Kamis, 12 November 2015

SOFIA

HISTERIA PETRUK DI SEKOLAH VASIL LEVSKI 8 SOFIA

         London,7/11 (Antara) - Sekitar 100 murid berteriak histeris ketika Prof. Andrik menggerakkan tokoh kijang dan babi hutan dengan gaya melompat-lompat, tidak saja bergerak lincah tetapi juga mengeluarkan lengkingan suara kijang dan rengekan babi hutan.

        Itulah sekelumit adegan wayang di Sekolah Vasil Levski 8 Sofia, Bulgaria yang diselenggarakan oleh KBRI Sofia dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia, demikian Pensosbud KBRI Sopia Dina Martina kepada ANTARA London, Sabtu.

        Para siswa kagum bercampur histeris ketika melihat wayang kulit yang terlihat hidup ketika diperagakan Ki Dalang Profesor, terutama  ketika Prof. Andrik mengenalkan tokoh Petruk.

        "Tokoh ini datang dari Bulgaria, lihatlah...hidungnya mancung, badannya tinggi, kurus seperti orang Bulgaria, karena makan banyak salad," mereka tertawa terbahak-bahak.

        "Di Bulgaria, saya bernama Peter," kata Prof. Andrik dengan bahasa Bulgaria. Anak-anak menyambut dengan gelak tawa.

         Di depan siswa  Prof. Andrik mengawali presentasinya dengan memperkenalkan peta Indonesia dan peta dunia. Murid dapat membayangkan betapa jauhnya Indonesia. Dengan pesawat terbang ditempuh selama 16-30 jam.

         Mereka baru pertama kali melihat teater boneka dari kulit kerbau dan tanduk kerbau. Hiasan warna-warni yang indah, ukiran yang rumit, membuat para siswa merasa kagum dan menggerakkan wayang dengan sangat mudah.

        Prof. Andrik memperkenalkan cara menggerakkan wayang dan bagaimana suara setiap karakter. Kelak bila  berkeinginan berkunjung ke Indonesia untuk melihat langsung rumah adat, budaya daerah, serta ingin menonton wayang semalam suntuk sebagaimana diutarakan para murid kepada Prof. Andrik.

          Profesor membawakan peran lebih dari lima belas tokoh wayang, terutama untuk adegan Perang Kembang, yaitu punakawan, Arjuna, Sembadra, Buto Cakil, Raksasa dan beberapa binatang.

       Ketika Profesor menawarkan kesempatan kepada murid-murid tersebut untuk memegang dan memainkan tokoh wayang tersebut, murid-murid saling berebut.

         Antusiasme untuk mengenal wayang sangat tinggi, terutama bagaimana menggerakkan wayang dan memainkannya dengan dialog antar sesama murid. Hadir pula di kelas tersebut, Kepala Sekolah Emilia Todorinska didampingi  beberapa guru.

        Salah satu guru pendamping mengatakan murid-murid tersebut antusias karena bentuk tokoh-tokoh wayang yang lucu dan mudah dimainkan, serta tangannya sangat fleksibel seperti orang.

        Wayang kulit berbeda dengan boneka Bulgaria karena harus digerakkan dengan tali dan sulit dimainkan.
     Prof. Andrik, dosen program studi Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret,Surakarta ditugaskan Kemdikbud  mempromosikan wayang di Universitas, Sekolah dan Masyarakat Bulgaria.

         Program tersebut diselenggarakan oleh KBRI Sofia untuk memperkenalkan Indonesia dan khususnya wayang kepada masyarakat Bulgaria.***4***
(H-ZG/b)(T.H-ZG/B/F. Assegaf/F. Assegaf) 07-11-2015 07:17:24

Tidak ada komentar: