Minggu, 15 April 2018

PARLEMEN EROPA

Zeynita Gibbons

     London,13/4 (Antara) - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Prof. Dr. Sri Adiningsih menjadi pembicara pada pertemuan tahunan masalah ekonomi atau n the 1st Annual Economic Freedom Summit di Parlemen Eropa yang menghadirkan 35 pembicara dari 25 negara dan diikuti oleh 300 peserta dari pihak pemerintah, swasta, partai politik dan tim pemikir dari berbagai negara.
         Pertemuan membahas berbagai topik, antara lain mengenai bantuan ekonomi bagi Yunani, sosialisme ekonomi di Venezuela hingga masa depan liberalisasi pasar di Asia Tenggara, demikian Pensosbud KBRI Brusel,Belgia, Ance Maylany kepada Antara London, Jumat.
          Prof. Sri Adiningsih menyampaikan mengenai "Transformasi Ekonomi Indonesia" dan memberikan gambaran kepada publik dan pembuat kebijakan di Uni Eropa terkait kebijakan pembangunan ekonomi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo yang terfokus pada peningkatan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur dan penguatan daya saing Indonesia di perdagangan dan investasi.
           ia juga menyampaikan visi nasional 'Nawa Cita' yang terfokus pada pemerataan pembangunan ekonomi dan inklusifnes antara lain dengan membangun wilayah desa dan yang belum berkembang di bagian Timur Indonesia, perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia, peningkatan produktivitas dan daya saing internasional dan mendorong pembangunan ekonomi nasional.
          Konferensi yang dirancang seperti "mini Davos" mempertemukan pejabat tinggi pemerintahan, partai politik, anggota Parlemen Eropa, pengusaha, akademisi dan para pemikir mendiskusikan reformasi kebijakan ekonomi nasional, khususnya mewujudkan Economic Freedom sebagai  kedaulatan yang sangat diperlukan di dalam suatu negara. Pertemuan diketuai anggota Parlemen Eropa, Amjad Bashir dari fraksi European Conservatives and Reformists Group (ECR), aliansi ketiga terbesar di Parlemen Eropa.
           Kehadiran Prof. Sri Adiningsih pada konferensi tersebut sebagai wakil dari negara-negara di Asia untuk berbagi pengalaman dalam reformasi kebijakan ekonomi nasional selama beberapa tahun terakhir yang berdasarkan Fraser Index 2017 berada pada ranking 73, yakni di atas sejumlah negara UE, seperti Yunani.

       Dalam kunjungannya ke Brussel, sejak  tanggal 11-12 April 2018 lalu, Ketua Wantimpres juga bertemu dengan para ahli dan akademisi di European Institute for Asian Studies (EIAS) dan membahas mengenai pembangunan ekonomi di Indonesia dalan kurun waktu pemerintahan Presiden Joko Widodo. ***2***
zg/c/a011
(T.H-ZG/C/A.F. Firman/A.F. Firman) 13-04-2018 22:52:54

Tidak ada komentar: