Dosen Indonesia Terima Hassan Wirajuda Pelindungan Award
News ID: 1670036
London (ANTARA) -
Dosen Linguistic Vyatka State University Kirov di St. Petersburg asal Indonesian Yulia Purnaning Dyah menerima Hassan Wirajuda Pelindungan Award (HWPA) 2020 dari Kementerian Luar Negeri RI atas kiprah dan kontribusinya dalam membantu melindungi WNI di luar negeri.
Selain Yulia yang menerima penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan Award (HWPA) juga Andri Noviansyah, Sekretaris Dua KBRI Moskow itu dilakukan dalam acara yang berlangsung di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta dan diikuti secara virtua undangan dan KBRI Moskow,Jumat (18/12).
Acara dibuka Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI
Andy Rachmianto, yang juga Ketua Dewan Juri HWPA Tahun 2020, Retno L.P. Marsudi, Menteri Luar Negeri RI, dan N. Hassan Wirajuda, Ketua Dewan Pengarah HWPA.
Duta Besar (designate) RI untuk Rusia merangkap Belarus, Jose Tavares, dan pejabat KBRI Moskow lainnya menyaksikan acara penanugerahan secara virtual di KBRI Moskow.
Dubes Jose Tavares menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Yulia dan Andri atas penghargaan yang diterima.
Menurut Dubes Jose Tavares, tidak mudah memperoleh penghargaan tersebut karena melalui proses dan penilaian yang sangat ketat dari Dewan Juri HWPA.
“Kontribusi Yulia dan Andri dalam membantu menangani WNI di luar negeri diapresiasi pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri,” ujarnya.
Yulia Purnaning Dyah mendapatkan penghargaan HWPA untuk Kategori Mitra Kerja Perwakilan RI. Yulia adalah diaspora Indonesia yang tinggal di St. Petersburg sehari-hari dosen Linguistic Vyatka State University Kirov dari tahun 2013.
Sebagai diaspora Indonesia di Rusia, Yulia menaruh perhatian terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) di Rusia, khususnya yang bermasalah dengan perusahaan atau majikan tempat PMI bekerja.
Yulia membantu KBRI Moskow dalam penyelesaikan masalah dialami PMI, seperti terkait kontrak kerja, izin tinggal, visa, dan gaji. Yulia juga melalui media sosialnya memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai bagaimana bekerja di Rusia dan pembuatan kontrak kerja di Rusia.
Sementara itu, Andri Noviansyah dianugerahi HWPA untuk Kategori Staf Perwakilan RI. Andri adalah Sekretaris Dua KBRI Moskow. Penghargaan diberikan atas kontribusinya dalam pelindungan WNI pada saat bertugas sebagai Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler di KBRI Damaskus, Suriah, pada Agustus 2018 hingga Agustus 2020. Dari Damaskus, Andri melanjutkan tugas kedinasannya di KBRI Moskow sejak September 2020.
Selama bertugas di KBRI Damaskus, Andri bersama tim KBRI Damaskus menangani berbagai macam isu pelindungan WNI di Suriah, terutama para pekerja migran dan pelajar Indonesia.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam penanganan pelindungan WNI di Suriah, antara lain konflik politik dan keamanan, sanksi ekonomi, dan pandemi Covid-19.
“Salah satu tugas terberat adalah penyelesaian masalah PMI yang keberdaannya tidak diketahui selama bertahun-tahun, penyelesaian masalah PMI yang tinggal pada wilayah masih berkonflik, dan repatriasi WNI/PMI di saat pandemi Covid-19,” kata Andri, mengenang saat bertugas di KBRI Damaskus.
Penganugerahan tahun ini adalah yang keenam yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI. Dewan juri menetapkan 22 orang sebagai peraih HWPA 2020 yang terbagi dalam delalan kategori, antara lain Kepala Perwakilan RI, staf Perwakilan RI, dan mitra kerja Perwakilan RI.(ZG)
Dosen Linguistic Vyatka State University Kirov di St. Petersburg asal Indonesian Yulia Purnaning Dyah menerima Hassan Wirajuda Pelindungan Award (HWPA) 2020 dari Kementerian Luar Negeri RI atas kiprah dan kontribusinya dalam membantu melindungi WNI di luar negeri.
Selain Yulia yang menerima penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan Award (HWPA) juga Andri Noviansyah, Sekretaris Dua KBRI Moskow itu dilakukan dalam acara yang berlangsung di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta dan diikuti secara virtua undangan dan KBRI Moskow,Jumat (18/12).
Acara dibuka Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI
Andy Rachmianto, yang juga Ketua Dewan Juri HWPA Tahun 2020, Retno L.P. Marsudi, Menteri Luar Negeri RI, dan N. Hassan Wirajuda, Ketua Dewan Pengarah HWPA.
Duta Besar (designate) RI untuk Rusia merangkap Belarus, Jose Tavares, dan pejabat KBRI Moskow lainnya menyaksikan acara penanugerahan secara virtual di KBRI Moskow.
Dubes Jose Tavares menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Yulia dan Andri atas penghargaan yang diterima.
Menurut Dubes Jose Tavares, tidak mudah memperoleh penghargaan tersebut karena melalui proses dan penilaian yang sangat ketat dari Dewan Juri HWPA.
“Kontribusi Yulia dan Andri dalam membantu menangani WNI di luar negeri diapresiasi pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri,” ujarnya.
Yulia Purnaning Dyah mendapatkan penghargaan HWPA untuk Kategori Mitra Kerja Perwakilan RI. Yulia adalah diaspora Indonesia yang tinggal di St. Petersburg sehari-hari dosen Linguistic Vyatka State University Kirov dari tahun 2013.
Sebagai diaspora Indonesia di Rusia, Yulia menaruh perhatian terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) di Rusia, khususnya yang bermasalah dengan perusahaan atau majikan tempat PMI bekerja.
Yulia membantu KBRI Moskow dalam penyelesaikan masalah dialami PMI, seperti terkait kontrak kerja, izin tinggal, visa, dan gaji. Yulia juga melalui media sosialnya memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai bagaimana bekerja di Rusia dan pembuatan kontrak kerja di Rusia.
Sementara itu, Andri Noviansyah dianugerahi HWPA untuk Kategori Staf Perwakilan RI. Andri adalah Sekretaris Dua KBRI Moskow. Penghargaan diberikan atas kontribusinya dalam pelindungan WNI pada saat bertugas sebagai Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler di KBRI Damaskus, Suriah, pada Agustus 2018 hingga Agustus 2020. Dari Damaskus, Andri melanjutkan tugas kedinasannya di KBRI Moskow sejak September 2020.
Selama bertugas di KBRI Damaskus, Andri bersama tim KBRI Damaskus menangani berbagai macam isu pelindungan WNI di Suriah, terutama para pekerja migran dan pelajar Indonesia.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam penanganan pelindungan WNI di Suriah, antara lain konflik politik dan keamanan, sanksi ekonomi, dan pandemi Covid-19.
“Salah satu tugas terberat adalah penyelesaian masalah PMI yang keberdaannya tidak diketahui selama bertahun-tahun, penyelesaian masalah PMI yang tinggal pada wilayah masih berkonflik, dan repatriasi WNI/PMI di saat pandemi Covid-19,” kata Andri, mengenang saat bertugas di KBRI Damaskus.
Penganugerahan tahun ini adalah yang keenam yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI. Dewan juri menetapkan 22 orang sebagai peraih HWPA 2020 yang terbagi dalam delalan kategori, antara lain Kepala Perwakilan RI, staf Perwakilan RI, dan mitra kerja Perwakilan RI.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar