Senin, 06 Juli 2009

Bursa Tembakau Bremen, Apa Perlu Dipertahankan?

Spektrum Pumpunan Telaah Resensi
TWITTER RSS FORUM

Bursa Tembakau Bremen, Apa Perlu Dipertahankan?

Senin, 6 Juli 2009 06:32 WIB | Artikel | Pumpunan | Dibaca 232 kali
Zeynita Gibbons
Bursa Tembakau Bremen, Apa Perlu Dipertahankan?
Petani memotong bunga tembakau di perladangan lereng gunung Sindoro desa Kledung, Candiroto, Temanggung, Jateng. (ANTARA/Anis Efizudin)
Bremen (ANTARA News) - Gedung megah milik Deutsch Indonesische Tabak-Handelsgesellschaft MBH&Co, (TabakBursa) yang mengelar acara lelang tembakau milik PTPN X dan PTPN II setiap tahunnya tidak lagi seramai dulu.

Pesta peringatan 50 tahun lelang tembakau Bremen tahun lalu yang dirayakan dengan besar-besaran di gedung yang terletak di jalan Speicherhof 1 Bremen, Jerman, Kamis pekan silam saat digelarnya lelang tembakau tampak lengang.

Di dalam gedung yang terdapat ruangan wakil dari pengusaha cerutu berbagai Negara banyak yang kosong dan hanya menyisakan papan nama begitupun meja panjang berisi daun tembakau yang digunakan untuk contoh juga tidak begitu banyak.

Sesekali tampak lalu lalang beberapa broker yang menunggu acara lelang digelar siap dengan buku kecil yang bertuliskan jumlah, jenis dan kualitas serta kode pengiriman tembakau yang akan dilelang.

Alexander Kohne berusia 19 tahun mengenakan jas warna terang tetap tidak dapat menutupi wajahnya yang belia untuk ikut dalam acara lelang tembakau.mengikuti jejak sang kakek yang mendirikan balai lelang 50 tahun lalu bersama ayah ManagingDirector DITH, Wolfgang G. Koehne dan kakaknya Constanten Kohne.

Sementara di dalam ruangan para direktur dua perusahaan tembakau dari PTPN X Medan dan PTPN II Surabaya yang masih belum hilang jetleg-nya siap-siap mendiskusikan harga yang pantas mereka terima.

Dalam ruangan itu juga hadir Dutabesar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh KBRI Berlin Eddy Pratomo beserta Konjen Hamburg Teuku Darmawan bersama Presiden Komisaris PT Bakri Sumatra Plantation Tbk Sudjai Kartasasmita yang juga Badan Kerjasama Perkebunan Sumatera (BKS-PPS).

Dari pengeras suara terdengar suara wanita berbahasa Jerman yang mengatakan acara lelang akan dibuka dan beberapa peserta lelang termasuk Chandra Perpathi salah satu broker dari Perantara ikut memasukan amplop berisi tawaran ke dalam kotak surat disebut Gabote.

Dari surat penawaran yang dimasukan ke dalam Gabote dibahas bersama pimpinan PTPN X dan PTPN II yang pimpinan AP Dargo dari Deutsch Indonesische Tabak-Handelsgesellschaft MBH&Co.

Di tengah-tengah gelombang kampanye anti merokok yang makin terus digencarkan dan juga krisis global yang melanda seluruh dunia penjualan komoditi tembakau dengan cara lelang masih dapat dipertahankan.

Apakah cara lelang seperti patut dipertahankan terus, tanya Duta Besar Luar Biasa dan Bekuasa Penuh KBRI Berlin Eddy Pratomo kepada koresponden Antara London yang mengikuti acara lelang tembakau Bremen.

Dubes Eddy Pratomo mengatakan system lelang yang sama dari tahun ke tahun apa masih terus dilakukan. "Apa tidak perlu ditinjau kembali," tanyanya.

Diakuinya Balai lelang tembakau TabakBursa ini memang memiliki beban sejarah yang panjang hanya saja mekanisme lelang tampaknya perlu dibenahi dan bisa saling menguntungkan kedua pihak.

Acara Lelang tembakau Indonesia milik PT Perkebunan Nusantara II dan PT Perkebunan Nusantara X dari tahun ke tahun terus menurun meskipun tembakau asal Perkebunan di Sumatera Utara masih tetap diminati.

Deutsch Indonesische Tabak-Handelsgesellschaft MBH&Co merupakan kerja sama antara PT Perkebunan Nusantara II dan PT Perkebunan Nusantara X dengan konsorsium rekanan bank dan pedagang di Bremen melakukan lelang sejak 50 tahun lalu.

Menurut Dargo, harga tembakau Jawa cukup baik dan dibeli pembeli yang sama seperti tahun lalu dari keseluruhan 600 bal tembakau Poslan dan 50 karton Tembakau FIK Bawah Naungan (TBN) dari PT Perkebunan Nusantara X Surabaya menghasil sekitar 590 ribu euro.

Tembakau yang dilelang tahun ini, katanya, secara kualitatif lebih baik dari tahun sebelumnya dan harga yang ditawarkan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik dan lebih tinggi dari tahun lalu.

Pemilik tembakau merasa puas dengan hasil lelang tembakau Jawa, sementara tembakau milik PT Nusantara II Muara Medan terjual 1004 bal dengan hasil 2,1 juta Euro.

Dibandingkan tahun tahun sebelumnya apa yang dihasilkan dari lelang tembakau dari TabakBursa memang jauh berkurang meskipun pasaran tetap ada, karena penikmat cerutu juga makin tertambah.

Menurut Dargo, pasaran tembakau milik PTPN X masih cukup kuat, hasil cukup baik dan harga juga cukup tinggi dan pemilik sedikit puas.

Meskipun ada beberapa tembakau yang diharapkan bisa bernilai tinggi namun dalam kondisi yang makin ketatnya larangan merokok di tempat umum penjual cukup puas dengan harga yang ditawarkan.

Diakuinya, dalam acara lelang tembakau penyelenggara merasa terkejut dengan harga yang ditawarkan yaitu mencapai 85 Euro perkilo, suatu harga kejutan dari perkebunan terbaik sementara harga terendah yang pernah ditawarkan adalah 10 euro perkilo gram dengan kualitas yang jauh dibawah standar.

Menurut Dargo, produksi cerutu di berbagai Negara juga mengalami penurunan dan industri cerutu mengunakan persediaan yang ada dan sajian tembakau yang dilelang saat ini disesuaikan dengan permintaan pasar di bandingkan tahun tahun lalu.

Sementara itu, kebutuhan akan tembakau Sumatera tetap tinggi dibuktikan dengan permintaan yang cukup besar termasuk tembakau Jawa yang sesuai dengan permintaan sementara kualitas menengah hanya bisa menunggu untuk di lelang.

Kebutuhan yang ada jangan sampai melebihi permintaan yang ada, ujarnya. Untuk itu ada beberapa tembakau yang ditahan, kata Albertus Prangboewana Dargo.

Sementara itu Presiden Direktur PT Perkebunan Nusantara X Subiyono mengatakan tembakau dari perusahaannya, hanya dilelang sebanyak tiga persen dari jumlah keseluruhan produksi tembakau yang berjumlah 650 bal, sementara sebagian besar sudah laku dijual oleh pembeli yang langsung datang ke Klaten.

Subiyono mengatakan hasil lelang sudah cukup memuaskan karena di atas harga pokok, dan ada peningkatan rata rata 14 persen. "Hasilnya saya cukup puas," ujarnya.

Sementara itu Direktur Utama PT PN X Bhatara Moeda Nasution mengatakan, secara keseluruhan hasil lelang tembakau PTPB X cukup baik dan sesuai dengan jumlah yang mereka butuhkan.

Diakuinya, dari segi mutu memang menurun namun dari segi harga cukup memuaskan, karena pangsa pasar tembakau makin hari makin kecil, untuk itu PTPN X perlu menyiasati harga. Apalagi tembakau yang dikenal dengan "golden leaf" itu membutuhkan penanganan khusus.

Pada peringatan 50 tahun kerja sama lelang tembakau Jerman tahun lalu terjual sebanyak 702 bal tembakau Jawa milik PT Perkebunan Nusantara X Surabaya yang ditanam di Klaten, Jawa Tengah, dan 70 karton TBN (Tembakau Bawah Naung) FIK.

Perjalanan panjang daun emas tembakau Deli dan tembakau Jawa sampai ke balai lelang tembakau di Bremen berlangsung sejak lama dan bahkan pernah mencapai kejayaannya saat satu bal tembakau setara dengan satu mobil Mercy.

Kota Bremen yang merupakan kota pelabuhan kedua terbesar setelah Hamburg berpenduduk 664.000 jiwa menjadi saksi kejayaan tembakau yang dihasilkan perkebunan milik PTPN II Medan dan PTPN 10 Surabaya -- memasuki tahun ke 50 justru mengalami penurunan dan bahkan bisa disebut kemunduran.

Bila tidak ada campur tangan pemerintah rasanya sulit bagi kedua perkebunan tembakau itu untuk mengangkat kembali kemasyuran tembakau Deli yang digunakan untuk membuat cerutu oleh perusahaan ternama di dunia.

Kemasyuran tembakau Indonesia diakui Wolfgang G. Koehne dari Deutsch-Indonesische Tabak-Handelsgesellschaft mbH & Co. KG dan Niels Leoni dari perusahaan Ermor Tabarama Tabacos do Brazil Ltda.

Daun tembakau Deli digunakan untuk pembungkus atau Deckblatt cerutu buatan Eropa yang memiliki cita rasa dan warna yang sangat khas sedangkan daun tembakau asal Jawa digunakan untuk mengisi cerutu yang disebut dengan filler.

"Sayangnya produksi tembakau dari perkebunan milik PTPN 2 Tanjung Muara Medan dan PTPN 10 Surabaya terus mengalami menurunan," ujar Soedjai Kartasasmita yang juga penasehat PT Perkebunan Nusantara II Medan.

Produksi tembakau dari kedua perkebunan itu selama lima tahun terakhir terus mengalami penurunan baik dari segi jumlah maupun pendapatan.

Dari data yang ada Lelang tembakau Sumatera tahun 2004 yang berjumlah 1.803 bal menghasilkan 3.457.650 Euro, sementara tahun 2005 mengalami peningkatan yang tidak banyak menjadi 2.124 bal dengan nilai 4.585.000 Euro.

Pada tahun 2006 produksi kembali mengalami menurun sampai 2.082 bal dengan nilai lelang 3.950.000 Euro begitupun tahun 2007 juga mengalami penurun sampai 1.675 bal yang menghasilkan 3.892.264 Euro.

Untuk tahun 2008, yang merupakan lelang yang ke 50 itu , menurut panitia lelang Albertus P Dargo dari sebanyak 1964 bal tembakau Deli hanya dapat menghasilkan 3.500.000 Euro.

Begitupun pada tembakau Jawa yang juga mengalami pasang surut yang pada tahun 2004 dilelang sebanyak 1.008 bal menghasilkan 1.133.580 Euro, dan tahun 2005 produksi tembakau yang berjumlah 1.150 bal laku terjual 1.130.000 Euro, dan pada tahun 2006 mengalami penurunan sampai 1.112 bal hanya menghasilkan 990.000 Euro.

Sementara pada tahun lalu 2007 hasil tembakau Jawa berjumlah 802 bal bernilai 805.774 Euro sedangkan tahun 2008 menurun menjadi 702 bal tembakau yang menghasilkan 840 ribu Euro.

Pengusaha cerutu dengan merek terkenal Henri Wintermans Cigars dan Nobel Cigars, dua nama cerutu yang diproduksi PT Cigar Group Holdong B.V dari Belanda sempat meragukan akan kemampuan kedua perkebunan Indonesia untuk dapat memasok daun tembakau.

Rod Zwarts, Direktur Utama PT Cigar Group Holding BV , khusus datang ke Medan untuk memastikan produksi Tembakau Jawa dan Tembakau Deli akan dapat memenuhi kebutuhan produksi cerutu yang diproduksi perusahaannya.

Menurut Soedjai Kartasasmita, banyak pengusaha carutu yang mulai melirik daun tembakau yang diproduksi oleh negara lainnya, apalagi bibit tembakau yang ditanam di Eguador maupun di Afrika berasal dari Sumatera.

Hal ini, ujar Presiden Komisaris Bakrie Sumatera Plantations karena kurangnya perhatian baik dari pemerintah maupun pengusaha akan tembakau. Bahkan lahan tembakau banyak beralih menjadi lapangan golf maupun perumahan.

Kepala Perwakilan KJRI Hamburg Teuku Darmawan mengatakan kontribusi tembakau asal kedua perkebunan itu tahun lalu menghasilkan lebih dari 1,4 miliar Euro dan sekitar dua juta bal tembakau asal Sumatera dan Jawa dijual melalui balai lelang Bremer Tabakborse.

Apalagi dengan dibentuknya DITH pada 1959 yang merupakan tonggak sejarah dari perdagangan internasional tembakau Jawa dan Sumatera di kota Bremen.

Sebelum tahun 1959, pasar tembakau Indonesia dengan sistem lelang dilakukan di Rotherdam, Belanda, dengan terjadinya konfrontasi Indonesia dengan Belanda masalah Irian Barat tempat pelelangan tembakau pindah ke Bremen, Jerman.

"Tembakau Deli turut memberikan andil terhadap Kedaulatan Republik Indonesia," ujar Bhatara Moeda menambahkan betapa hebatnya sebatang cerutu.

Diakuinya tembakau Deli membuat nama Indonesia dikenal dunia, dan pada saat itu Jerman mengambil timing yang tepat dengan memindahkan lelang tembakau dari Belanda ke Bremen di Jerman.

Sayangnya bangsa Indonesia tidak menyadari akan kemasyuran tembakau Deli yang diakui di dunia, ujar Soedjai lagi.

Perusahaan-perusahaan pembuat cerutu terkemuka di Eropa seperti J. Cortez (Belgia), Royal Agio dan De Olifant (Belanda), Nobel Cigars dan Henri Wintermans (Belanda-Denmark) dan Viliger (Jerman-Swiss) setiap tahunnya mengikuti setiap pelelangan tembakau milik perkebunan PT PN II Medan PTPN 10 Surabaya.

Daun tembakau yang berhasil dilelang memang tidak langsung dibawa pembelinya tetapi disimpan di gudang milik perusahaan Joh.C.Henschen Gmbh &Co KG yang tidak jauh dari gedung Balai lelang Bremer Tabakborse yang didirikan 13 Juni 1961.

Menurut Klaus G Henschen, dalam penyimpanannya tembakau Deli dan tembakau Jawa mendapat perlakuan khusus beda dengan tembakau negara lainnya.

Semua mengakui kehebatan dan kemasyuran daun emas tembakau Deli dan tembakau Jawa, sementara di tanah air, ladang tembakau semakin menyempit dan bahkan berpindah fungsi. Masihkah kejayaan tembakau ini akan terus berlanjut, atau tinggal menjadi kenangan.(*)

COPYRIGHT ©

Tidak ada komentar: