Perayaan Natal ditengah-tengah pandemi Covid-19 di Inggris
News ID: 1680528
London (ANTARA) -
Perayaan Hari Natal bagi keluarga di Inggris terutama anak-anak selalu dinanti-nantikan, bagaimana tidak seluruh keluarga besar berkumpul untuk menyambut kehadiran nabi Isa dan anak-anak pun menerima banyak hadiah Natal.
Namun tahun ini ditengah-tengah kembali maraknya pandemi dan diketemukannya varian baru COVID-19 yang disampaikan Perdana Menteri Boris Johnson perayaan pun terpaksa harus dibatalkan.
Pemerintah Inggris kembali menerapkan lockdown yang dibagi dalam empat katagori atau yang disebut dengan “tier” dan kota London berada di tier empat yang sangat darurat.
“Saya sudah sampaikan ke anak-anak tahun ini kita tidak merayakan Natal bersama,” ujar Michale De Boarde, sekretaris menejer di salah satu panti werdha di kota kecil Walton on Naze, Essex kepada Antara London, Rabu.
Perayaan Natal bagi keluarga di Inggris merupakan tradisi dimana setiap tahun seluruh keluarga besar berkumpul dan bersama-sama menikmati hidangan kalkun panggang serta kentang rebus dan kol mini yang dikenal dengan nama 'sprouts' dilumuri saus daging atau gravy, menjadi hidangan utama yang tersedia di meja keluarga Inggris.
Pesta perayaan Natal dilengkapi dengan "Christmas Crackers", semacam kertas bulat panjang yang berisi aneka pertanyaan lucu, lengkap dengan hadiahnya yang juga topi harus dipakai selama makan bersama.
Hidangan makan siang ditutup dengan Christmas Pudding yang terdiri atas buah buahan plus brendi dan secangkir kopi sambil mendengarkan pidato dari Ratu Inggris Elizabeth pada pukul tiga siang.
Di panti werdha yang ada di Colchester, biasanya penghuni berkumpul untuk menikmati hidangan makan malam bersama, namun tahun ini terpaksa ditiadakan.
Bahkan para karyawan yang bekerja di London, menjelang natal mengadakan acara Christmas Party dengan makan malan bersama di restauran ternama.
“Saya sedih tidak bisa berkumpul dengan teman-teman kantor merayakan Natal seperti tahun-tahun lalu,” ujar Nancy Ferguson, bekerja di penerbitan buku kesehatan ternama di kota London.
Sayangnya perayaan yang selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Inggris harus ditunda dulu karena pemerintah Inggris melarang berkumpul sekalipun di rumah sendiri lebih dari dua keluarga.
Padahal tidak ada yang lebih dirindukan saat perayaan Natal selain momen berkumpul bersama seluruh keluarga juga tradisi bagi-bagi kado yang tidak cukup cuman satu setiap anak bahkan mendapatkan hadiah beberapa kado yang dibungkus dengan rapi dan ditaruh dibawah pohon Natal terletak di pojok rumah.
Begitu pun bagi keluarga kerajaan Inggris, tradisi perayaan Natal, akan tetap melakukan sejumlah tradisi yang sudah dijalani bertahun-tahun.
Tradisi yang biasa dilakukan Ratu Elizabeth II adalah berkunjungan ke gereja St Mary Magdalene di Sandrigham.
Ratu juga akan menyampaikan pidato Natal yang disiarkan televisi dan biasanya sudah di rekam beberapa hari sebelumnya.
Seperti kebanyakan masyarakat di seluruh dunia, Ratu Elizabeth II akan menjalani Natal lebih tenang dari biasanya karena diberlakukan sejumlah pembatasan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Sementara Wati Halesworth perempuan Indonesia menikah dengan Steve yang menetap di Colchester mengaku sang mertua selalu merayakan natal bersama mereka. “Sayangnya tahun ini kami tidak mengadakan acara makan siang bersama seperti layaknya tahun-tahun lalu,” ujar Wati dikaruniai dua putra.
Perayaan Natal di Inggris merupakan tradisi dimana semua keluarga besar mengadakan acara
makan bersama dan tukaran kado. Sayangnya tahun ini harus dibatalkan apalagi ditemukannya varian baru Covid-19 di Inggris serta diberlakukannya Tier-4 untuk wilayah London, South England dan Southeast England terhitung tanggal 20 Desember lalu.
KBRI London pun mengimbau kepada seluruh WNI yang ada di Inggris untuk selalu menjalankan protokol kesehatan serta mengikuti perkembangan situasi dan mematuhi peraturan Pemerintah dan kebijakan yang berlaku. Seperti tidal melakukan perjalanan non essential dari dan ke daerah Tier 4.
Perayaan Hari Natal bagi keluarga di Inggris terutama anak-anak selalu dinanti-nantikan, bagaimana tidak seluruh keluarga besar berkumpul untuk menyambut kehadiran nabi Isa dan anak-anak pun menerima banyak hadiah Natal.
Namun tahun ini ditengah-tengah kembali maraknya pandemi dan diketemukannya varian baru COVID-19 yang disampaikan Perdana Menteri Boris Johnson perayaan pun terpaksa harus dibatalkan.
Pemerintah Inggris kembali menerapkan lockdown yang dibagi dalam empat katagori atau yang disebut dengan “tier” dan kota London berada di tier empat yang sangat darurat.
“Saya sudah sampaikan ke anak-anak tahun ini kita tidak merayakan Natal bersama,” ujar Michale De Boarde, sekretaris menejer di salah satu panti werdha di kota kecil Walton on Naze, Essex kepada Antara London, Rabu.
Perayaan Natal bagi keluarga di Inggris merupakan tradisi dimana setiap tahun seluruh keluarga besar berkumpul dan bersama-sama menikmati hidangan kalkun panggang serta kentang rebus dan kol mini yang dikenal dengan nama 'sprouts' dilumuri saus daging atau gravy, menjadi hidangan utama yang tersedia di meja keluarga Inggris.
Pesta perayaan Natal dilengkapi dengan "Christmas Crackers", semacam kertas bulat panjang yang berisi aneka pertanyaan lucu, lengkap dengan hadiahnya yang juga topi harus dipakai selama makan bersama.
Hidangan makan siang ditutup dengan Christmas Pudding yang terdiri atas buah buahan plus brendi dan secangkir kopi sambil mendengarkan pidato dari Ratu Inggris Elizabeth pada pukul tiga siang.
Di panti werdha yang ada di Colchester, biasanya penghuni berkumpul untuk menikmati hidangan makan malam bersama, namun tahun ini terpaksa ditiadakan.
Bahkan para karyawan yang bekerja di London, menjelang natal mengadakan acara Christmas Party dengan makan malan bersama di restauran ternama.
“Saya sedih tidak bisa berkumpul dengan teman-teman kantor merayakan Natal seperti tahun-tahun lalu,” ujar Nancy Ferguson, bekerja di penerbitan buku kesehatan ternama di kota London.
Sayangnya perayaan yang selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Inggris harus ditunda dulu karena pemerintah Inggris melarang berkumpul sekalipun di rumah sendiri lebih dari dua keluarga.
Padahal tidak ada yang lebih dirindukan saat perayaan Natal selain momen berkumpul bersama seluruh keluarga juga tradisi bagi-bagi kado yang tidak cukup cuman satu setiap anak bahkan mendapatkan hadiah beberapa kado yang dibungkus dengan rapi dan ditaruh dibawah pohon Natal terletak di pojok rumah.
Begitu pun bagi keluarga kerajaan Inggris, tradisi perayaan Natal, akan tetap melakukan sejumlah tradisi yang sudah dijalani bertahun-tahun.
Tradisi yang biasa dilakukan Ratu Elizabeth II adalah berkunjungan ke gereja St Mary Magdalene di Sandrigham.
Ratu juga akan menyampaikan pidato Natal yang disiarkan televisi dan biasanya sudah di rekam beberapa hari sebelumnya.
Seperti kebanyakan masyarakat di seluruh dunia, Ratu Elizabeth II akan menjalani Natal lebih tenang dari biasanya karena diberlakukan sejumlah pembatasan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Sementara Wati Halesworth perempuan Indonesia menikah dengan Steve yang menetap di Colchester mengaku sang mertua selalu merayakan natal bersama mereka. “Sayangnya tahun ini kami tidak mengadakan acara makan siang bersama seperti layaknya tahun-tahun lalu,” ujar Wati dikaruniai dua putra.
Perayaan Natal di Inggris merupakan tradisi dimana semua keluarga besar mengadakan acara
makan bersama dan tukaran kado. Sayangnya tahun ini harus dibatalkan apalagi ditemukannya varian baru Covid-19 di Inggris serta diberlakukannya Tier-4 untuk wilayah London, South England dan Southeast England terhitung tanggal 20 Desember lalu.
KBRI London pun mengimbau kepada seluruh WNI yang ada di Inggris untuk selalu menjalankan protokol kesehatan serta mengikuti perkembangan situasi dan mematuhi peraturan Pemerintah dan kebijakan yang berlaku. Seperti tidal melakukan perjalanan non essential dari dan ke daerah Tier 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar