Kamis, 26 April 2018

BRUSEL

Zeynita Gibbons
INDONESIA PROMOSIKAN HASIL LAUT DI BRUSSEL
    London, 26/4 (Antara) - Indonesia mempromosikan hasil laut dalam pameran Seafood Expo Global di Brussel, 24 - 26 April,  dan bertemu dengan 1.850 perusahaan serta 26.000 pembeli potensial dari 79 negara.
        Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing (PDS) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ir R. Nilanto Perbowo, M.Sc membuka Paviliun Indonesia berbentuk kapal phinisi di Seafood Expo Global (SEG), yang diisi oleh 14 perusahaan/eksportir perikanan serta Asosiasi Tuna Indonesia, demikian Minister Counselor Fungsi Ekonomi KBRI Brussel Ari Wardhana kepada Antara London, Kamis.
          Pameran sektor perikanan terbesar di dunia itu merupakan salah satu kesempatan besar bagi eksportir seafood Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai proses pengemasan ikan, logistik, dan industri seafood.
          Produk unggulan seafood Indonesia antara lain yellowfin tuna, mahi-mahi, wahoo, swordfish, cumi-cumi, kepiting, dan udang baik dalam kemasan beku maupun kalengan.
         Dirjen PDS KKP mengatakan pada SEG 2017 nilai transaksi yang berhasil dijalin dengan para buyers Uni Eropa mencapai 111 juta dolas AS.
          Dalam SEG 2018 nilai transaksi yang dhasilkan pelaku usaha Indonesia diharapkan dapat meningkat 10 persen mengingat peluang pasar Uni Eropa cukup besar dengan tingkat konsumsi perikanan per kapita yang tinggi.
         Dalam rangka memfasilitasi pemahaman yang lengkap terhadap berbagai aturan dan regulasi ekspor perikanan pengusaha Indonesia untuk pasar Uni Eropa, di sela-sela rangkaian acara SEG 2018 KKP dan KBRI Brussel untuk pertama kali mengadakan networking event khusus dari Komisi Eropa kepada eksportir Indonesia.
           Ai Zairin dari PT Inti Samudra, salah satu peserta pameran mengakui melalui Networking Event, ia jadi mengetahui peraturan ekspor ke Uni Eropa.
         Pada kesempatan tersebut, Dirjen PDS KKP membuka dan sekaligus mempresentasikan berbagai perkembangan terkini kebijakan dan tindakan nyata Pemerintah Indonesia khususnya illegal fishing (IUUF) dan tata kelola sumber daya kelautan.

         Prof Andrea Dionisi, mewakili Direktorat Kesehatan dan Keamanan Makanan Komisi Eropa (DG SANTE) dan Isabelle Perret, dari Direktorat Kelautan dan Perikanan Komisi Eropa (DG MARE) menyampaikan berbagai perkembangan regulasi terkait keselamatan dan keamanan impor perikanan Uni Eropa dari berbagai sumber termasuk Indonesia.***1***(ZG)

(T.H-ZG/C/N. Yuliastuti/N. Yuliastuti) 26-04-2018 12:55:32

Tidak ada komentar: