SBY: PERLU "NEW GLOBAL AWARNESS" ATASI KRISIS FINANSIAL
Oleh Zenita Gibon
London, 12/11 (Antara) - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, belajar dari krisis finansial beberapa waktu lalu dewasa ini perlu adanya kesadaran global baru (new global awareness) dengan kerangka kerja sama yang lebih baik guna mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam pembukaan KTT ke-7 World Chinese Economic Summit (WCES) 2015 sekaligus pemberian penghargaan "life time achievement awards" kepada sejumlah pemimpin perusahaan. di London, Selasa malam, SBY mengatakan bahwa pada saat ini G20 berada di antara pilihan kebijakan untuk memberikan financial stimulus atau mereformasi struktur finansial global.
SBY memberikan pandangan bahwa kedua pendekatan tersebut penting dan perlu dilakuan bersamaan.
Dengan belajar dari krisis ekonomi dan "global economic shock" yang terjadi belum lama ini dengan menguatnya dollar dan jatuhnya harga komoditas, maka perlu kerja sama yang lebih kuat antarnegara dan kawasan. SBY mengajak untuk sama-sama menciptakan peluang dan kerja sama.
"Waktunya kita 'to think big and think outside the box' serta mewujudkannya secara nyata," ujarnya.
Sebagai patron dari WCES, bersama Sultan Nazrin dari Malaysia, SBY menyerahkan penghargaan kepada sejumlah figur yang telah menunjukkan kontribusi dan kepemimpinan sesuai dengan keahlian sepanjang hidupnya.
Sementara itu Fungsi Ekonomi KBRI London, Hastin AB Dumadi kepada Antara London, Kamis mengatakan KTT WCES 2015 diselenggarakan Asian Strategy & Leadership Institute (ASLI) untuk pertama kalinya, di luar kawasan Asia Pasifik, berlangsung di tiga tempat yaitu Savoy Hotel, The House of Lords, Banqueting House Asia House dan Royal Istana Kensington, dari tanggal 10 hingga 11 November.
Acara tahunan bergengsi mempertemukan lebih dari 200 pembuat kebijakan, pengusaha, peneliti dan pemikiran-pemimpin dari seluruh dunia untuk membahas topik sekitar kunci tema tahun ini, 'China dan Dunia: Tempa Kemitraan Euro-Asia menuju Kemakmuran Bersama'.
Ketika terjadi krisis finansial sejak tahun 2008 lalu, SBY yang menghadiri KTT G20 ke-2 di London tahun 2009 mengatakan bahwa pada saat itu dunia termasuk negara-negara G20 tidak siap dengan apa yang terjadi dan cara mengatasinya.
Beberapa figur yang mendapat penghargaan tersebut diantaranya adalah Chen Zhifeng - Yema Group untuk kategori kepemimpinan bidang seni dan budaya, Dato Paduka Timothy Ong Teck Mong - Asia Inc.
Forum untuk kategori pimpinan bisnis regional, Tan Sri Dato' Sri Lim Gait Tong - Farlim Group Berhad untuk kategori bisnis dan kepemimpinan masyarakat; Stuart Gulliver - HSBC untuk kategori kepemimpinan pada bank global; Prof. David Greenway - Univeristy Nottingham untuk kategori peningkatan kerja sama pendidikan Inggris Malaysia dan China, Sir David Tang- Shanghai Tang untuk kategori global retailing.
Dalam kunjungan ke London, SBY juga menyempatkan diri beramah tamah dengan perwakilan masyarakat Indonesia di KBRI London. Dalam paparannya, SBY menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia selama masa pemerintahannya dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung pemerintah Indonesia saat ini mewujudkan Indonesia yang lebih makmur dan damai.
Menjawab pertanyaan dari warga Indonesia terkait kontribusi yang dapat diberikan oleh warga negara Indonesia di luar negeri, SBY menyebutkan negara membutuhkan putra-putri Indonesia yang telah menyelesaikan studi di luar negeri untuk dapat ikut membangun Indonesia. Namun kontribusi terhadap bangsa dapat dilakukan dimana pun warga Indonesia berada. ***2****
(T.H-ZG/C/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 12-11-2015 08:21:26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar