FAO: INDONESIA BISA
JADI CONTOH
Oleh Zeynita Gibbons
London, 7/11
(Antara) - Badan Pangan Dunia (FAO) menilai Indonesia dapat menjadi
contoh dan perhatian negara-negara di dunia karena berhasil
meletakkan dasar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah
terpencil, agar tercipta masa depan yang bebas dari kelaparan.
Hal ini
disampaikan Deputi Dirjen FAO bagian Ilmu Pengetahuan, Maria Helena
Semedo, ketika menerima kunjungan Menteri Pembangunan Daerah
Tertinggal (PDT) Helmi Faishal Zaini di Markas FAO di Roma, demikian
keterangan Pensosbud KBRI Roma yang diterima ANTARA London, Kamis.
"Kepemimpinan
negeri Anda dalam memformulasi dan menyelenggarakan program
pengurangan kemiskinan dan meniadakan kelaparan, menunjukkan komitmen
yang kuat dan dedikasi tinggi dalam melaksanakan program-program
mengeliminasi kelaparan," ucap Semedo mewakili Dirjen FAO
Graziano da Silva yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Afrika.
Semedo
menyatakan FAO dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) merasa bangga
menjadi mitra dari Kementerian PDT dalam usaha mengurangi kemiskinan
dan meniadakan kelaparan penduduk di Indonesia, secara khusus
membantu penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
FAO siap
memobilisasi para ahlinya dan berbagi pengalaman untuk secara efektif
mendukung program PDT melalui kemitraan.
FAO akan
mempelajari masalah yang dihadapi untuk mendapatkan cara terbaik agar
masyarakat bisa meningkatkan kemampuan untuk berkarya dan
berkesempatan berwiraswasta.
Pada saat yang
sama memberdayakannya dan membekali mereka akan pengetahuan di bidang
kesehatan dan pendidikan. Namun ia menyatakan pula semua itu perlu
dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten.
Kementerian
PDT melakukan koordinasi dan kerja sama dengan FAO dan ILO dalam
rangka percepatan pembangunan daerah tertinggal pada satu provinsi
di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT). Seluruh kabupaten di
provinsi itu dikategorikan tertinggal.
Usaha
mengurangi kemiskinan dan menghilangkan kelaparan di empat kabupaten
sebagai "pilot location" yakni Kupang, Belu, Timor Tengah
Utara dan Sumba Timur. Pengembangan di empat kabupaten itu akan
difokuskan pada tiga komoditas unggulan, yakni jagung, ternak sapi
dan rumput laut.
Program yang
merupakan hasil kerja sama antara kementerian PDT, FAO dan ILO
ditargetkan terlaksana dalam tiga tahun mulai tahun 2014 hingga 2016.
Kegiatan ini
akan membutuhkan dana sebesar 14,4 juta dolar AS, namun Kementerian
PDT hanya mampu mengalokasikan anggaran berkisar 7,2 juta dolar AS.
Pada
kesempatan itu, Menteri Helmi Faishal Zaini menyumbangkan beberapa
karya fotonya di daerah tertinggal di Indonesia serta sejumlah kain
tenun untuk dipajang di Ruang Indonesia di Markas FAO di Roma.
Ruang
Indonesia sendiri mendapat perhatian besar karena dindingnya terbuat
dari kayu dengan ukiran hasil kerja pengrajin di Jepara, demikian
keterangan dari Bagian Penerangan KBRI Roma. ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/B/E.M.
Yacub/E.M. Yacub) 07-11-2013 05:21:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar