MENDAG: PERUNDINGAN WTO MAKIN ALOT
London, 27/7 (ANTARA) - Mendag Mari Elka Pangestu menilai perundingan Organisasi perdagangan Dunia (WTO) saat ini lebih sulit dibanding Putaran Uruguay karena negara berkembang sudah lebih canggih dalam bernegosiasi.
Apalagi, kata Mendag ketika acara tatap muka dengan masyarakat Indonesia yang berada di Swiss dan staff PTRI di Jenewa, akhir pekan lalu, negara-negara berkembang sudah melengkapi diri dengan data dan argumentasi dalam menghadapi perundingan dengan negara-negara maju.
Ppendekatan multilateral dalam kerangka WTO lebih menempatkan negara berkembang pada posisi yang seimbang dengan negara maju, katanya seperti dituturkan Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Dinar Sinurat, kepada koresponden ANTARA London.
Mendag juga menyatakan jika perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tidak menghasilkan kesepakatan, maka hal itu akan sangat merugikan negara berkembang karena lemahnya posisi tawar yang dimiliki.
Dikatakannya mata dunia saat ini terfokus pada perundingan Putaran Doha yang sedang berlangsung saat ini di Jenewa. Negara maju maupun berkembang tidak ada yang ingin disalahkan jika perundingan mengalami kemacetan, kata menteri.
Jika perundingan tidak menghasilkan kesepakatan, katanya, maka pembentukan persetujuan bilateral di bidang ekonomi dan perdagangan akan semakin menjamur. "itu akan merugikan negara berkembang."
pada kesempatan itu, Mendag juga memaparkan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengembangkan economy creative yang mencakup lima faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan kreativitas ekonomi yaitu SDM, teknologi, resources, lembaga, dan uang/modal.
Kreatif
Dalam diskusi interaktif yang berlangsung selama dua jam itu, Menkoinfo, Mohammad Nuh, berpesan kepada para diplomat untuk lebih kreatif dalam mencari celah dan peluang guna memperjuangkan kepentingan Indonesia di luar negeri dan selalu optimis dalam menampilkan citra Indonesia di luar negeri.
"Mindset yang positif, self confidence, sikap optimis, dan tidak terjebak dalam stigma negatif akan mendorong sikap kreatif yang pada gilirannya akan meningkatkan performance yang lebih baik," ujar Menkominfo.
Dikatakannya pencitraan Indonesia yang positif ini penting, terlebih di tahun 2008 yang merupakan tahun menjelang Pemilu 2009.
Menkominfo juga memaparkan perkembangan ICT di Indonesia serta strategi Pemerintah RI dalam meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
Selain berusaha membangun dan mengembangkan software dan hardware Pemerintah juga akan terus meningkatkan infrastructure accessibility, affordability, dan socio readiness.
Hal ini diperlukan mengingat Indonesia adalah negara yang sangat luas wilayahnya dan sangat beragam kondisi sosial dan budaya.
Pertemuan diselenggarakan di sela kunjungan Menkominfo menghadiri Kongres-24 Universal Postal Union (UPU) dan Mendag dalam rangka pertemuan tingkat menteri anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization / WTO) di Jenewa.
***5***-ZG)(T.H-ZG/B/A027/A027) 27-07-2008 18:01:08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar