Sutradara “Lima” diundang ke Festival Film Muslim
News ID: 747273
London (ANTARA) -
Menteri Kebudayaan Republik Tatarstan, Federasi Rusia, Irada Ayupova, secara khusus mengundang Lola Amaria, sutradara film “Lima”, untuk berpartisipasi dalam the 16th Kazan International Muslim Film Festival di Kazan, Republik Tatarstan September mendatang.
Hal itu disampaikan Irada Ayupova dalam pertemuan dengan Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Azis Nurwahyudi bersama Lola Amaria dan pemeran film “Lima”, Baskara Mahendra, di Kazan, demikian keterangan yang diterima Antara London, Minggu.
Menurut Irada Ayupova, Festival bukan hanya untuk memperlihatkan beragam film tentang agama, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai tradisi masyarakat, seperti kemanusiaan, empati, pengabdian terhadap tanah air dan keluarga, serta rasa hormat kepada yang lebih tua, dan bantuan untuk anak-anak. Festival tahunan ini diikuti lebih dari 500 film dari 50 negara di dunia.
“Kami mengundang sutradara Lola Amaria untuk ikut Kazan International Muslim Film Festival,” ujar Irada Ayupova.
Undangan tersebut disambut positif Lola Amaria dan didukung KBRI Moskow. Azis Nurwahyudi mengatakan Lola Amaria akan mempersiapkan partisipasinya dan mengikutsertakan film dokumenter berjudul "Pesantren" (A Boarding School) sutradara Shalahuddin Siregar pada festival tersebut.
Kehadiran Lola Amaria dan Baskara Mahendra di Kazan untuk pemutaran film Indonesia “Lima” di Cinema “Mir” Sabtu (25/1) . Film “Lima” mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat dengan penuh antusias menyaksikan film. Cinema “Mir” yang memiliki kapasitas 200 tempat duduk tidak dapat manampung pengunjung yang ingin menyaksikan film “Lima”. Pihak bioskop menyediakan kursi tambahan dan terdapat penonton yang rela menonton sambil berdiri.
Pemutaran film diadakan kerja sama KBRI Moskow dengan Lola Amaria Production didukung Kementerian Kebudayaan Republik Tatarstan, Kazan State Institute of Culture (KazGIK), Cinema “Mir”, serta pihak terkait lainnya di Tatarstan. Selain memperkenalkan Indonesia, pemutaran film dilakukan dalam rangka memeriahkan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia 2020.
Keberadaan Lola Amaria di Kazan juga untuk menjajaki kerja sama di bidang perfilman dengan pihak setempat, seperti KazGIK.
Dalam kesempatan terpisah, Dubes Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengatakan potensi kerja sama Indonesia dengan Tatarstan sangat besar, tidak hanya di bidang budaya, tetapi juga ekonomi dan perdagangan.
Menurut Dubes Wahid, sebagai bagian dari upaya pengembangan kerja sama dengan Tatarstan dalam peningkatan hubungan Indonesia-Rusia, Indonesia akan ikut serta pada the 12th International Economic Summit, “Russia-Islamic World: KazanSummit 2020” pada 18-20 Juni mendatang di Kazan.
Republik Tatarstan adalah salah satu negara bagian Federasi Rusia mayoritas penduduknya beragama Islam dan baru-baru ini meraih predikat sebagai negara bagian yang paling layak huni (most liveable). Terdapat 83 mahasiswa Indonesia yang menuntut berbagai ilmu di Kazan, ibukota Republik Tatarstan.(ZG)Wow
Menteri Kebudayaan Republik Tatarstan, Federasi Rusia, Irada Ayupova, secara khusus mengundang Lola Amaria, sutradara film “Lima”, untuk berpartisipasi dalam the 16th Kazan International Muslim Film Festival di Kazan, Republik Tatarstan September mendatang.
Hal itu disampaikan Irada Ayupova dalam pertemuan dengan Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Azis Nurwahyudi bersama Lola Amaria dan pemeran film “Lima”, Baskara Mahendra, di Kazan, demikian keterangan yang diterima Antara London, Minggu.
Menurut Irada Ayupova, Festival bukan hanya untuk memperlihatkan beragam film tentang agama, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai tradisi masyarakat, seperti kemanusiaan, empati, pengabdian terhadap tanah air dan keluarga, serta rasa hormat kepada yang lebih tua, dan bantuan untuk anak-anak. Festival tahunan ini diikuti lebih dari 500 film dari 50 negara di dunia.
“Kami mengundang sutradara Lola Amaria untuk ikut Kazan International Muslim Film Festival,” ujar Irada Ayupova.
Undangan tersebut disambut positif Lola Amaria dan didukung KBRI Moskow. Azis Nurwahyudi mengatakan Lola Amaria akan mempersiapkan partisipasinya dan mengikutsertakan film dokumenter berjudul "Pesantren" (A Boarding School) sutradara Shalahuddin Siregar pada festival tersebut.
Kehadiran Lola Amaria dan Baskara Mahendra di Kazan untuk pemutaran film Indonesia “Lima” di Cinema “Mir” Sabtu (25/1) . Film “Lima” mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat dengan penuh antusias menyaksikan film. Cinema “Mir” yang memiliki kapasitas 200 tempat duduk tidak dapat manampung pengunjung yang ingin menyaksikan film “Lima”. Pihak bioskop menyediakan kursi tambahan dan terdapat penonton yang rela menonton sambil berdiri.
Pemutaran film diadakan kerja sama KBRI Moskow dengan Lola Amaria Production didukung Kementerian Kebudayaan Republik Tatarstan, Kazan State Institute of Culture (KazGIK), Cinema “Mir”, serta pihak terkait lainnya di Tatarstan. Selain memperkenalkan Indonesia, pemutaran film dilakukan dalam rangka memeriahkan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia 2020.
Keberadaan Lola Amaria di Kazan juga untuk menjajaki kerja sama di bidang perfilman dengan pihak setempat, seperti KazGIK.
Dalam kesempatan terpisah, Dubes Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengatakan potensi kerja sama Indonesia dengan Tatarstan sangat besar, tidak hanya di bidang budaya, tetapi juga ekonomi dan perdagangan.
Menurut Dubes Wahid, sebagai bagian dari upaya pengembangan kerja sama dengan Tatarstan dalam peningkatan hubungan Indonesia-Rusia, Indonesia akan ikut serta pada the 12th International Economic Summit, “Russia-Islamic World: KazanSummit 2020” pada 18-20 Juni mendatang di Kazan.
Republik Tatarstan adalah salah satu negara bagian Federasi Rusia mayoritas penduduknya beragama Islam dan baru-baru ini meraih predikat sebagai negara bagian yang paling layak huni (most liveable). Terdapat 83 mahasiswa Indonesia yang menuntut berbagai ilmu di Kazan, ibukota Republik Tatarstan.(ZG)Wow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar