Pemerintahan baru meksiko undang Indonesia dalam pembangunan
Kamis, 18 Oktober 2018 06:20 WIB
Pewarta: Zeynita Gibbons
Ilustrasi pembangunan sarana-prasarana di Tanah Air. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
London (ANTARA News) - Pemerintahan baru Meksiko berkeinginan mengundang keterlibatan Indonesia dan negara-negara Asia Oceania dalam proyek pembangunan pelabuhan Pasifik ke pelabuhan Atlantik di Meksiko Selatan, proyek yang akan menjadi salah satu fokus utama pemerintahan AMLO selama enam tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Meksiko, Yusra Khan, sehubungan penandatangan nota kesepahaman antara Indonesia Eximbank dan Bancomext yang diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan pengusaha Indonesia di Meksiko.
Ia katakan, hal ini sejalan dengan komitmen Presiden baru Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO), yang akan dilantik pada 1 Desember mendatang, untuk membangun infrastruktur Meksiko wilayah Selatan. Seperti dikatakan AMLO saat menerima sembilan Duta Besar dari negara Asia dan Oceania yaitu Australia, Filipina, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Thailand, dan Vietnam.
Khan, Kamis, mengatakan, pada akhir pekan di Nusa Dua, Bali, telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan Lembaya Pembiayaan Ekspor dan Impor Meksiko (Banco Nacional de Comercio Exterior, Sociedad Nacional de Credito atau Bancomext).
Penandatanganan oleh Head of BOD concurrently Executive Director Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly, dan CEO Bancomext, Francisco Gonzales Diaz, sebagai tindak lanjut dari upaya meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral Indonesia-Meksiko.
Khan menyambut baik penandatanganan itu, sebagai upaya meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-Meksiko, terutama mendorong peningkatan surplus perdagangan Indonesia ke Meksiko.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor Indonesia ke Meksiko untuk migas dan non-migas pada 2017 mencapai 986,5 juta dolar Amerika Serikat. Angka ini meningkat dibandingkan 2016 yang tercatat 815,1 juta dolar Amerika Serikat.
Sementara impor Indonesia dari Meksiko untuk migas dan non-migas tercatat 219,6 juta dolar Amerika Serikat. Angka ini juga meningkat dibandingkan 2016 yang tercatat 177.0 juta dolar Amerika Serikat. Secara keseluruhan pada 2017 Indonesia surplus sebesar 638,2 juta dolar Amerika Serikat.
Khan mengatakan, selain untuk meningkatkan nilai perdagangan, penandatangan nota kesepahaman antara Indonesia Eximbank dan Bancomext diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan pengusaha Indonesia di Meksiko.
Menanggapi undangan AMLO kepada Indonesia, pada 25 September lalu atau tiga minggu sebelum penandatanganan MoU antara Indonesia Eximbank dan Bancomext di Bali, Kedutaan Besar Indonesia di Mexico City mempertemukan perwakilan dua BUMN Indonesia, PT INKA dan PT Barata Indonesia, dengan CEO Bancomext Francisco Gonzales Diaz di Mexico City.
Pertemuan antara dua perwakilan BUMN Indonesia dengan Bancomext untuk mengkonfirmasikan dukungan Bancomext sebagai lembaga pembiayaan ekspor dan impor jika kedua BUMN Indonesia tersebut berkeinginan terlibat dalam proyek yang dibangun di Meksiko.
Diharapkan PT INKA, PT Barata Indonesia, dan berbagai BUMN industri strategis lain di Indonesia --di antaranya PT PINDAD dan PT PAL-- dapat terlibat dalam proyek pembangunan pelabuhan di Meksiko Selatan antara lain melalui penyediaan lokomotif, gerbong kereta, komponen dan suku cadang kereta api serta alat berat pendukung kegiatan pelabuhan lainnya.
Dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia Eximbank dan Bancomext maka untuk kedua kalinya lembaga pembiayaan ekspor dan impor tersebut menandatangani nota kesepahaman setelah sebelumnya dilakukan pada 2013.
Editor: Ade P Marboen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar