Diplomat Karier Itu Resmi Jadi Dubes di Inggris
Oleh Zeynita Gibbons
London (ANTARA News) - Mengenakan busana Teluk Belangga berupa jas dan pantalon berpadu sarung tenun Jambi warna unggu, Yuri Octavian Thamrin (47) dijemput Kepala Protokol Kerajaan Inggris, Sir Anthony Figgis.
Selasa pagi itu suami Risandrani Thamrin yang biasa akrab disapa dengan Sandra menemani sang suami menghadap Ratu Inggris Elizabeth II untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan sebagai Dutabesar berkuasa penuh untuk Kerajaan Inggris Raya.
Di depan gedung KBRI di 38 Grosvenor Square, London, yang tidak jauh dari kedutaan AS, kereta kuda telah menunggu pria kelahiran Jambi, 31 Oktober 1961, mantan Direktur Asia Timur dan Pasifik, yang juga mantan Juru Bicara I Departemen Luar Negeri RI.
Tepat pukul 11.45 waktu setempat, kereta kuda yang dikemudikan pria Inggris berjas jas panjang warna merah membawa Yuri Thamrim bersama Sandra yang mengenakan kebaya warna unggu. Kepergian kereta kuda itu diiringi lambaian tangan para staf dan diplomat KBRI London.
"Tidak jujur kalau saya katakan saya tidak nervous," ujar Yuri Thamrin kepada koresponden Antara London di ruangan lantai atas gedung KBRI London sambil menceritakan persiapan yang dilakukan sebelum menghadapi Ratu Elizabeth II.
Menurut lulusan S1 Universitas Indonesia dan S2 di Australian National University, dia telah berlatih berulang kali rangkaian kalimat yang akan diucapkannya ketika bertemu sang ratu.
Persiapan itu untuk memperlancar pertemuan yang menjadi tanda resminya dia menjadi dubes di kerajaan itu.
Sebelum bertemu dengan Ratu Inggeris, Yuri Thamrin dan rombongan memasuki Istana Buchkingham dari pintu gerbang kiri (Grand Entrance) dan diterima pejabat senior Kementerian Luar Negeri Inggris di ruang utama.
Empat pejabat KBRI di London yang ikut dalam rombongan, selain Ny Sandra Thamrin, yaitu Yuwono A Putranto (konsul), Riza Sihbudi (atase pendidikan), Tumpal Hutagalung (konsul), dan Iman Santoso (Sekretaris II).
Kepada Ratu Inggris, Dubes Yuri menyampaikan salam hormat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menyatakan komitmen mengembangkan hubungan bilateral antara RI dan Inggris yang saling menguntungkan kedua pihak.
Diplomat yang mengawali karirnya sebagai Kepala Seksie Politik Hukum Laut/Wawasan Nusantara & Angkasa Luar itu kini menjadi duta besar di Kerajaan Inggris.
Jabatan penting yang pernah disandang ayah dua anak yang berangkat dewasa itu di antaranya menjadi anggota kelompok kajian PBB tentang isu peluru kendali, dan Koordinator Pokja GNB tentang Perlucutan Senjata, New York.
Dalam kapasitas itu juga berperan sebagai juru bicara Pokja GNB dalam berbagai perundingan Perlucutan Senjata dan juru bicara GNB dalam perundingan di Komite I dan pernah menjadi Juru Bicara Satgas di Timor Timur pada 1999.
Yuri Thamrin pernah menjadi Direktur Asia Timur dan Pasifik/Juru Bicara I Departemen Luar Negeri, pernah menjabat Kasubid Perlucutan Senjata dan Dewan Keamanan di PTRI New York dan Kabid Politik I di PTRI New York.
Malang melintang di dunia diplomat membuat Yuri Thamrin mahir dalam berdiplomasi bahkan ia juga pernah menjadi Koordinator ASEAN untuk pembahasan isu terorisme di New York dan Wakil Ketua Komite Ad Hoc Samudera Hindia, New York.(*)
COPYRIGHT © 2008
Ketentuan Penggunaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar