Selasa, 27 September 2016

VATIKAN

KBRI VATIKAN GELAR DIALOG ANTAR AGAMA
     Zeynita Gibbons

     London,22/9 (Antara) - Pancasila harus semakin kokoh dan menjadi pemersatu bangsa di tengah-tengah adanya potensi konflik antaragama di Indonesia.
          Demikian salah satu poin dari hasil diskusi dengan tema "Upaya Merawat Kerukunan Antaragama di Indonesia" yang diadakan KBRI Vatikan, di Vatikan, Italia.
          Diskusi dipandu Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan, A Agus Sriyono, dengan  pembicara tokoh Mumahadiyah Prof Dr Din Syamsudin dan Sekjen PBNU Dr Marsudi Syuhud. Hadir wakil organisasi kemasyarakatan Indonesia di Roma serta staf diplomatik KBRI Roma dan KBRI Vatikan, demikian Pensosbud KBRI Vatikan Sturmius Teofanus Bate kepada Antara London, Kamis.
           Dalam paparannya, baik Prof Din Syamsudin maupun Dr Marsudi Syuhud menyampaikan bahwa peran organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat besar.
          Peran aktif kedua organisasi ini dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bersama organisasi keagamaan yang lain seperti KWI, PGI, dan Walubi memiliki posisi sentral dalam penyelesaian setiap permasalahan yang dihadapi umat beragama di Indonesia.
          Tidak adanya organisasi semacam ini di negara Timur Tengah, misalnya, mengakibatkan mekanisme penyelesaian konfik antaragama menjadi sulit dilaksanakan.
Tidak adanya organisasi semacam ini di negara Timur Tengah, misalnya, mengakibatkan mekanisme penyelesaian konfik antaragama menjadi sulit dilaksanakan.
           Dalam rangka membangun harmoni dan toleransi antarumat beragama kedua pembicara sepakat pelunya menekankan aspek persamaan nilai-nilai dalam agama, ketimbang menonjolkan perbedaaannya.
           Khusus dalam hubungan Islam-Kristiani, sesungguhnya tidak ada alasan untuk dipertentangkan sebagai sesama agama samawi.
           Sementara dalam ranah publik, harus diutamakan kepentingan bersama yang lebih luas, sedangkan dalam ranah individu agama harus menjadi keyakinan pribadi meskipun berbeda dengan keyakinan pemeluk agama lainnya.
          Kedua pembicara juga menjelaskan mengenai konsep "Islam Nusantara" dan "Indonesia yang berkemajuan" dimana keduanya bersifat komplementer atau saling melangkapi. 
        Tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya konsep "Islam Nusantara" merupakan tanggapan atas munculnya pandangan dari luar Indonesia yang tidak berakar pada budaya bangsa Indonesia.

           Baik Prof Din Syamsudin maupun Dr Marsudi Syuhud berada di Italia dalam rangka menghadiri Konferensi Internasional tentang Dialog Antaragama di kota Assisi yang berlangsung pada 18-20 September lalu.
          Konferensi yang bertema "Thirst for Peace" (Dahaga atas Perdamaian) ini ditutup Paus Fransiskus.****4***
(T.H-ZG/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 22-09-2016 18:35:56


Tidak ada komentar: