D0130408000436 13-APR-08 KSR JKT
MALAM DANA BAGI ANAK ANAK KORBAN TSUNAMI
London, 12/4 (ANTARA) - Internasional Children Relief (ICR), yayasan sosial yang bergerak dalam menyantuni anak- anak korban di daerah konflik dan korban tsunami di Aceh mengelar malam dana dan sekaligus malam ungkapan terima kasih kepada donatur yang berasal dari masyarakat Muslim di Inggris yang selama ini telah memberikan sumbangan.
Acara malam dana yang digelar di London Muslim Centre, satu komplek dengan Mesjid Whitechapel di pusat kota London itu, Sabtu malam antara lain diisi dengan lelang barang barang asal Indonesia seperti hiasan dinding bertuliskan ayat Kursi yang terbuat dari kerang dari Maluku, barang kerajinan dari Aceh dan kopiah hitam khas Indonesia.
Sister Hana Hussain Mulia dengan semangat melelang barang barang yang sebagian besar sumbangan itu diantaranya berupa scarf batik sutra serta seperangkat perhiasan yang seluruh hasilnya digunakan untuk melanjutkan pembangunan rumah anak soleh di daerah Lhoong, Aceh.
Sebelumnya Sheikh M Omar, Imam masjid London membahas mengenai pentingnya umat muslim bersedekah dan juga menjadi kewajiban umat Islam khususnya yang berada di Inggris menyantunni anak- anak yatim piatu dimanapun berada.
Dikatakannya, bersedekah memiliki kekuatan yang sangat besar khususnya sedekah yang diberikan kepada anak yatim piatu, ia mengumpamakan bagaikan air yang dapat menyiram api sebesar apa pun.
Sementara itu, Nizma Scoffield, yang mengagas acara malam ucapan terima kasih itu mengatakan bahwa selama ini umat Islam di Inggris sangat menaruh perhatian kepada anak-anak yatim di Indonesia.
"Kepedulian mereka sangat besar dan sudah sewajarnya bila saya secara pribadi ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih khususnya kepada para donatur yang telah menitipkan dananya lewat ICR," ujar ibu dua anak yang berangkat dewasa.
Musibah yang terjadi saat bencana tsunami melanda daerah Aceh tiga tahun laluyakni 26 Dsember 2004 , hingga saat ini masih membekas dalam diri Mutia, istri Saharman Gea, pemuda Nias yang sedamg menempuh pendidikan doktoral di Queen Marry, London.
Begitupun dengan Mulyadi, yang waktu itu menyelesaikan pendidikannya di Open University di Milton Keynes, peristiwa tsunami meninggalkan kenangan yang mendalam dalam dirinya, karena bagaimana tidak ibunda serta keluarga kakaknya Mulyana menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Acara malam dana yang dihadiri sekitar 200 pengunjung termasuk diantaranya Mutia dan juga Mulyadi beserta istrinya Elis Kartika beserta pelajar dari Aceh lainnya yang pada malam itu menampilkan kesenian Tari Saman yang sangat dinamis dari Aceh.
"Saya belum pernah menyaksikan tarian yang begitu indah dan dinamiknya," komentar salah seorang undangan yang dalam tarian Saman itu diiringin dengan tabuhan gendang dan juga pantun yang berkisah mengenai sejarah Islam.
Dalam acara dalam dana yang diselingi dengan sholat Magrib itu dilanjutkan dengan makam malam dengan hidangan khas Indonesia sumbangan masyarakat Indonesia yang berdomisili di London.(U-ZG) /B/A011)(T.H-ZG/B/A011/A011) 13-04-2008 07:37:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar