnya pada akhir pekan dengan harga normal dan tidak ada yang komplain.
Dalam musim panas banyak keluarga Inggris yang mengadakan liburan bersama keluarga, sayangnya kondisi Pandemi Covid-19 di Inggris masih belum pulih bahkan bagi mereka yang mengadakan perjalanan ke beberapa negara seperti Belanda, Perancis harus mengikuti aturan pemerintah untuk melakukan isolasi mandiri.
Kebijaksanaan makan diluar yang disampaikan Pemerintah Inggris ini ini ditujukan bagi para pengunjung kafe, pub dan restoran yang ingin berpartisipasi termasuk hotel dan bahkan kereta api harus mendaftarkan ke Pemerintah.
Biasanya didepan pintu masuk atau jendela dipasang tulisan Eat Out to Help Out seperti pada jendela Restauran Nanncy Kitchen yang ada di kota Clacton on Sea- Essex, Inggris.
Skema yang hanya berlangsung hingga akhir Agustus hanya tersedia pada hari Senin, Selasa, dan Rabu tidak termasuk biaya layanan dan minuman Alkohol dan makanan jika dibawa pulang.
Menurut laporan media, restoran besar termasuk Nando's, Pizza Hut, Wagamama dan Frankie & Benny’s ikut dalam skema diskon 50% pada bulan Agustus.
Menurut survei oleh badan perdagangan UKHospitality, yang dilansir Financial Times, lebih dari 80 persen pub dan restoran ikut serta dalam skema tersebut.
“Sangat menggembirakan melihat sektor kami diakui pentingnya dan Departemen Keuangan memberikan dukungan yang menentukan dengan cepat,” ujar Kate Nicholls, kepala eksekutif UKHospitality.
Diharapkannya dengan adanya skema penerimaan dikalangan konsumen makin meluas karena bisnis telah berinvestasi besar-besaran untuk membuat tempat mereka aman.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar