Selasa, 29 November 2016

WINA

ANTRE TUMPENG DI MARKAS PBB WINA
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 25/11 (Antara) - Ratusan pejabat, staf organisasi internasional, dan diplomat asing di Markas PBB Kota Wina antre untuk menikmati hidangan tradisional, tumpeng nasi kuning yang merupakan ikon promosi kuliner Indonesia dalam festival makanan  di Vienna International Center.
         "Tumpeng nasi kuning selain memiliki cita rasa kuat, dinilai memiliki nilai filosofi kultur yang kuat hingga tepat untuk mewakili kekayaan kuliner tradisional Indonesia," demikian Pensosbud KBRI/PTRI Wina, Wina Retnosari, kepada Antara London, Jumat.
         Festival makanan belum lama ini di kota tersebut dalam rangka peringatan HUT Ke-50 United Nations Industrial Development Organization.
         Ia menjelaskan tumpeng nasi kuning dengan lauk satai lilit Bali, rendang, urap, sambal matah hasil racikan chef Theodora Hurustiati, warga Indonesia yang berdomisili di Italia, dan sous-chef Helmi Adam dari Wina tersebut, dijual seharga ¿8,90 per porsi. Lebih dari 300 porsi habis dalam waktu dua jam.
           Theodora dan Helmi Adam  menyesuaikan komposisi bumbu agar hidangan nasi tumpeng  dapat dinikmati oleh lidah orang asing, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali mencicipi masakan Indonesia.
         Selain menikmati cita rasa sajian, para pembeli juga menikmati penjelasan makna filosofi budaya dari nasi tumpeng sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YME, yang disampaikan oleh pejabat dan staf KBRI Wina.
            Kegiatan promosi kuliner Indonesia di VIC merupakan bagian dari rangkaian partisipasi Indonesia dalam peringatan HUT ke-50 UNIDO sekaligus promosi TTI (Trade, Tourism, and Investment) kepada publik luas di Austria, khususnya kalangan ekspatriat asing di Kta Wina.
         Berdasarkan statistik, jumlah kalangan ekspatriat di Kota Wina mencapai lebih dari 500 ribu orang atau 27 persen dari total populasi. Kondisi itu, antara lain disebabkan oleh kehadiran sejumlah besar markas organisasi internasional di Kota Wina.
          Selain promosi kuliner, Indonesia juga mengadakan promosi seni budaya berupa penampilan musik kulintang dan angklung toel serta berpartisipasi dalam Pameran Pembangunan Industri Ramah Lingkungan.
          Diharapkan kegiatan promosi TTI Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan pemahaman komunitas ekspatriat di Kota Wina mengenai Indonesia, namun juga meningkatkan minat mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata.
         Target itu sejalan dengan strategi nasional promosi pariwisata Indonesia "Wonderful Indonesia" ditetapkan  Pemerintah Indonesia dengan target menjaring 20 juta wisatawan asing pada 2019.
          Dalam promosi seni budaya di hari yang sama, Indonesia menampilkan pertunjukan musik kulintang yang dibawakan kelompok Kolintang Kawanua Austria dan didukung dengan angklung toel yang dimainkan Dubes RI.     
       Pertunjukan yang berlangsung selama 30 menit tersebut menampilkan empat lagu Indonesia dan tiga lagu asing. Di penghujung acara, para penonton di Rotunda ikut berpartisipasi dalam tari Poco-Poco yang diiringi oleh musik kulintang.
             Terkait dengan partisipasi Indonesia dalam Pameran Pembangunan Industri Ramah Lingkungan, stan Indonesia yang disponsori Kementerian Perindustrian memamerkan produk-produk tas berbahan baku singkong yang ramah lingkungan. Pameran berlangsung hingga 25 November.
            Partisipasi Indonesia pada acara peringatan HUT Ke-50 UNIDO mendapat apresiasi yang tinggi dari organisasi PBB tersebut. Hal itu juga menunjukkan kualitas hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan UNIDO terus mengalami peningkatan, tidak hanya di bidang industri berkelanjutan namun kian meluas ke berbagai bidang, termasuk sektor perikanan.
            Saat ini tercatat sekitar 30 organisasi internasional berkedudukan di Wina, antara lain United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), International Trade Law Division of the United Nations Office of Legal Affairs (UNCITRAL), Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (UNCOPUOS), International Atomic Energy Agency (IAEA), Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan OPEC Fund for International Development (OFID).
        Keberadaan organisasi-organisasi internasional turut menjadikan Kota Wina sebagai etalase dunia sekaligus "melting pot" dengan total populasi hampir 1,8 juta, di mana 500 ribu di antaranya merupakan kalangan ekspatriat dari berbagai negara di dunia. ***3***(T.H-ZG/B/M.H. Atmoko/M.H. Atmoko) 25-11-2016 08:03:45

Tidak ada komentar: