Sabtu, 11 Februari 2017

PARIS

TURIS TETAP BANJIRI MUSEUM LOUVRE
     Zeynita Gibbons

    Paris, 5/2 (Antara) - Kondisi di sekitar museum Louvre tempat berbagai benda seni termasuk lukisan Monalisa yang banyak didatangi turis asing berada dalam kondisi aman dan terkendali dan turis dari berbagai negara tetap mendatangi salah satu ikon kota Paris,Prancis.
        Tetap banyaknya wisatawan atau turis yang datang ke Paris, Prancis itu terjadi, menyusul penyerangan  yang dilakukan oleh pria bernama Abdullah Reda Al Hamamy (29) dari Mesir yang tinggal di  Arab Saudi  terhadap para polisi yang biasa berjaga-jaga di sekitar museum.
         Di Musée du Louvre sedang banyak tentara bersenjata pasca kerusuhan, ujar mahasiswa Indonesia yang  menuntut ilmu di Orleans, Marchia Kalyanitta kepada Antara London, Minggu.
         Menurut Marchia, kejadian penyerangan yang dilakukan di Museum Louvre, Paris pada Jumat pagi itu, tampaknya tidak mengurangi minat wisatawan berbagai negara berkunjung ke Museum Louvre. Tetap banyak turis dari mancanegara berfoto-foto disekitara piramid kaca tersebut.
           Otoritas Prancis dalam keterangannya meyakini pria yang berupaya untuk menyerang museum Louvre di ibu kota Paris pada Jumat merupakan 'seorang warga Mesir' berusia 29 tahun.
        Pada saat insiden terjadi ratusan pengunjung berada di dalam Louvre, yang merupakan tempat penyimpanan benda seni termasuk lukisan Monalisa.
    
Sangat ketat
     Menurut mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dibidang sastra dan komunikasi, Museum Louvre, memiliki penjagaan dan pengamanan yang sangat ketat. Untuk masuk kedalam pintu mal, yang menjadi salah satu pintu masuk ke museum saja sudah seperti check-in di bandara lengkap dengan metal detectornya.
       "Padahal saya hanya ingin numpang ke toilet". Tidak jarang juga polisi dan tentara berkeliling disekitaran Taman Tuilleries," katanya.
          Untuk memasuki kawasan luar museum, cukup dengan menggunakan angkutan umum, terutama bis. Pengunjung bisa langsung melihat salah satu ikon Ibu kota Prancis tersebut. Sangat disayangkan memang ketika polisi dan tentara yang berkeliaran menjadi sebuah pemandangan yang menakutkan karena kecurigaan dan ketidakamanan dari tempat tersebut.
          Semenjak penyerangan yang dilakukan oleh komplotan teroris dikantor majalah Charlie Hebdo, dua tahun yang lalu, pengamanan di setiap kota di Prancis menjadi sangat ketat.
       "Jangankan untuk memasuki kawasan turis, untuk masuk ke universitas sendiri saja harus menunjukkan kartu pelajar, dan tidak jarang juga ada pemeriksaan tas dan barang bawaan lainnya untuk masuk ke kelas". Tapi tetap saja, meskipun sudah banyak penyerangan dan ancaman-ancaman yang terjadi di negara cinta ini, tidak akan pernah habis rasanya Prancis didatangi orang-orang asing dari berbagai macam negara. Baik hanya untuk sekadar berlibur atau melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi, demikian Marchia Kalyanitta.
    (ZG/b/a011)
(T.H-ZG/B/A.F. Firman/A.F. Firman) 05-02-2017 19:26:08

Tidak ada komentar: