Rabu, 16 Februari 2011

REMITANSI

DUBES RI TEGASKAN PENTINGNYA PERAN REMITANSI

London, 16/2 (ANTARA) - Remitansi atau penerimaan dari tenaga kerja di luar negeri, berperan penting untuk pertumbuhan ekonomi, investasi dan pembangunan negara-negara berkembang, khususnya dalam rangka pencapaian Millennium Development Goals, kata Dubes RI untuk PBB Dian Triansyah.

"Untuk itu, perlu peningkatan kerja sama internasional guna memperlancar arus remitansi," kata Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Dian Triansyah Djani dalam keterangan pers yang diterima ANTARA London, Rabu.

Saat memimpin pertemuan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Single-year Expert Meeting on Maximizing the Development Impact of Remittances, Dian Triansyah Djani menekankan pentingnya untuk mengidentifikasikan cara-cara guna meningkatkan kontribusi remitansi secara optimal dan sumbangannya terhadap pembangunan.

Sebagai Ketua UNCTAD Expert Meeting on Remittances, dia juga menekankan posisi Indonesia sebagai negara penerima remitansi sepuluh terbesar di dunia pada tahun 2010, yaitu sebesar 7,1 juta dolar AS dari 2,8 juta pekerja migran Indonesia. Hal itu berdasarkan data dari Migrants and Remittances 2011 World Factbook oleh Bank Dunia.

Sidang UNCTAD, yang berlangsung selama dua hari (14-15/2) membahas empat agenda pokok, yaitu kecenderungan, kesempatan yang diberikan dan tantangan yang dihadapi migrasi dan remitansi, dampak arus remitansi terhadap pembangunan, upaya memfasilitasi arus remitansi dan penanganan hambatan terhadap arus remitansi melalui fasilitasi migrasi sementara.

Terpilihnya Indonesia sebagai ketua pada sidang UNCTAD merupakan bentuk kepercayaan masyarakat internasional terhadap kepemimpinan Indonesia di forum multilateral, khususnya dalam membentuk norma-norma internasional di bidang migrasi dan remitansi.


Lebih cepat
Sementara itu Sekretaris Jenderal UNCTAD, menekankan bahwa sejak pertengahan periode 1990-an, remitansi untuk negara berkembang tumbuh lebih cepat daripada Official Development Assistance (ODA).

Remitansi diharapkan mencapai 325 milyar dolar AS di tahun 2010 dan diperkirakan akan mencapai 374 milyar dolar AS di tahun 2012.

Meskipun remitansi penting bagi negara berkembang, namun bukan dimaksudkan untuk menggantikan bantuan resmi antar pemerintah dan Foreign Direct Investment (FDI).

Berdasarkan studi Bank Dunia, terdapat pertumbuhan remitansi sebesar 8,5 persen di wilayah Asia, yang mencapai 180 milyar dolar AS pada tahun 2010.
Pertemuan Expert Meeting on Remittances diawali dengan Panel Tingkat Tinggi yang menghadirkan, antara lain, Deputi Sekjen UNCTAD, Wakil Menlu Bidang Migrasi El Salvador, Duta Besar Mexico sebagai Ketua Global Forum on Migration and Development (GFMD),
Selain itu juga hadir Direktur Jenderal International Organization for Migration (IOM), Direktur Eksekutif Perlindungan Sosial International Labour Organization (ILO), Deputi Komisi Tinggi HAM (UNHCHR), dan Deputi Direktur Ekekutif United Nations Population Fund (UNFPA).

Para ahli dari negara penerima tenaga kerja (destination countries) maupun negara pengirim (sending countries) membahas dampak dan hambatan yang dialami tenaga kerja dalam menyalurkan pendapatannya ke dalam negeri serta kisah sukses di banyak negara pengirim tenaga kerja, antara lain, China, El Salvador, Filipina, Honduras, Libanon, Meksiko, Turki, Senegal dan negara lainnya.

Pertemuan Single-year Expert Meeting UNCTAD adalah forum pertukaran pengalaman dan best practices di antara para pemangku kepentingan negara-negara anggota PBB/UNCTAD, wakil LSM, akademisi, kalangan perbankan, dan organisasi internasional.

Hasil expert meeting tersebut akan dilaporkan dan direkomendasikan pada pertemuan Komisi Perdagangan dan Pembangunan Trade and Development Board UNCTAD tahun 2011 dan akan menjadi acuan bagi banyak negara. (ZG)
(T.H-ZG/C/S023/S023) 16-02-2011 14:10:43

Tidak ada komentar: