PESTA KEMBANG API RAYAKAN PENGANTIAN TAHUN DI LONDON INGGRIS
London, 1/1 (ANTARA) - Pesta kembang api di London Eyes, kincir raksasa bersinar kerlap kerlip menerangi sepanjang pinggir sungai Thames, dipenuhi 250.000 orang memadati kedua sisi tepian Sungai Thames untuk menyaksikan kembang api tepat pukul 00.00 selama delapan menit dengan diiringi musik menandai pergantian tahun.
Sejak Jumat siang, para penonton berdatangan dari berbagai daerah untuk menyaksikan kembang api yang berasal dari London Eye, kincir raksasa, di seberang Gedung Parlemen Inggris dan Big Ben, ikon kota London tampak diantaranya keluarga Tongki Hermono, lokal staf KBRI London dan istri Lusi Ana yang menjaga Wisma Caraka London serta putri remaja mereka.
Sementara itu KBRI London, , Jumat malam juga mengelar acara perayaan pergantian tahun dengan acara renungan akhir 20.00 diselingi dengan karaoke bersama dan santap malam.
Sekretaris satu Pensosbud KBRI London, Novan Ivanhoe Saleh kepada koresponden Antara London, Sabtu dinihari mengatakan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia Yuri Thamrin bersama Ny Sandra Thamrin mengikuti acara pergantian tahun bersama masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai wilayah.
Dimas Darsono, lokal staf KBRI London mengatakan bahwa acara pergantian tahun dirayakan di KBRI London baru sejak tiga terakhir.
"Biasanya sambil menanti detik-detik pergantian tahun diisi dengan acara karaoke," ujarnya.
Dikatakannya kali ini merupakan acara yang ke empat kalinya sebelumnya pada zaman Dubes TM H Hadi Thayeb juga pernah diadakan sekitar tahun 1992, ujar Dimas Darsono yang menetap di Inggris selama 20 tahun.
Perayaan pergantian tahun di kota London, Inggris dipusatkan di sekitar komedi putar raksasa London Eye yang berada di tepi Sungai Thames serta di Trafalgar Squere yang sejak sore hari mulai dipadati lautan manusia.
Sepanjang Regent Street menuju ke Trafargar Square, masyarakat yang datang dari berbagai kota untuk menyaksikan pesta kembang api termasuk masyarakat Indonesia yang tinggal di London untuk menyaksikan pesta kembang api.
Cuaca udara kota London dengan suhu sekitar nol derajat Celsius tidak menyurutkan masyarakat termasuk dari warga Indonesia untuk memeriahkan pergantian tahun dengan pesta kembang api yang berlangsung hanya beberapa menit.
Menurut BBC London, pertunjukan kembang api menarik lebih banyak ketimbang tahun lalu yang hanya sekitar 200.000 orang yang berjajar di tepi Sungai Thames yang bernilai seharga 300 ribu pound dengan diiringi musik diantaranya music dari Queen "We will rock you," dan lagu We got the love.
Sebanyak 300 polisi disiapkan mengamankan pesta kembang api yang memberikan pandangan yang indah dengan percikan kembang api menghiasi langit kota London yang cerah serta bulan bersinar terang.
Superintendent Julia Pendry dari The Metropolitan Police mengatakan bahwa sejak sore mereka sudah sibuk mengurus dan mengatur masyarakat yang akan merayakan pergantian tahun.
"Banyak warga masyarakat yang akan merasa kecewa kalau tidak datang lebih awal," kata polisi tersebut.
"Kami ingin masyarakat London dan seluruh pengunjung yang datang ke London dapat menikmati pesta kembang api dan merayakan pergantian tahun dengan aman dan jauh dari kriminalitas," katanya.
Panitia perayaan pesta kembang api James Donald mengatakan bahwa kembang api yang digunakan untuk perayaan pergantian tahun merupapan kembang api dengan mengunakan teknologi energi yang tinggi yang dilakukan di The London Eye, yang diresmikan tahun 2000.
Jurubicara Metropolitan Police mengatakan bahwa kerumunan manusia di sepanjang sungai Thames lebih besar dibandingkan tahun lalu dan sampai saat ini hanya lima orang yang ditangkap melakukan keonaran.
London Transport memastikan kereta api bawah tanah yang disebut Tube dan DLR serta bus tetap akan beroperasi dan memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang akan kembali ke rumah masing masing sampai pukul 04.30 waktu Inggris.
Koresonden BBC Daniel Boettcher melaporkan dari pinggir sungai Thames bahwa sekitar seperampat juta manusia memenuhi kedua pinggir sungai Thames yang menyaksikan pergantian tahun dengan pesta kembang api.
Pengantian tahun di Paris
Sementara itu, pejabat fungsi Pensosbud KBRI Paris , Gita Loka Murti mengatakan bahwa ia baru kembali dari menara Eiffel, Paris dengan harapan dapat melihat sedikit kemeriahan pergantian tahun di ibukota Perancis itu.
Pada pergantian tahun lalu, di Eiffel terdapat atraksi lampu-lampu warna-warni dengan teknologi tinggi dan sedikit kembang api, ujar Gita yang merasa kecewa karena hampir tidak ada apa-apa di tempat tersebut.
Di sekitar Eiffel, terutama di Trocadero terdapat banyak sekali orang, lautan manusia, yang sebagian besar terdiri dari turis asing.
"Kami berdesak-desakan di Trocadero," ujarnya dan menyebutkan sebagian berteriak-teriak .
Namun ketika jam menunjukkan pukul 00.00 tepat, seperti biasa, lampu-lampu di Menara Eiffel langsung berkerlap-kerlip seperti setiap jarum jam menunjukkan pukul berapa tepat. Kerlap-kerlip itu berlangsung selama lima menit, seperti biasa.
Setelah itu, kerlap-kerlipnya mati dan Eiffel hanya memancarkan cahaya kuning konstan seperti sebelumnya. Beberapa orang melemparkan petasan sendiri secara sporadis dan beberapa juga memainkan kembang api sendiri sambil berteriak-teriak.
Setelah itu, satu per satu mulai meninggalkan tempat dan membuat acara masing-masing di tempat lain. Beberapa restoran, kafe, teater, klub malam dan diskotik memang buka dan mempunyai acara khusus untuk memperingati pergantian tahun.
Selain di Eiffel, pusat perayaan pergantian tahun di Paris terletak di jalan terkenal, Champs-Elyssee.
Setiap musim dingin, jalan itu dihias dengan lampu-lampu cantik. Namun tidak ada perayaan yang spesifik. Orang-orang hanya menghidupkan kembang api sendiri-sendiri, minum-minum dan melemparkan botol-botol minuman sembarangan dan mencium siapa saja yang kebetulan berada di dekat mereka.
Menurut Gita, tempat tersebut sangat tidak disarankan untuk keluarga dengan anak-anak karena kurang aman dan nyaman pada waktu seperti ini yang menyebutkan bahwa KBRI Paris biasanya mengadakan acara perayaan tahun baru di KBRI.
Namun tahun ini KBRI Paris tidak menyelenggarakannya mengingat banyaknya bencana alam yang terjadi di tanah air.
" Sepertinya kurang pas apabila kami berpesta-pesta sementara banyak saudara kami di tanah air yang sedang kesusahan dan tertimpa kemalangan," ujar Gita.
Dikatakannya hal ini merupakan salah satu bentuk solidaritas terhadap saudara-saudara di tanah air selain Menyumbangkan sejumlah uang yang dikumpulkan dari masyarakat Indonesia di Perancis melalui berbagai lembaga kemanusiaan di masing-masing daerah yang tertimpa bencana tersebut.
(ZG)/C/A011
(T.H-ZG/B/A011/A011) 01-01-2011 08:23:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar