Sabtu, 04 Desember 2010

POLITIK ASEAN

IDENTITAS MUTLAK UNTUK WUJUDKAN KOMUNITAS KEAMANAN POLITIK ASEAN

London, 3/12 (ANTARA) - Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada, Muhadi Sugiono mengatakan kebutuhan akan identitas sebagai suatu masyarakat ASEAN merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam mewujudkan Komunitas Keamanan Politik ASEAN (Asean Political-Security Community - APSC).

Hal ini dikemukakan Muhadi Sugiono, dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan KBRI Bern di Wisma Duta, Gumligen, demikian keterangan pers KBRI Bern yang diterima ANTARA London, Jumat.
Muhadi Sugiono mengatakan belum adanya perasaan sebagai anggota komunitas ASEAN merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi oleh pemimpin anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara itu sendiri.

Hal ini ditambah dengan berbagai permasalahan mengenai wilayah perbatasan, perbedaan latar belakang sejarah serta sistem politik membuat pembentukan identitas sebagai ASEAN Community menjadi tugas yang semakin sulit.

Sementara itu wakil dari Uni Eropa Thomas Nacke mengungkapkan bahwa identitas sebuah komunitas hanya dapat terbentuk melalui pencarian identitas diri dari budaya dan kemajemukan komunitas tersebut.

Dikatakan, sayangnya konsep yang diterapkan oleh Uni Eropa tidak dapat ditiru begitu saja oleh negara-negara ASEAN.


Koalisi Parlemen

Jika Muhadi Sugiono lebih menitikberatkan pada pentingnya pembentukan identitas untuk mencapai APSC, maka peneliti dari The Geneva Center for the Democratic Control of Armed Forces (DCAF) Hans Born menyoroti keikutsertaan parlemen dalam pembentukan kebijakan.

Hans Born mengusulkan adanya koalisi parlemen ASEAN, agar setiap kebijakan yang terbentuk melalui APSC dapat dikaji bersama dan sesegera mungkin disosialisasikan kepada masyarakat.

Menanggapi hal tersebut Dubes R.I. untuk Swiss, Djoko Susilo mengemukakan bahwa koalisi regional antar parlemen di ASEAN merupakan tantangan tersendiri mengingat keragaman sistem pemilihan anggota parlemen, mekanisme organisasi maupun pergantian anggota yang sering kali menyulitkan kesinambungan penguasaan isu-isu tertentu.

Diperlukan perbaikan secara internal dan proses edukasi yang terus menerus untuk dapat membentuk koalisi parlemen ASEAN yang aktif, tambah mantan anggota komisi I DPR RI tersebut.

Diskusi yang dilaksanakan dengan penuh keakraban dan interaktif ini diikuti oleh perwakilan dari Deplu Swiss, LSM Helvetas, anggota korps diplomatik negara-negara Asia Pasifik, serta mitra wicara ASEAN.

(T.KR-ZG/ )

(T.H-ZG/B/H-AK/H-AK) 03-12-2010 15:45:55

Tidak ada komentar: