Kamis, 29 September 2016

SWISS

DUBES: INDONESIA BELAJAR PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA SWISS
     Oleh Zeynita Gibbons

       Luzens, 29/9 (Antara) - Dubes RI untuk Konfederasi Swiss merangkap Keharyapatihan Liechtenstein, Linggawaty Hakim mengatakan Indonesia bisa banyak belajar dari Swiss dalam hal mengembangkan dan mengelola sektor  industri pariwisata.
            "Indonesia bisa banyak belajar khususnya dalam pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata," kata Dubes Linggawati kepada Antara London usai menghadir acara pelantikan kelulusan mahasiswa International Management Institute (IMI) yang berlangsung di Luzens, Rabu(28/9).
           200 mahasiswa IMI dari berbagai negara termasuk Indonesia mengikuti upacara gradiation.
           Tampak hadir Direktur Industri dan Kamar Dagang wilayah Swiss bagian tengah Felix Howald serta Direktur Human Resources Henrik Mansson, Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH), pendiri dan pemilik IMI Heinz Burki, perwakilan IMI di Indonesia Drs Rachmat Solahuddin.
          Lebih lanjut Dubes Linggawati mengharapkan lulusan IMI dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.
          Swiss yang terkenal dengan sekolah kejuruan dibidang pariwisata inovasi dan kreativistas dapat dijadikan contoh oleh Indonesia dalam mengembangkan  pendidikan kejuruan sebagai upaya untuk mengantisipasi membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda Indonesia.
           Dubes Linggawati mengakui bahwa ia berupaya untuk menempatkan Indonesia menjadi prioritas pemberian bantuan dalam pengembangan sumber daya manusia dan bantuan teknik
untuk sekolah Politeknik yang ada di berbagai wilayah Indonesia.

         Diharapkan bantuan pemerintah Swiss tersebut dapat terealisasikan pada periode 2017-1021 dan diharapkan bantuan tersebut dapat meningkatkan dan menempatkan Indonesia sebagai pusat pendidikan kejuruan di bidang pariwisata khususnya di wilayah ASEAN bahkan di Asia.
         Dikatakannya bantuan Swiss ini bisa membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk melakukan praktek kerja di Eropa dan diberbagai belahan dunia lain nya dan membawa pengetahuan dan pengalaman yang didapat saat kembali ke tanah air.
           IMI Univercity Centre Luzern mempunyai hubungan sejarah yang sangat kuat dengan pendidikan kejuruan pariwisata di Indonesia khusus nya Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dimana
Heinz Burki pendiri dan pemilik IMI adalah mantan tenaga ahli yang dikirim Pemerintah Swiss membantu membangun dan mengembangan National Hotel Institute (NHI) di Bandung di tahun 1973 yang sekarang menjadi sekolah tinggi pariwisata Bandung dibawah Kementerian Pariwisata.

           Dalam acara graduation yang bertepatan dengan upacara peringatan Ulang tahun ke 25 berdirinya IMI juga
tampil alumni mahasiswa teladan IMI 1992 Erwin Latif yang menjabat sebagai Menejer hotel besar di Bali yang menceritakan pengalaman sejak lulus IMI menjadi seorang menejer yang berhasil.

            Hubungan baik antara IMI dengan dunia industri pariwisata dunia juga ditandai dengan ungkapan dari Henrik Mansson yang membawahi berbagai produk fashion dan barang luks lain nya serta hotel yang memberikan kesaksian tentang ketrampilan dari para lulusan IMI.
    Acara graduation yang merupakan awal dari rangkaian HUT ke 25 IMI diikuti dengan acara jamuan makan malam dan dilanjutkan kunjungan ke kampus dengan menyusuri danau Luzern yang menjadi obyek wisata mendunia di Swiss bersama-sama merayakan di kampus yang berada di kaki gunung Pilatus untuk mengikuti acara promosi kuliner dan budaya International.
    ***1***
(T.H-ZG/B/M. Yusuf/M. Yusuf) 29-09-2016 07:10:57


Tidak ada komentar: