Selasa, 22 Maret 2011

KJRI DUBAI

KJRI DUBAI BANTU PEMULANGAN TKW BERMASALAH

London, 22/3 (ANTARA) - Konsul Jenderal RI Dubai kembali membantu menyelesaikan kasus dan memulangkan sebanyak sepuluh tenaga kerja wanita (TKW) bermasalah dari Dubai ke Tanah Air.

"Delapan orang dari mereka telah berada di penampungan KJRI Dubai sejak sekitar sebulan hingga enam bulan lalu," ujar Sekretaris Pertama Konjen Dubai, Adiguna Wijaya kepada koresponden ANTARA London, Selasa.

Pemulangan terhadap TKW sebanyak itu kini masih menunggu proses penyelesaian hukum dan administrasi permasalahan mereka pada otoritas terkait di Dubai, seperti kantor imigrasi, kepolisian, agen penyalur tenaga kerja lokal dan pihak majikan.

Kesepuluh TKW bermasalah tersebut adalah Haeriyah Binti Hudari Yunus, asal Serang, Banten, Tarmini Binti Tarudin Tara (Brebes, Jawa Tengah), Jemani Binti Wakidi Rateman (Malang, Jawa Timur), Lilis Suryani Binti Adi Sarhi (Sukabumi, Jawa barat).

Selain itu Puryanti Binti Darmanto Ali (Grobogan, Jawa Tengah), Wasilah Binti Jaja Udin (Purwakarta, Jawa Barat), Wasiah Binti Asam Muslim (Karawang, Jawa Barat), Lilik Binti Mistar Muhyid (Jember, Jawa Timur), Iis Sumarliah Binti Bambang Hariy (Sukabumi, Jawa Barat), dan Murniati (Cirebon, Jawa Barat).

Sejak Januari hingga saat pemulangan yang terakhir ini, KJRI Dubai berhasil membantu menyelesaikan kasus dan memulangkan sebanyak 65 TKI yang bermasalah di Dubai.

Konjen RI Dubai, Mansyur Pangeran berkesempatan melepas kepulangan TKW dengan disaksikan para TKW lainnya yang masih berada di penampungan KJRI Dubai.

Dalam sambutannya, Konjen Mansyur kembali menegaskan bahwa untuk menjadi TKI yang bekerja ke luar negeri perlu persiapan diri yang benar-benar matang, baik keterampilan, bahasa asing maupun faktor mental psikologis untuk bekerja dan hidup dalam masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budayanya.

Konjen Mansyur mengingatkan seluruh TKW agar menjadikan pengalaman pahit permasalahan mereka bekerja di luar negeri ini sebagai pertimbangan. Selain berpikir ulang jika ingin kembali bekerja ke luar negeri di masa yang akan datang.

Kiranya juga mereka dapat mengingatkan para saudara, kerabat atau teman di kampung halaman agar tidak mudah terbujuk rayu dan iming-iming uang yang ditawarkan pihak-pihak lain, ujarnya.

Dikatakannya, bila ingin bekerja ke luar negeri harus punya modal kemampuan bahasa asing dan keterampilan serta kesiapan mental psikologis untuk bekerja di negeri orang.

Seluruh TKW bermasalah yang dipulangkan kali ini juga merupakan murid Sekolah TKW yang diselenggarakan atas kerja sama KJRI
Dubai dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Dubai.

Selama di penampungan mereka berkesempatan mengikuti kelas bahasa Inggris, menjahit, table manner dan merangkai bunga.

Konjen Mansyur mengharapkan TKW mempunyai tambahan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari mengikuti beragam kegiatan.

Seperti halnya kelas di Sekolah TKW KJRI Dubai, dapat dijadikan sebagai penyemangat dan modal mereka di Tanah Air nanti untuk melanjutkan belajar ataupun bekerja serta lebih mengembangakan pengetahuan mereka tersebut.

Para TKW yang dipulangkan kali ini menyatakan mereka akan berupaya mencari penghidupan dan pekerjaan di Tanah Air saja dan tidak ingin kembali bekerja sebagai TKW ke luar negeri.

Wasilah Binti Jaja Udin (22), asal Purwakarta menyatakan bahwa di satu sisi sangat senang dapat kembali ke Tanah Air setelah lebih dari empat bulan berada di penampungan KJRI Dubai.

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perlakuan baik dan bantuan yang diberikan KJRI dalam menyelesaikan kasusnya.

Akan tetapi, kata dia, di sisi lain merasa kehilangan dengan suasana kelas menjahit dan bahasa Inggris Sekolah TKW yang diikutinya selama berada di penampungan KJRI Dubai.

Ia berniat sesampainya di Tanah Air nanti akan berupaya mencari pekerjaan di pabrik tekstil/ pakaian atau yang berhubungan dengan pekerjaan menjahit.

Sementara itu, Lilis Suryani Binti Adi Sarhi (40) asal Sukabumi yang telah berada di penampungan KJRI Dubai selama lebih dari enam bulan, menyatakan bahwa ia akan mencoba mencari pekerjaan yang berhubungan dengan menjahit di kampung halamannya.

Pada saat berada di penampungan KJRI Dubai ia berkesempatan mengikuti kelas menjahit dan bahasa Inggris.

KJRI Dubai berupaya melaksanakan Sistem Pelayanan Warga (Citizen Service) berpedoman kepada pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI yang bersifat cepat, tepat, murah, ramah, memuaskan, terbuka dan bertanggung jawab.

Kesuksesan pelayanan tersebut juga berkat kerja sama yang melibatkan seluruh instansi terkait, baik Perwakilan RI di luar negeri maupun berbagai instansi di dalam negeri.(ZG)

(T.H-ZG/B/P004/P004) 22-03-2011 07:18:10

Tidak ada komentar: