Oleh Zeynita Gibbons
MAHASISWI INDONESIA PERTAMA RAIH DOKTOR DARI MAROKO
London, 22/4 (Antara) - Mahasiswi Indonesia asal Pati, Jawa Tengah, Subi Nur Isnaini menjadi mahasiswi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dari salah satu universitas di Maroko.
MAHASISWI INDONESIA PERTAMA RAIH DOKTOR DARI MAROKO
London, 22/4 (Antara) - Mahasiswi Indonesia asal Pati, Jawa Tengah, Subi Nur Isnaini menjadi mahasiswi Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dari salah satu universitas di Maroko.
Pencapaian itu setelah Subi Nur Isnaini menjalani sidang disertasi doktoral di Auditorium Ibn Khaldoun, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Moulay Ismail Meknes, Sabtu waktu setempat.
Pada sidang disertasi doktoral ini, selain civitas akademika Universitas Moulay Ismail, Meknes, juga hadir Dubes RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania, ED Syarief Syamsuri berserta istri, staf KBRI Rabat, anggota Perhimpunan Pelajar Indonesa (PPI) Maroko dan perwakilan dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko.
Alumni Universitas Moulay Ismail, Meknes-Maroko, Fauzan Adim menyebutkan di hadapan tim penguji dan dosen pembimbingnya, Isna, demikian Subi Nur Isnaini akrab dipanggil, selama lebih dari tiga jam mempertahankan disertasi doktoralnya berjudul "Studi Filologi: Editing Naskah, Komentar Analisa dan Kritik Terhadap Kitab, "Al Taqrib wa al Tabyin fi Halli Alfadzi al Mursyid Al Mu`in" Karya Imam Abu Hamid Muhammad Al Arabi bin Muhammad Al hasyimi Al Zarhouni (1260 H)".
Saat ditanya tentang karya menjadi bahan riset doktoralnya, Isna memaparkan kitab Al Taqrib wa al Tabyin fi Halli Alfadzi al Mursyid Al Mu`in adalah karya salah satu ulama Islam bermadzhab Maliki.
Para ulama dan mayoritas kaum muslimin di kawasan barat, seperti Aljazair, Tunisia, Maroko dan Mauritania bermadzhab Maliki. Hal itu menjadi tantangan baginya bahwa mayoritas kaum muslimin di Asia Tenggara, seperti Indonesia pengikut Imam Syafii dalam masalah fiqih.
Para ulama dan mayoritas kaum muslimin di kawasan barat, seperti Aljazair, Tunisia, Maroko dan Mauritania bermadzhab Maliki. Hal itu menjadi tantangan baginya bahwa mayoritas kaum muslimin di Asia Tenggara, seperti Indonesia pengikut Imam Syafii dalam masalah fiqih.
Namun demikian di saat yang sama kesempatan untuk memperluas pengetahuannya tentang variasi pemahaman fiqih melalui karya yang menjadi bahan kajiannya.
Senyum kebahagiaan menghiasi wajah ibu dari Fawwaz dan Rozan tersebut saat Ketua Tim Penguji, Prof Dr Nadia Achiri mengumumkan kelulusan Isna sebagai peraih gelar doktor dari Fakultas Sastra dan Humaniora, Universitas Moulay Ismail, Meknes, dengan yudisium summa cumlaode.
Selain Nadia Achiri, tim penguji terdiri atas Dr Abdellah Lakhdar, Dr Ali Boudkhani dan Dr Abderrahim Ghazi.
Subi Nur Isnaini lahir di Pati, Jawa Tengah, 31 tahun yang lalu tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Moulay Ismail pada tahun 2011-2012. Masa studi tsanawiyah dan aliyah dihabiskannya di kota kelahirannya.
Isna melanjutkan studi S1 (2004-2018) di Cairo Mesir dan berturut-turut menjadi mahasiswa Indonesia terbaik selama empat tahun kuliah di Mesir dan menyelesaikan program S2 di Universitas Sidi Mohammed Benabdillah Fes, Maroko, dalam waktu hanya 17 bulan. ***4***
(T.H-ZG/B/S. Muryono/S. Muryono) 22-04-2018 21:46:02u
(T.H-ZG/B/S. Muryono/S. Muryono) 22-04-2018 21:46:02u
Tidak ada komentar:
Posting Komentar