Jumat, 04 Desember 2009

BKPM DAN KBRI LONDON GELAR "BUSINESS MEETING"


BKPM DAN KBRI LONDON GELAR "BUSINESS MEETING"

London, 4/12 (ANTARA) - BKPM bekerja sama dengan KBRI London melakukan promosi dan peningkatan investasi luar negeri dengan mengadakan "business meeting" dengan para investor Inggris, baik yang telah berinvestasi maupun yang potensial menanamkan modalnya di Indonesia.

Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun oleh BKPM bersama KBRI London, ujar Atase Ekonomi KBRI London Tumpal Hutagalung kepada koresponden ANTARA London, Kamis Sore.
Dalam "business meeting", Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, menyampaikan gambaran dan sikap optimis mengenai prospek perekonomian Indonesia ke depan.

Dengan proyeksi peningkatan GDP Indonesia mencapai 25?40 triliun dolar AS pada tahun 2050, dengan asumsi pertumbuhan setidaknya 6,7 persen.

Terkait dengan program 100 hari pemerintahan yang baru, Kepala BKPM menjelaskan mengenai "one stop shop policy" dalam bidang investasi serta kebijakan untuk mempersingkat waktu perizinan bagi investor asing.

Sementara itu Dubes RI untuk Inggris, Yuri Octavian Thamrin menyampaikan apresiasinya dan menekankan pentingnya Inggris sebagai negara dengan investasi kedua terbesar di Indonesia.

Diterangkan, untuk mempertahankan kondisi tersebut, Pemerintah RI berkomitmen untuk menjaga daya saing serta iklim yang kondusif bagi investasi asing di Indonesia.

Kegiatan business meeting dilanjutkan dengan "one-on-one meeting" antara calon investor dengan pejabat BKPM yang menjelaskan berbagai potensi investasi di Indonesia, sesuai dengan bidang usaha para investor yang hadir.

Pertemuan ini dihadiri lebih dari 50 pimpinan perusahaan terkemuka di Inggris yang bergerak di berbagai bidang, antara lain pertambangan, energi, farmasi serta usaha retail.

Pada hari yang sama, Kepala BKPM juga melakukan penandatanganan MOU antara BKPM dengan Sasol Synfuels International (PTY) Ltd mengenai proyek Coal-To-Liquids di Indonesia, bertempat di kantor perwakilan BKPM London.

Sasol Synfuels International (PTY) Ltd yang berpusat di Afrika Selatan, dikenal sebagai perusahaan pionir yang memproduksi bahan bakar sintetis dan petrokimia dari bahan dasar batu bara.

Kerja sama ini merupakan bagian dari tindak lanjut kunjungan Presiden Yudhoyono ke Afrika Selatan pada tahun 2005.

Dengan penandatanganan ini, Sasol akan melakukan penelitian dan survei terhadap cadangan dan kualitas batu bara di Indonesia yang dapat diproduksi menjadi minyak sintetis.

Untuk jangka panjang, penggunaan teknologi pemrosesan batu bara diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi dalam negeri.

Selain mengurangi ketergantungan impor minyak dan menyediakan lapangan pekerjaan baru, hal itu juga sejalan dengan cetak biru kebijakan energi jangka panjang Indonesia. ***2*** (U-ZG)

(T.H-ZG/B/P004/P004) 04-12-2009 07:42:37

Tidak ada komentar: