INTELEKTUAL INDONESIA DI LUAR NEGERI GELAR SIMPOSIUM
London, 2/7 (ANTARA) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dan Aliansi PPI Luar Negeri atau Overseas Indonesian Students Association Alliance (OISAA) menggelar Simposium Internasional.
Ketua Panitia Achmad Adhitya dalam keterangan kepada koresponden Antara London, Kamis mengatakan, simposium bertujuan membahas permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia; membangun jejaring dan organisasi Intelektual Indonesia di seluruh dunia.
Selain itu juga memberikan pesan moral bahwa Intelektual Indonesia di luar negeri memiliki perhatian besar terhadap kondisi bangsa Indonesia serta membahas permasalahan pelajar Indonesia dan perkembangan organisasi pelajar Indonesia di luar negeri.
Simposium bertema "Visi dan Misi Intelektual Indonesia di Luar Negeri: Strategi Pembangunan Indonesia Menuju 2020" itu digelar di Gedung Museon, Denhaag, Belanda, 3-5 Juli.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PPI Belanda Yohanes Widodo mengatakan dalam dua puluh tahun terakhir, untuk pertama kalinya pelajar Indonesia di luar negeri berkumpul dan menggelar acara Simposium Internasional ini bersama.
Sebanyak 30-an Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di seluruh dunia terlibat dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan.
Namun ada beberapa perwakilan PPI yang tidak bisa datang ke Denhaag karena kendala visa dan keuangan.
Menurut Masboi, panggilan Yohanes Widodo, proses persiapan acara ini sangat bermakna karena bisa melibatkan sekitar 32 PPI dari seluruh dunia yang dengan antusias membahas persiapan lewat rapat online seminggu sekali.
"Kami, para pengurus PPI yang belum pernah bertemu dan terpisah oleh jarak dan waktu, bisa bersatu. Ini sesuatu yang luar biasa," ujarnya.
Rasa banggalah yang kemudian menyadarkan kita semua bahwa di mana pun kita berada, kita bisa dan harus selalu berkarya untuk bangsa, ujar Masboi.
Dikatakannya Dubes Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Jusuf Effendi Habibie menyambut baik gagasan ini.
Sebagaimana telah dilakukan di dua tahun terakhir, KBRI Den Haag selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menumbuh kembangkan antusiasme dan semangat pelajar Indonesia di luar negeri untuk terus berkarya demi bangsa dan Negara.
Menurut Duta Besar, para pelajar dan pemuda Indonesia di luar negeri memiliki perhatian yang sangat besar terhadap bangsanya.
Semangat itulah yang mendorong mereka untuk bersama-sama berjuang dengan para pemuda dan pelajar Indonesia di dalam negeri untuk saling berkolaborasi, bersatu untuk sebuah masa depan Indonesia yang lebih baik, ujar Duta Besar.
Simposium Internasional ini akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui teleconference.
Diharapkan simposiun akan memberikan rekomendasi bagi permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia pada sektor ekonomi; sosial-kemasyarakatan; hukum, politik dan pemerintahan, sains dan teknologi; kebumian, energi dan lingkungan; serta kepemudaan dan kepelajaran.
Pada simposium itu diharapkan akan terbentuk organisasi yang menghubungkan seluruh Intelektual muda Indonesia yang berada di luar negeri untuk aktif bersama-sama memberikan kontribusi untuk bangsa Indonesia.
Selain itu juga akan dibentuk database Intelektual muda Indonesia yang berada di seluruh dunia untuk kemudian dapat bekerja sama dengan pemerintah.
Achmad mengatakan simposium Internasional mendapat dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional, Departermen Riset dan Teknologi, Departemen Pemuda dan Olah Raga, Departemen Luar Negeri serta disponsori berbagai instansi swasta di Indonesia.
Pada hari pertama akan ada bincang-bincang dengan Sekretaris Menpora, Anis Baswedan PhD, Cut Maghfira, dan Dr. Nasir Tamara. Diikuti dengan ceramah umum "Reposisi Indonesia di Percaturan Internasional" oleh Dr. Dino Pati Djalal.
Simposium juga membahas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia dalam Konteks Kerja Sama dengan Pihak Asing dengan pembicara HM Rusli Zainal, Agusman Effendi, Henricus Herwin. Dilanjutkan dengan diskusi panel bertema Regenerasi Ilmuwan Muda dan Brain Gain Pemuda Indonesia.
Pada hari kedua akan menampilkan presentasi dan diskusi ilmiah di enam komisi yang dikoordinir oleh PPI UK, PPI Jerman, PPI Singapura, PPI Yaman, PPI Belanda, dan PPI Australia sementara hari ketiga adalah Pembentukan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional . (U-ZG) ***3***
(T.H-ZG/B/D009/D009) 02-07-2009 18:44:43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar