Masa pandemi Covid-19 tidak halangi siswa di Prancis belajar gamelan
News ID: 1634120
London (ANTARA) -
Sebanyak 168 siswa di sekolah dasar kota Mont-Pres-Chambord selama 10 hari mengikuti pelatihan gamelan jawa secara intensif bergantian dengan tiap sesi sebanyak sekitar 15 siswa.
Semua proses pembelajaran menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ujar Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Sabtu.
Pelatih gamelan Arnaud Halet, yang memperoleh nama jawa ‘Arno Tukiman’ setelah belajar gamelan jawa di Wonogiri, Jawa Tengah, mengajari siswa-siswa memainkan gamelan.
Para siswa dengan bersemangat berlatih menabuh gamelan Kyai Bremånå yang didatangkan dari Kota Rennes, kota Arno Tukiman mengenalkan gamelan dan karawitan jawa.
“Tidak hanya para siswa, para guru juga ikut belajar gamelan ini setelah kelas untuk para siswa selesai,” ujarnya.
Para siswa menyatakan berbeda dengan tangga nada pada alat musik asal barat, gamelan memiliki tangga nada pentatonis dan menggunakan angka membuat mereka lebih cepat memainkannya, menghasilkan musik indah.
Prof Warsito mengatakan kegiatan tersebut merupakan Kerja sama KBRI Paris dengan Kota Mont-Pres-Chambord yang membawahi sekolah dan Asosiasi Jeux des Villains dipimpin Cécile Hurbault yang mahir men-dalang.
Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito dan rombongan saat mengunjungi latihan disambut Kepala Sekolah Ibu Anne-Marie Gaudin, dan d menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswanya untuk belajar gamelan.
Hadir menyaksikan siswa-siswa latihan dalam kesempatan tersebut Deputi I pembangunan ekonomi, Dominique Gibaud, dan Deputi II pendidikan anak dan remaja, Nathalie Binvault dari wali kota Mont-près-Chambord. Para deputi menyampaikan belajar gamelan ini sangat baik bagi siswa karena mereka bisa mempelajari keahlian baru, permainan kolektif, dan tentunya pengetahuan tentang Indonesia melalui gamelan.
Prof. Warsito juga menyampaikan terima kasih atas kerjasama ini dan berharap ke depan dapat terus dikembangkan. Ia juga berdialog dan bertanya kepada para siswa yang berlatih gamelan terkait dengan pengetahuan mereka tentang Indonesia secara umum.
Beberapa siswa ada yang sudah mengetahui, namun juga ada yang memang belum tahu Indonesia.
Kota Chambord merupakan kota berjarak sekitar 190 km dari Paris ke arah selatan. Bagi penduduk Prancis dan para turis, Chambord sudah tidak asing karena lebih dikenal dengan Kastil Chambord, yang merupakan bagian dari Zona alam untuk kepentingan ekologi, faunistik dan floristic (ZNIEFF) dengan luas area total lebih dari 5.500 ha.
Kastil Chambord merupakan kastil terbesar dan terindah ke-4 di dunia, dan ke-2 di Prancis, setelah Kastil Versailles.
Kastil Chambord di kelilingi beberapa daerah penyangga yang juga kaya akan keindahan alam serta budaya. Mont-Pres-Chambord merupakan salah satu kota kecil di sekitar Kastil Chambord yang tertarik mengenalkan seni budaya Indonesia kepada siswa-siswa di sekolah dasar.
Sebanyak 168 siswa di sekolah dasar kota Mont-Pres-Chambord selama 10 hari mengikuti pelatihan gamelan jawa secara intensif bergantian dengan tiap sesi sebanyak sekitar 15 siswa.
Semua proses pembelajaran menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ujar Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Sabtu.
Pelatih gamelan Arnaud Halet, yang memperoleh nama jawa ‘Arno Tukiman’ setelah belajar gamelan jawa di Wonogiri, Jawa Tengah, mengajari siswa-siswa memainkan gamelan.
Para siswa dengan bersemangat berlatih menabuh gamelan Kyai Bremånå yang didatangkan dari Kota Rennes, kota Arno Tukiman mengenalkan gamelan dan karawitan jawa.
“Tidak hanya para siswa, para guru juga ikut belajar gamelan ini setelah kelas untuk para siswa selesai,” ujarnya.
Para siswa menyatakan berbeda dengan tangga nada pada alat musik asal barat, gamelan memiliki tangga nada pentatonis dan menggunakan angka membuat mereka lebih cepat memainkannya, menghasilkan musik indah.
Prof Warsito mengatakan kegiatan tersebut merupakan Kerja sama KBRI Paris dengan Kota Mont-Pres-Chambord yang membawahi sekolah dan Asosiasi Jeux des Villains dipimpin Cécile Hurbault yang mahir men-dalang.
Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito dan rombongan saat mengunjungi latihan disambut Kepala Sekolah Ibu Anne-Marie Gaudin, dan d menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswanya untuk belajar gamelan.
Hadir menyaksikan siswa-siswa latihan dalam kesempatan tersebut Deputi I pembangunan ekonomi, Dominique Gibaud, dan Deputi II pendidikan anak dan remaja, Nathalie Binvault dari wali kota Mont-près-Chambord. Para deputi menyampaikan belajar gamelan ini sangat baik bagi siswa karena mereka bisa mempelajari keahlian baru, permainan kolektif, dan tentunya pengetahuan tentang Indonesia melalui gamelan.
Prof. Warsito juga menyampaikan terima kasih atas kerjasama ini dan berharap ke depan dapat terus dikembangkan. Ia juga berdialog dan bertanya kepada para siswa yang berlatih gamelan terkait dengan pengetahuan mereka tentang Indonesia secara umum.
Beberapa siswa ada yang sudah mengetahui, namun juga ada yang memang belum tahu Indonesia.
Kota Chambord merupakan kota berjarak sekitar 190 km dari Paris ke arah selatan. Bagi penduduk Prancis dan para turis, Chambord sudah tidak asing karena lebih dikenal dengan Kastil Chambord, yang merupakan bagian dari Zona alam untuk kepentingan ekologi, faunistik dan floristic (ZNIEFF) dengan luas area total lebih dari 5.500 ha.
Kastil Chambord merupakan kastil terbesar dan terindah ke-4 di dunia, dan ke-2 di Prancis, setelah Kastil Versailles.
Kastil Chambord di kelilingi beberapa daerah penyangga yang juga kaya akan keindahan alam serta budaya. Mont-Pres-Chambord merupakan salah satu kota kecil di sekitar Kastil Chambord yang tertarik mengenalkan seni budaya Indonesia kepada siswa-siswa di sekolah dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar