Jumat, 29 Januari 2010

MENLU RI: PEMBANGUNAN DI AFGANISTAN HARUS DIKEDEPANKAN

MENLU RI: PEMBANGUNAN DI AFGANISTAN HARUS DIKEDEPANKAN

London, 29/1 (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Dr RM Marty M Natalegawa mengatakan, upaya pembangunan di Afghanistan harus dikedepankan.

"Selain itu, perlu ada strategi politik dalam rekonsiliasi di antara faksi-faksi di Afghanistan," kata Menlu Marty Natalegawa dalam wawancara khusus dengan koresponden Antara London, Kamis (28/1) sore, usai mengikuti konferensi Tingkat Tinggi Afghanistan yang berlangsung di London, Kamis.

Dikatakannya, dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 74 Menteri Luar Negeri itu, Indonesia juga menyampaikan kepada peserta konferensi bahwa Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam upaya mengatasi konflik di dalam negeri dan siap membagi pengalamannya.

Konferensi diadakan dalam rangka meningkatkan upaya masyarakat internasional dalam mendukung pemerintah Afghanistan guna mencapai perdamaian dan stabilitas di negara. "Indonesia siap memfasilitasi konsolidasi bila diinginkan oleh berbagai di pihak Afghanistan, ujarnya.

Menurut mantan Dubes RI untuk Inggris itu, Pemerintah Inggris tentunya mempunyai maksud dengan mengundang Indonesia dalam konperensi yang dibuka Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dan Sekjen PBB, Ban Ki-moon.

"Tentunya mereka meliat peranan yang dapat dilakukan Indonesia dalam menjembatani berbagai permasalahan dalam pembahasan mengenai Afghanistan," ujar Marty.

Apalagi Indonesia mempunyai ciri yang sangat khas Indonesia yang dianggap bisa menengahi, karena Afghanistan bukan negara yang kurang perhatian.
Secara khusus, Menlu RI menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus mendukung proses penguatan institusional di Afghanistan , diantaranya melalui program-program pendidikan, kesehatan, pertanian yang telah dilakukan sejak 2003.

Mendengar
Menurut Marty, yang perlu dilakukan adalah mendengar apa yang dibutuhkan mereka, jangan sampai memberikan bantuan yang belum tentu diharapkan atau dibutuhkan Afghanistan.

Selain itu Indonesia lebih memperhatikan masalah global yaitu bagaimana setiap negara membantu penyelesaian masalah masalah yang ada.
Menurut Menlu yang pernah berkunjung ke Kabul, mengatakan bahwa dibandingkan dua tahun lalu saat Indonesia bergabung dalam delegasi Dewan Keamanan saat itu justru negara Barat masih sangat engan membantu.
Namun saat ini semakin banyak negara yang membantu Afghanistan, ujarnya.

Menlu Marty juga mengatakan partisipasi Indonesia di London memungkinkan Indonesia secara langsung mendengarkan dari Pemerintah Afghanistan mengenai situasi dan kondisi terkini untuk mengidentifikasikan apa yang menjadi kebutuhan Afghanistan.

Selain itu, ujarnya, Indonesia juga telah memberikan kontribusinya dan ingin menyampaikan kepada negara lain peranan Indonesia selama ini.

Konferensi ini telah menghasilkan "joint communique" yang secara tegas menggarisbawahi pentingnya persatuan nasional, peran serta "sense of ownership" masyarakat Afghanistan dalam proses pembangunan.


100 hari
Sementara itu dalam wawancara, Menlu Marty juga mengungkapkan mengenai program 100 hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono khususnya di Kementerian Luar Negeri.

Selama berada di London, Menlu sebelumnya juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat, Hillary Clinton, serta dengan menteri luar negeri negara lainnya.

Sebelum bertolak kembali ke tanah air, Kamis (29/1) malam, Menlu mengadakan acara tatap muka dengan tokoh dan sesepuh masyarakat Indonesia di London, kantor perwakilan seperti Bank Mandiri, BNI 46 serta ketua dari organisasi seperti Muhamadiyah, NU, PKS dan juga Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) UK serta anggota Anglo Indonesian Society.

(U-ZG/B/a041)

(T.H-ZG/B/A041/A041) 29-01-2010 09:28:04

Tidak ada komentar: