PENERBANGAN JADI KENDALA WISATAWAN RUSIA KE INDONESIA
London, 17/3 (ANTARA) - Jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia mengalami peningkatan, namun tak adanya penerbangan langsung ke tanah air dinilai masih menjadi kendala untuk menumbuhkan kunjungan turis asal negeri Tirai Besi itu.
"Peningkatan jumlah wisatawan Rusia itu seiring dengan krisis ekonomi internasional mulai mereda," ujar Counsellor/Penanggungjawab Devisi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moskow M. Aji Surya dalam keterangannya kepada ANTARA London, Kamis.
Selama 2010 wisatawan Rusia yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 79.100 orang atau mengalami kenaikan 15 persen dibanding tahun sebelumnya dengan tujuan utama sebagian besar ke Bali yaitu 65 ribu orang.
Direktur Promosi Luar Negeri Kembudpar, Noviendi Makalam, pada pembukaan pameran ke-18 Moscow International Travel & Tourism (MITT), mengatakan turis Rusia berasal dari "upper class" atau menengah ke atas dengan rata-rata pengeluaran 1500 dolar AS per-kunjungan per-orang, termasuk tertinggi diantara turis asing lainnya yaitu sekitar 1000 dolar.
Disebutkan juga, potensi turis Rusia ke Indonesia masih sangat besar karena turis Rusia yang terserap umumnya orang kaya baru.
Dia mengungkapkan, turis Rusia ke Mesir pada kisaran dua juta per-tahun, Thailand 600 ribu dan Korea 150 ribu.
Namun demikian, menurut dia, salah satu masalah yang masih mengganjal maraknya turis Rusia ke Indonesia adalah tertundanya pelaksanaan penerbangan langsung (scheduled direct flight) baik dari maskapai penerbangan Indonesia maupun Rusia.
"Sejak satu setengah tahun lalu, wacana penerbangan langsung sudah mengemuka dan Air Service Agreement-nya kemungkinan besar baru akan ditandatangani akhir bulan ini," katanya.
Namun demikian Noviendi menegaskan, yang paling penting adalah implementasi dari Air Service Agreement tersebut dalam bentuk penerbangan langsung.
Dia memperkirakan, bila hal tersebut terealisir maka kunjungan turis Rusia dipastikkan akan melonjak diatas 100 ribu orang.
Sejauh ini, turis Rusia terangkut ke Indonesia dengan charter flight ataupun penerbangan reguler melalui Singapura, Doha, Dubai dan Abu Dhabi.
"Logikanya sederhana. Manakala ada penerbangan langsung, maka biaya kunjungan akan terpangkas secara signifikan. Ujung-ujungnya akan banyak turis Rusia yang mampu melancong ke Indonesia," ujar Noviendi.
Tanpa penerbangan langsung dan reguler, lanjutnya, maka pemerintah hanya dapat mematok peningkatan kunjungan wisatawan Rusia 15 persen pada tahun depan.
Sementara itu Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Moskow, Dian Wirengjurit menyatakan, masalah penerbangan langsung harus diselesaikan bila Indonesia menginginkan lebih banyak turis Rusia berdatangan.
"Dengan ditandatanganinya Air Service Agreement kedua negara dalam waktu dekat diharapkan pihak maskapai penerbangan tergerak untuk melakukan penerbangan langsung secara terjadwal," ujarnya.
MITT merupakan pameran industri pariwisata tahunan terbesar di Rusia dan ketiga di dunia yang mendatangkan 120 ribu konsumen selama empat hari pameran dari tanggal 16 sampai 20 Maret mendatang.
Dalam pameran MITT yang ke-18 ini, sebanyak 10 industri pariwisata Indonesia hadir untuk menjual berbagai paket wisata di Indonesia. (ZG)
(T.H-ZG/B/S025/C/S025) 17-03-2011 06:17:40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar