PULAU BALI MENJADI INSPIRASI NOVELIS BELGIA
London, 16/3 (ANTARA) - Bali kembali menjadi inspirasi menulis novelis dunia dengan diluncurkannya novel karya novelis terkenal Belgia, Inggrid Vander Veken "Aankomen in Bali" atau "Tiba di Bali", dilakukan di galeri De Zwarte Panther di kota Antwerpen, baru baru ini.
Peluncuran novel yang mengisahkan tentang perjalanan pemuda Belgia yang sejak kecil memiliki ketertarikan terhadap budaya Asia khususnya Bali, dihadiri ratusan pecinta seni dari Belgia, Belanda, dan Jerman, ujar Sekretaris Tiga Pensosbud KBRI Brusel, Royhan N Wahab kepada koresponden Antara, London, Rabu.
Dubes RI Brussel, Arif Havas Oegroseno dalam sambutannya mengatakan tahun lalu penulis Amerika meluncurkan bukunya Eat, Pray, Love yang diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Today, Inggrid gives us "Dream, Seek, Celebrate", demikian Dubes Havas,
Acara peluncuran buku yang merupakan kisah nyata tersebut merupakan kerja sama KBRI Brussel dengan editing house De Bezige Bij, yang secara eksklusif menangani penerbitan dan penjualan novel karya Inggrid Vander Veken .
Novel yang ditulis Inggrid tersebut menghabiskan waktu lebih dari dua tahun akan beredar di Eropa dengan target khusus Belgia, Belanda, Perancis dan Jerman.
Novel tersebut diangkat dari kisah nyata tentang perjalanan hidup seorang pemuda Belgia yang sejak kecil memiliki ketertarikan tinggi terhadap budaya asing khususnya budaya timur.
Martin, tokoh pemuda dalam buku tersebut, sejak kecil memang berbeda dari anggota keluarganya yang lain. Bahkan Martin sejak kecil berteman baik dengan Hang, seorang bocah asal negeri China yang hidup merantau di Belgia.
Semakin beranjak dewasa, rasa penasaran dan keinginan yang lebih mendalam untuk mengenal budaya timur semakin dirasakannya.
Indonesia menjadi salah satu negara yang membuat Martin semakin tertarik untuk mengenal budaya timur.
Setelah menamatkan SMA-nya, Martin memberanikan diri untuk pergi ke Indonesia dengan mendaftarkan diri ikut program Darmasiswa yang ditawarkan pemerintah Indonesia dengan mempelajari bahasa Indonesia.
Pucuk dicinta, ulam tiba. Ternyata keberangkatan Martin ke Indonesia merupakan awal sejarah kehidupan multi-kulturalisme yang selama ini membuatnya penasaran.
Di sana, ia bertemu dengan Eka, seorang gadis Indonesia yang pada akhirnya menjadi pasangan hidupnya.
Setelah menyelesaikan program Darmasiwanya, Martin kembali ke Belgia untuk meminta restu kedua orang tuanya untuk menikahi Eka. Saat ini keduanya tinggal di Bali. Bagian inilah yang kemudian diangkat oleh Inggrid dalam bukunya tersebut.
Menurutnya, tidak banyak warga Eropa yang sejak kecil telah memahami budaya asing lainnya. "Pemuda ini berbeda dari pemuda Eropa lainnya", demikian disampaikan Inggrid.
Acara peluncuran buku ditutup dengan permainan apik musik rindik Bali guna memberikan kesan atmosfir Bali.
Kerja sama peluncuran buku dengan KBRI Brussel ini akan berlanjut pada penampilan seni teater mengenai "Aankomen in Bali" ini yang direncanakan dipentaskan pada akhir tahun 2011 ini.(ZG)
(T.H-ZG/B/M020/M020) 16-03-2011 17:52:57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar