BNI Incar Pekerja Migran di Belanda
Baca juga
London, (Antara Sumbar) - Pekerja Migran Indonesia yang ada di Belanda tidak lagi menyimpan uang hasil keringat mereka di bawah kasur atau di kaus kaki setelah BNI London menggelar rangkaian roadshow tentang pelayanan informasi perbankan kepada pekerja migran yang tergabung dalam Indonesian Migrant Workers Union (IMWU NL) sebuah organisasi pekerja di Belanda.
Wakil ketua IMWU NL, Faisol Iskandar kepada Antara London, Selasa mengatakan banyak pekerja migran yang tidak memiliki rekening Bank di Belanda, umumnya menyimpan uang di bawah kasur atau di bawah bantal, dan bankan di kaus kaki sebelum mengirimkan uang ke tanah air. Hal ini sangat riskan, banyak yang uangnya lenyap, hilang dicuri saat mereka tidak di rumah, ujarnya.
"Kami bersyukur sekarang ada sistem resmi penyimpanan dan pengiriman uang yang murah, cepat dan aman bagi kawan-kawan pekerja yang tak memiliki rekening Bank di Belanda," ujar Faisol.
Rangkaian roadshow pemberian informasi disampaikan perwakilan resmi Bank Negara Indonesia (BNI) di Belanda, Dessy Irawati-Rutten, mengenai pembukaan rekening BNI di Indonesia dan informasi pengiriman uang melalui agen remitansi resmi rekanan BNI, Suri-change dan Ria Money Transfer.
Selama ini tidak ada sistem penyimpanan dan pengiriman uang yang cepat dan aman serta murah bagi pekerja migran Indonesia yang tak memiliki rekening Bank di Belanda.
Sekretaris jenderal IMWU NL, Yasmine Soraya, mengatakan biasanya rekan-rekannya mengirimkan uang melalui agen seperti western union, moneygram dan lain-lain yang memiliki potongan biaya kirim yang tinggi dan ada juga ada agen-agen individual pengiriman tak resmi yang menawarkan pengiriman cepat dan murah.
Dikatakannya IMWU NL telah melaporkan permasalahan penyimpanan dan pengiriman uang ini kepada pihak KBRI di Denhaag yang pada waktu itu di bawah pimpinan Dubes Ibu Retno Marsudi yang saat ini Menteri Luar Negeri dan melakukan pendekatan kepada BNI yang menunjuk Dessy Irawati sebagai perwakilan resmi di Belanda.
Menurut Dessy, pengiriman individual tak resmi tersebut, tidak memiliki bukti dan jaminan atas uang yang pekerja migran kirimkan. Resikonya uang dapat hilang dan mereka tidak dapat menempuh jalur hukum untuk mendapatkan uangnya kembali.
Dengan adanya informasi yang dilakukan di tiga kota besar di Belanda, Amsterdam, Den Haag dan Rotterdam dapat memberikan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia di Belanda dalam menyimpan dan mengirim uang mereka untuk sana, saudara di tanah air. (*/sun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar