Kamis, 26 April 2018

LONDON

MASYARAKAT INGGRIS TERKESIMA KEINDAHAN SENI TEKSTIL INDONESIA

Oleh Zeynita Gibbons

     London, 21/4 (Antara) -  Masyarakat Inggris yang tergabung dalam pecinta tekstil oriental yang berada di London terkesima melihat seni tekstil  dari berbagai daerah di Indonesia seperti kain batik lawas, tenun, ulos serta songket yang  dipamerkan dalam pameran "Nusawastra Silang Budaya: Indonesian Textiles at the Crossroads of Culture".
          Pameran yang berlangsung di gedung pertemuan KBRI London selama dua hari hingga Sabtu(21/4).
          "Saya merasa beruntung bisa menyaksikan begitu banyak dan beragamnya seni tekstil Indonesia dalam satu tempat," ucap
DR Philomene Verlaan dari Oriental Rug and Textile Society London kepada Antara London, Sabtu.
         Menurut Philomene Verlaan, suatu "privilage" baginya bisa menyaksikan begitu banyak koleksi kain dari Indonesia  begitu indah dan punya nilai  sangat tinggi yang belum pernah dilihat sebelumnya.
         Hal yang sama juga disampaikan Sheelagh Killeen  mengakui kain tekstil yang dipamerkan sangat indah, bagus dan agung 'magnificent', ujarnya.
         Dalam pameran Nusawastra Silang Budaya dan sekaligus seminar tekstil Indonesia secara resmi dibuka Dubes Indonesia di London Dr. Rizal Sukma dihadiri sekitar 50 orang masyarakat Inggris tampak putri Presiden RI pertama Kartika Soekarno Putri.
         Dubes Rizal Sukma menyatakan rasa bangga dan menyampaikan apresiasi kepada Quoriena Ginting dan timnya yang bersedia memamerkan koleksi pribadinya kepada pecinta seni tekstil di Inggris.   
    Dikatakannya  seni tekstil batik, tenun ikat dan songket disamping memiliki nilai seni yang sangat tinggi, memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
         Dubes Rizal Sukma memandang kekayaan budaya Indonesia sebagai medium diplomasi yang efektif melalui jalur people-to-people.
         Sementara Quoriena Ginting menyampaikan rasa terima kasih kepada KBRI London yang  memfasilitasi pameran seni tekstil koleksinya.  
    Selama dua hari publik Inggris dapat melihat seni tekstil batik, tenun ikat dan songket dari Indonesia yang sangat menarik, diantaranya ada yang langka karena berusia ratusan tahun dan ada juga  yang membutuhkan proses pembuatan sampai lima tahun.
         Dia menekankan  pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya bangsa Indonesia sebagai pembelajaran untuk generasi di masa datang. Melalui pameran ini, publik Inggris dapat mengetahui dan memahami sejarah dan berbagai tradisi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari waktu yang lampau sampai masa sekarang.
         Salah satu seni tekstil yang menarik perhatian pengunjung adalah kain batik yang diberi nama "Kereta Paksi Naga Liman" dari Cirebon yang berasal dari Keraton Kanoman memperlihatkan berbagai pengaruh budaya dari luar Cirebon.
         Disamping motif mega mendung  merupakan corak khas Cirebon, tapi juga dipengaruhi budaya Islam (Arab), Hindu (India) dan Tiongkok digambarkan dalam kereta kencana  ditarik binatang mistik Paksi Naga Liman. Sementara elemen budaya Eropa tergambarkan dari burung dengan sayap yang tampak sebagai emblem.
         Ke-80 koleksi pilihan pribadi Quoriena Ginting yang dipamerkan diantaranya kain panjang Batik Lasem Bang-Biron-ijo, silver songket Heni Adli, kain songket Bungo Cino Berantai, Djawa Hokokai Batik, Tapis Inuh Lampung, songket dan sulamam Minangkabau dan Limpa songke jok Flores.
         Kehadiran Quoriena Ginting di London selain berpameran sekaligus meluncurkan buku dengan judul yang sama Nusawastra Silang Budaya: Indonesian Textiles at the Crossroads of Culture¿ edisi bahasa Inggris, sementara bahasa Indonesia sudah dilakukannya tahun lalu.
         Dikatakannya, bukunya tentang wastra Nusantara disusun dan diterbitkan untuk mengenalkan beragam jenis kain yang menjadi kekayaan budaya Indonesia.
         Diharapkannya dengan mengenali, berbagai seni tekstil Indonesia akan  tumbuh rasa cinta terhadap kain-kain tradisional Indonesia, demikian Quoriena Ginting.
         Minister Counselor Pensosbud KBRI London, Thomas Siregar mengatakan pengunjung pameran juga dapat ikut  mencoba membatik  dengan mengunakan canting dengan medium malam.
         Di sela-sela pameran, juga diadakan diskusi secara instensif bersama kurator dan seniman tekstil Eddy Soetriyono, pembatik Siti Maimona dan Adita Wasaina Ningsih serta Dr Lesley Pullen, ahli sejarah seni tekstil dari Inggris yang sangat memahami seni tekstil dari arca-arca kuno Jawa.
    ***4***


(T.H-ZG/B/M. Yusuf/M. Yusuf) 21-04-2018 14:34:49

Tidak ada komentar: