Selasa, 29 November 2016

SENEGAL

WNI IKUT RAYAKAN "GRAND MAGAL TOUBA" SENEGAL
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 29/11 (Antara) - Masyarakat Indonesia serta Dubes RI di Dakar, Mansyur Pangeran dan staf bersama jutaan orang dari seluruh penjuru Senegal dan luar negeri memadati kota religius  Touba untuk merayakan peringatan "Grand Magal of Touba" 1438,  di Senegal sekitar 200 Km dari Kota Dakar.
         Perayaan keagamaan berlangsung meriah selama seminggu  dengan intensitas kepadatan pengunjung mengalami puncaknya Sabtu itu diperkirakan sekitar 1,5 juta orang memeriahkan perayaan Magal Touba tahun ini, ujar Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Dakar - Senegal, Dimas Prihadi kepada Antara London, Selasa.
         Magal Touba adalah acara keagamaan untuk memperingati Safar ke-18 (La célébration de 18 Safar), yaitu peringatan peristiwa perjalanan Serigne Cheikh Ahmadou Bamba Mbacke, pendiri persaudaraan Islam Mouridiyah, ke pengasingannya di Gabon pada 1895.
         Tidak hanya warga negara Senegal yang mengikuti perayaan keagamaan ini tetapi juga ulama-ulama besar dari negara-negara sahabat, antara lain, Turki, Irak, Mauritania, Gabon, Nigeria, dan Sudan juga hadir memeriahkan.
         Dubes Mansyur Pangeran memanfaatkan momentum Magal Touba untuk bertemu dengan Khalifa General Touba (Mouridiyah), Serigne Cheikh Sidy Moukhtar Mbacke, tokoh agama paling disegani di Senegal.
         Pertemuan itu sebagai upaya  meningkatkan "people-to-people contact" serta membina dan menggalang dukungan dari kalangan pemuka agama yang disegani oleh warga Senegal.
         Dalam pertemuannya dengan Dubes RI, Serigne Cheikh Sidy Moukhtar menyampaikan terima kasihnya kepada Dubes yang hadir dalam perayaan Magal Touba.
         Serigne Cheikh Sidy Moukhtar mengetahui Indonesia dan memandang Indonesia sebagai sahabat Senegal karena populasi muslimnya terbesar di dunia.
         Sementara itu, Dubes menyampaikan selamat atas perayaan Magal Touba yang diselenggarakan sangat meriah dan diikuti oleh jutaan pengikut Mouridiyah dan diharapkan ada hubungan yang baik antara pimpinan Mouridiyah dengan tokoh agama di Indonesia.
         Magal Touba merupakan perayaan keagamaan terpenting di Senegal yang perayaannya lebih besar dari perayaan Hari Raya Idul Fitri (Korite) dan Idul Adha (Tabasqi).
         Cara warga setempat merayakannya pun sangat unik. Warga merayakannya dengan melakukan aktivitas "bernde", yaitu saling berbuat kebaikan dan berbagi antar sesama manusia dengan menyediakan penginapan dan makan secara gratis bagi para jamaah.
         Seluruh pengikut jamaah Mouiridiyah utamanya mereka yang berdomisili di Kota Touba saling berlomba-lomba untuk berbuat "bernde".
         Aktivitas "bernde" sudah terlihat di sepanjang jalan dari Kota Diourbell ke Touba yakni warga setempat saling berebut untuk memberikan makanan dan minuman kepada para jamaah yang akan menuju Touba termasuk penginapan di rumah-rumah masyarakat karena di Touba tidak ada hotel.
         Jarak 200 Km dari Dakar ke Touba  ditempuh dengan waktu selama lebih kurang tujuh jam karena jalanan yang sudah dipadati  jamaah dari seluruh penjuru Senegal dan luar negeri.
         Perayaan Magal Touba merupakan perayaan keagamaan yang menarik untuk didalami dan diketahui masyarakat Indonesia khususnya  pemuka agama di Indonesia.
         Di Senegal terdapat empat persaudaraan muslim terbesar, yaitu: Tijâniyyah, Mouridiyah, Qadiriyya dan Layenes. Tijaniyyah dan Mouridiyah sebagai mayoritas terbesar. Sedangkan, Qadiriyya dan Layenes hampir tidak pernah terdengar aktivitasnya.
          Khalifa General Serigne Cheikh Sidy Moukhtar Mbacke yang saat ini menjadi pemimpin Mouridiyah adalah anak dari Cheikh Mouhamadou Lamine Bara Mbacke dan ayahnya ini adalah anak dari Cheikh Ahmadou Bamba yang sangat dihormati.
    (ZG)
****4****
(T.H-ZG/B/E. Sujatmiko/E. Sujatmiko) 29-11-2016 05:21:56

Tidak ada komentar: