65 Tahun Momentum Kerja Sama Ekonomi Bilateral RI-Polandia
News ID: 1360738
London (ANTARA) -
Wakil Menteri luar negeri Indonesia, Mahendra Siregar mengatakan hubungan bilateral Indonesia – Polandia telah terjalin lebih dari enam dekade, tapi masih banyak potensi kerja sama kedua negara yang bisa digali.
Hal itu disampaikan Mahendra Siregar saat memberikan sambutan pada acara Webinar Ekonomi Indonesia – Poland “Potential Economic Cooperation in the New Normal” yang diadakan KBRI Warsawa, Selasa (25/8).
Hal yang sama juga disampaikan Marcin Przydacz, Undersecretary of State for Security, the Americas, Asia and Eastern Policy, Kemlu Polandia potensi kedua negara sangat besar di kawasan, Indonesia untuk ASEAN dan Polandia untuk Uni Eropa.
Lebih lanjut, Wamenlu Mahendra mengatakan bahwa perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami kontraksi 5,3%.
“Pemerintah Indonesia saat ini berusaha menekan kontraksi ke 1% dan diharapkan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 0-0,5%,” ujarnya.
Dikatakan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia,dibutuhkan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara, salah satunya melalui perdagangan maupun investasi di berbagai sektor, seperti infrastruktur, farmasi, digital ekonomi maupun manufaktur.
Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Warsawa Taufiq Lamsuhur kepada Antara di London, Rabu mengatakan Webinar Ekonomi, diadakan KBRI Warsawa, merupakan rangkaian kegiatan perayaan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Polandia.
“Kegiatan ini merupakan ajang mengakomodasi pebisnis kedua negara untuk dapat bekerja sama lebih baik dan lebih erat lagi” ujar Dubes Siti Nugraha Mauludiah.
Diharapkannya webinar dapat memberikan perspektif baru mengenai perekonomian dan potensi kedua negara di masa kenormalan baru.
Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2019 nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD 700 juta. Hingga paruh pertama 2020, nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD 339,05 juta dibandingkan dengan angka pada periode yang sama tahun 2019, hanya terdapat sedikit penurunan yakni 1, 04 %.
Menurut Kepala ITPC Budapest terdapat penurunan dari sisi ekspor Indonesia ke Polandia sementara di sisi lain terdapat peningkatan signifikan dari ekspor Polandia ke Indonesia terutama untuk alat-alat permesinan.
Sementara itu, berdasarkan data BKPM, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, investasi Polandia di Indonesia mencapai 87 proyek dengan nilai USD 41juta.
Webinar diikuti lebih dari 130 peserta secara online hadir sebagai narasumber Kepala Perwakilan Bank Indonesia - London, Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (IIPC) London dan Ketua Kamar Dagang Polandia-Asia.
Disampaikan berbagai investasi saat ini dibutuhkan Indonesia, antara lain sektor farmasi, manufaktur, otomotif, energi terbarukan, infrastruktur, pariwisata, pertambangan, elektronik, dan industri makanan.
Kepala IIPC London mengatakan berbagai insentif diberikan Pemerintah Indonesia untuk menarik investasi asing, khususnya Polandia, antara lain pemberian tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, maupun super deduction tax,
Sisi ekonomi makro Indonesia, meskipun tertekan akibat pandemi Covid-19 tetap menunjukkan indikator yang lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di kawasan.
Kantor Bank Indonesia di London siap memfasilitasi kerja sama antara pengusaha dari kedua negara dalam hal sektor perbankan dan menghubungkan pengusaha Polandia dengan pengusaha Indonesia, termasuk dengan berbagai UKM binaan BI di berbagai daerah di Indonesia.
Polandia adalah negara di Eropa Tengah yang memiliki 38 juta penduduk dan selama 28 tahun terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi yang selalu positif berkisar 4-5% setiap tahunnya.
Beberapa sektor industri utama yang berkembang di Polandia antara lain otomotif, teknologi komunikasi dan informasi, manufaktur, pertanian, pengolahan makanan dan pariwisata.
Hal ini didukung antara lain relokasi pabrik otomotif dari Jerman, perusahaan IT dari Amerika, lahan pertanian yang luas, reformasi di dunia pendidikan mengejar ketertinggalan dari negara Eropa Barat, peran diaspora dan supply tenaga kerja relatif murah dari negara tetangga terutama Ukraina dan Belarusia.
Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Polandia, terutama sektor manufaktur dan pariwisata. Hal ini membuat GDP Polandia terkontraksi hingga 8,2 (kuartal II-2020). Pada periode Januari-Juni 2020, ekspor Polandia turun hingga 7% dibandingkan periode yang sama 2019.
IMF memprediksi perekonomian Polandia jauh lebih baik dari negara Uni Eropa lainnya akibat pandemi. Jika rata-rata GDP negara UE tertekan hingga 8% pada tahun 2020, Polandia resilience ekonominya hanya tertekan sekitar 4%.
Dari sisi kompetitor memasuki pasar Polandia, Vietnam adalah pesaing utama Indonesia karena beberapa jenis komoditi ekspor ke Polandia hampir sama, seperti tekstil, produk pertanian tropis, makanan dan minuman olahan, dan elektronik.
Jumlah diaspora yang signifikan di Polandia sekitar 50 ribu jiwa berlakunya Vietnam-EU Free Trade Agreement (VEUFTA) sejak 1 Agustus 2020 membuat produk Vietnam lebih kompetitif dan memiliki akses pasar yang luas di Polandia.
(ZG)
Wakil Menteri luar negeri Indonesia, Mahendra Siregar mengatakan hubungan bilateral Indonesia – Polandia telah terjalin lebih dari enam dekade, tapi masih banyak potensi kerja sama kedua negara yang bisa digali.
Hal itu disampaikan Mahendra Siregar saat memberikan sambutan pada acara Webinar Ekonomi Indonesia – Poland “Potential Economic Cooperation in the New Normal” yang diadakan KBRI Warsawa, Selasa (25/8).
Hal yang sama juga disampaikan Marcin Przydacz, Undersecretary of State for Security, the Americas, Asia and Eastern Policy, Kemlu Polandia potensi kedua negara sangat besar di kawasan, Indonesia untuk ASEAN dan Polandia untuk Uni Eropa.
Lebih lanjut, Wamenlu Mahendra mengatakan bahwa perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami kontraksi 5,3%.
“Pemerintah Indonesia saat ini berusaha menekan kontraksi ke 1% dan diharapkan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 0-0,5%,” ujarnya.
Dikatakan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia,dibutuhkan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara, salah satunya melalui perdagangan maupun investasi di berbagai sektor, seperti infrastruktur, farmasi, digital ekonomi maupun manufaktur.
Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Warsawa Taufiq Lamsuhur kepada Antara di London, Rabu mengatakan Webinar Ekonomi, diadakan KBRI Warsawa, merupakan rangkaian kegiatan perayaan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Polandia.
“Kegiatan ini merupakan ajang mengakomodasi pebisnis kedua negara untuk dapat bekerja sama lebih baik dan lebih erat lagi” ujar Dubes Siti Nugraha Mauludiah.
Diharapkannya webinar dapat memberikan perspektif baru mengenai perekonomian dan potensi kedua negara di masa kenormalan baru.
Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2019 nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD 700 juta. Hingga paruh pertama 2020, nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD 339,05 juta dibandingkan dengan angka pada periode yang sama tahun 2019, hanya terdapat sedikit penurunan yakni 1, 04 %.
Menurut Kepala ITPC Budapest terdapat penurunan dari sisi ekspor Indonesia ke Polandia sementara di sisi lain terdapat peningkatan signifikan dari ekspor Polandia ke Indonesia terutama untuk alat-alat permesinan.
Sementara itu, berdasarkan data BKPM, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, investasi Polandia di Indonesia mencapai 87 proyek dengan nilai USD 41juta.
Webinar diikuti lebih dari 130 peserta secara online hadir sebagai narasumber Kepala Perwakilan Bank Indonesia - London, Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (IIPC) London dan Ketua Kamar Dagang Polandia-Asia.
Disampaikan berbagai investasi saat ini dibutuhkan Indonesia, antara lain sektor farmasi, manufaktur, otomotif, energi terbarukan, infrastruktur, pariwisata, pertambangan, elektronik, dan industri makanan.
Kepala IIPC London mengatakan berbagai insentif diberikan Pemerintah Indonesia untuk menarik investasi asing, khususnya Polandia, antara lain pemberian tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, maupun super deduction tax,
Sisi ekonomi makro Indonesia, meskipun tertekan akibat pandemi Covid-19 tetap menunjukkan indikator yang lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di kawasan.
Kantor Bank Indonesia di London siap memfasilitasi kerja sama antara pengusaha dari kedua negara dalam hal sektor perbankan dan menghubungkan pengusaha Polandia dengan pengusaha Indonesia, termasuk dengan berbagai UKM binaan BI di berbagai daerah di Indonesia.
Polandia adalah negara di Eropa Tengah yang memiliki 38 juta penduduk dan selama 28 tahun terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi yang selalu positif berkisar 4-5% setiap tahunnya.
Beberapa sektor industri utama yang berkembang di Polandia antara lain otomotif, teknologi komunikasi dan informasi, manufaktur, pertanian, pengolahan makanan dan pariwisata.
Hal ini didukung antara lain relokasi pabrik otomotif dari Jerman, perusahaan IT dari Amerika, lahan pertanian yang luas, reformasi di dunia pendidikan mengejar ketertinggalan dari negara Eropa Barat, peran diaspora dan supply tenaga kerja relatif murah dari negara tetangga terutama Ukraina dan Belarusia.
Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Polandia, terutama sektor manufaktur dan pariwisata. Hal ini membuat GDP Polandia terkontraksi hingga 8,2 (kuartal II-2020). Pada periode Januari-Juni 2020, ekspor Polandia turun hingga 7% dibandingkan periode yang sama 2019.
IMF memprediksi perekonomian Polandia jauh lebih baik dari negara Uni Eropa lainnya akibat pandemi. Jika rata-rata GDP negara UE tertekan hingga 8% pada tahun 2020, Polandia resilience ekonominya hanya tertekan sekitar 4%.
Dari sisi kompetitor memasuki pasar Polandia, Vietnam adalah pesaing utama Indonesia karena beberapa jenis komoditi ekspor ke Polandia hampir sama, seperti tekstil, produk pertanian tropis, makanan dan minuman olahan, dan elektronik.
Jumlah diaspora yang signifikan di Polandia sekitar 50 ribu jiwa berlakunya Vietnam-EU Free Trade Agreement (VEUFTA) sejak 1 Agustus 2020 membuat produk Vietnam lebih kompetitif dan memiliki akses pasar yang luas di Polandia.
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar