LAGU "DESAKU YANG
KUCINTA" BERKUMANDANG DI SWISS
London,
17/11 (Antara) - Lagu "Desaku yang kucinta", dibawakan
paduan suara berkumandang di sebuah gereja di desa Roemerswil,
Lucerne, Swiss Tengah, yang sedang merayakan hari ulang tahunnya
ke-100.
Suasana
syahdu, mengingatkan keindahan desa desa di Tanah Air, menggelayut di
Gereja Roemerswil malam itu. Salah seorang penonton asal Indonesia,
menyeka air matanya karena tak tahan dengan suasana konser yang
mengumandangkan lagu Indonesia.
"Konsernya
sangat bagus, suara penduduk desa ini patut diacungi jempol. Kami
berterima kasih atas kesediaannya mengggunakan lagu ini di sini,"
kata Oktavia Maludin, First Secretary Kdutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI) Bern kepada Antara London, Minggu .
Pimpinan
Paduan Suara Gereja Roemerswil Priska Fuchs-Kathriner, mengakui malam
ini memang lain, paduan suara gereja Römerswil sedang merayakan
ulang tahun ke-100. "Biarlahkan kami memberikan kejutan,"
ujar Priska Fuchs-Kathriner, sebelum konser dimulai.
Kejutan
datang pada repertoir keempat, ketika Adalbert Bircher, Ketua Paduan
Suara Gereja Hohenrain tampil sebagai konduktor. Setelah dentingan
silafon dipadu piano, muncullah lagu Indonesia.
Meski
melodinya sama sekali tidak dikenal, tapi 30-an orang paduan suara
Roemerswil dan Hohenrain itu bernyanyi dalam bahasa Indonesia.
"Melodinya
memang tak akan dikenal di Indonesia, ini lagu ciptaan kami sendiri,"
ujar Adalbert. Menariknya, mereka bernyanyi sama sekali tidak
menggunakan teks, sudah layaknya seperti sekelompok orang Indonesia
yang menyanyikan lagu pujaannya di luar kepala.
"Kami
latihan berbulan bulan untuk itu, tiap Selasa malam berkumpul untuk
latihan," tutur Andreas Wuerst, pimpinan Paduan Suara Gereja
Roemerswil. Meskipun pada mulanya cukup sulit, imbuhnya, pada
akhirnya teks Desaku Yang Kucinta bisa dihapalkan di luar kepala.
"Kalau kita latihan tekun, semua pasti akan tercapai,"
imbuh Adalbert.
Pemilihan dua
lagu berbahasa Indonesia itu, sebagaimana diungkapkan Adalbert,
bermuasal dari liburannya ke Indonesia dua tahun silam. "Kami
menjumpai masyarakat yang sangat ramah, terbuka dan siap membantu,"
kenang Adalbert.
Beberapa
nilai kehidupan masyarakat Indonesia, akunya, juga mengagumkan.
"Mereka hidup dalam banyak keterbatasan, setidaknya dibandingkan
Swiss, tapi bisa mengatasinya dengan baik," katanya.
Sekembalinya
ke Swiss, ia pun utak atik pianonya. "Saya mencoba membuat lagu
Indonesia, akhirnya terciptalah lagu Dalam Perjalanan," katanya.
Agar liriknya lebih sempurna, ia pun meminta salah satu warga
Indonesia di Swiss, mengoreksinya. Lagi-lagi orang Indonesia yang di
Swiss pun, ringan tangan untuk membantu, katanya.
Pilihan lagu
Desaku Yang Kucinta, katanya, juga atas rekomendasi orang Indonesia
di Swiss. "Liriknya cocok, tentang keindahan desa, keluarga dan
handai taulan, jadi memang pantas dinyanyikan di konser ini,"
katanya.
Pada mulanya,
tidak mudah membujuk 30 anggota Paduan Suara Desa Roemerswil dan
Hohenrain menyanyikan lagu asing. "Tapi saya membujuknya, lama
lama mau juga," kata Adalbert.
Musik
Indonesia, tidak terkecuali instrumennya, katanya, cukup menawan.
"Baik yang dari bambu atau besi, suaranya menentramkan hati,
meskipun mereka lebih banyak bermain di nada pentatonis," kata
Adalbert.
Setelah
sukses mengumandangkan dua lagu Indonesia di Roemerswil, Adalbert
berencana menggelar konser serupa di Desa Hohenrain. "Kali ini
akan ditambahkan lagi satu lagu Indonesia, yakni Pelangi Pelangi,"
janjinya.
Lagu tentang
keindahan alam ini pun, akunya, akan dinyanyikan paduan suara anak
anak Desa Hohenrain. "Sekarang ini lagi demam lagu Pelangi
Pelangi di sini," kata Adalbert.
Roemerswil
adalah desa kecil di lembah Seetal, Swiss Tengah, yang hanya
berpenduduk 1.600 jiwa, sementara desa Hohenrain, meski lebih besar,
hanya berpenduduk 2.500 jiwa.
Dua desa ini,
yang hanya terpisah jarak sekitar delapan kilometer, dikelilingi
ladang jagung, hutan mungil dan padang rumput. "Mendengarkan
lagu Indonesia di desa kecil nan tenteram, rasanya gimana gitu,"
kata salah satu penonton Indonesia. ***4*** (ZG)
(T.H-ZG/B/Z.
Abdullah/Z. Abdullah) 18-11-2013 00:22:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar