Jumat, 19 Oktober 2018

AGA UJMA


SASANDO DI TANGAN GADIS POLANDIA
Oleh Zeynita Gibbons

London, 11/10 (Antara) - Aga Ujma memainkan Sasando sambil melantunkan lagu Bolelebo saat tampil dalam festival Indonesia Kontemporer (IKON) 2018, yang berlangsung di Kampus SOAS University of London di pusat kota London pada Sabtu (6/10) malam waktu setempat.

Gadis asal Polandia itu memukau para penonton festival dengan paduan lantunan lagu warga Timor dan petikan alat musik khas Pulau Rote.

"Saya senang bisa tampil memainkan alat musik Sasando," kata Aga kepada Antara usai tampil di IKON, yang juga menampilkan permainan kacapi, gamelan Bali dan angklung.

"Suara sasando sangat luar biasa, tidak ada alat musik yang suaranya seindah sasando," tambah Aga, anak bungsu dari keluarga pemilik toko di Polandia.

Aga mulai mengenal sasando saat mengikuti program beasiswa Darmasiswa Kementerian Luar Negeri tahun 2015.

Beasiswa Darmasiswa memberi perempuan yang sejak kecil bercita-cita menjadi penyanyi itu kesempatan mempelajari bahasa, seni dan budaya tradisional Indonesia.

Saat tinggal di Solo, Jawa Tengah, Aga belajar gamelan dan komposisi musik, serta menyinden di Institut Seni Indonesia (ISI).

"Saya bergabung dengan kelompok musik dan band lokal, di mana saya dapat berkeliling Indonesia untuk tampil di festival musik," kata Aga, yang kini menjadi musikus, penyanyi, penulis lagu dan komposer.

"Saya senang tampil dengan lagu-lagu saya di festival seperti Festival Musik Tembi di Yogyakarta, Lanjong Art Festival di Kalimantan, Festival Kesenian Yogyakarta," katanya.

Di satu festival yang berlangsung di Sumatera tahun 2017, ia bertemu dengan Ganzer Lana, master sasando dari Pulau Rote.

"Saya jatuh cinta dengan suara sasando dan Ganzer Lana setuju untuk mengajar saya bermain Sasando di Yogyakarta, dan petualangan saya dengan sasando dimulai," kata Aga, yang fasih berbahasa Indonesia.

Aga sejak kecil akrab dengan musik. Ia sejak usia delapan sampai 20 tahun menyanyi di paduan suara lokal serta belajar piano klasik dan teori musik.

Ia sudah tertarik dengan musik Indonesia semenjak belajar musik di University of Wroclaw di Polandia.

Ketika berkesempatan belajar di ISI, dia bisa mempelajari alat-alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan.

Dia sekarang tinggal di London, belajar musik di SOAS dan bermain dengan Southbank Gamelan Players.

Aga, yang suka memainkan gender barung dan siter, juga ikut dalam grup gamelan Inggris yang tampil di International Gamelan Festival 2018 di Solo pada Agustus.

"Saya selalu bepergian antara Inggris, Indonesia, dan Polandia. Sekarang saya menganggap ketiga negara ini adalah rumah saya," katanya.

Menuntut ilmu di Indonesia juga membuat Aga jatuh cinta dengan seni, budaya, orang-orang, dan makanan Indonesia.

"Makanan favorit saya sayur lodeh, gado-gado, lotek, serabi, lele dan terong penyet," kata perempuan yang juga suka mengudap tempe mendoan dan tahu isi itu.

Keindahan alam Nusantara membuat dia semakin mencintai Indonesia. Dan dia khawatir polusi akan merusak gunung dan pantai-pantai indah Indonesia.

"Saya khawatir polusi akan menghancurkan lingkungan," katanya.


(T.H-ZG/B/Maryati/B/Maryati) 11-10-2018 15:20:20

Isi Audio Download Audio



Sent from Yahoo Mail for iPhone

Tidak ada komentar: