DUBES RI JAJAKI KERJASAMA FINTECH SWISS-INDONESIAZeynita Gibbons
London, 27/7 (Antara) - Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, mantan ketua OJK menjajaki kerjasama Fintech (Financial Technology) antara Swiss - Indonesia berkaitan dengan kunjungan Crypto Valley Association (CVA) di Kota Zug, Swiss.
London, 27/7 (Antara) - Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, mantan ketua OJK menjajaki kerjasama Fintech (Financial Technology) antara Swiss - Indonesia berkaitan dengan kunjungan Crypto Valley Association (CVA) di Kota Zug, Swiss.
"Swiss dikenal sebagai salah satu pusat kekuatan industri jasa dan inovasi keuangan dunia, sedangkan Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam bidang teknologi finansial (fintech) kata Muliaman Hadad, dalam keterangan pers yang dikeluarkan Pendosbud KBRI Bern Sasanti Nordewati kepada Antara London, Kamis.
Dubes Muliaman Hadad ketika membuka presentasi tentang perkembangan fintech Indonesia di hadapan para pengurus Crypto Valley Association mengatakan dibandingkan dengan total keseluruhan penduduk Swiss sekitar 8 juta orang, penetrasi jaringan internet di Indonesia telah menghubungkan lebih dari 143 juta orang antarpulau di Nusantara.
Dengan proyeksi nilai transaksi di fintech Indonesia mencapai 22 miliar dollar AS pada tahun 2018 dan pertumbuhan 16,3 persen pertahun, ruangan untuk kerja sama internasional fintech di Indonesia masih terbuka luas, ujarnya.
Crypto Valley Association (CVA) merupakan perhimpunan ratusan perusahaan-perusahaan fintech di Swiss yang bertujuan untuk membangun blockchain dan ekosistem teknologi kriptografi terkemuka di dunia.
CVA aktif mendukung dan menghubungkan startup melalui penelitian bersama, rekomendasi kebijakan, konferensi, hackathons, dan acara industri lainnya yang menghubungkan pusat-pusat inovasi blockchain di London, Singapura, Silicon Valley California, dan New York.
Dubes Muliaman juga memaparkan tentang dukungan kebijakan fintech di Indonesia yang diatur oleh Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kemkominfo, seperti peraturan fintech peer to peer lending OJK dan peluncuran National Payment Gateway (NPG) oleh BI yang menekan biaya transaksi online untuk publik di Indonesia.
Sementara itu Direktur Internasional CVA, Søren Lemvig Fog, yang memiliki jaringan bisnis luas di negara-negara berkembang mengatakan Indonesia jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. ¿Lihat saja Indonesia memiliki empat perusahaan startup unicorn, yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.¿ Unicorn adalah perusahaan startup dengan aset lebih dari USD 1 miliar.
Sementara itu Direktur Internasional CVA, Søren Lemvig Fog, yang memiliki jaringan bisnis luas di negara-negara berkembang mengatakan Indonesia jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. ¿Lihat saja Indonesia memiliki empat perusahaan startup unicorn, yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.¿ Unicorn adalah perusahaan startup dengan aset lebih dari USD 1 miliar.
Kunjungan Dubes Muliaman Hadad ke CVA dalam rangka penyelenggaraan fact-finding mission dalam bidang fintech yang akan diadakan KBRI Bern-Swiss pada Oktober mendatang. Fact-finding mission akan diikuti para perusahaan fintech Indonesia untuk bertemu dan menjajaki kerja sama bisnis dengan partner potensial, lembaga pengembangan inovasi, dan otoritas jasa keuangan di Swiss.
Ditambahkan Ian Simpson, Crypto Valley Association siap menyambut kedatangan para partner potensial dari Indonesia pada Oktober mendatang. "Potensi luar biasa Indonesia dan Swiss diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang besar dan saling menguntungkan," kata Direktur Komunikasi CVA. ***3****
(Tz. ZG)
(T.H-ZG/C/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 27-07-2018 07:53:17
(Tz. ZG)
(T.H-ZG/C/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 27-07-2018 07:53:17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar