Rabu, 18 Agustus 2010

PENGHARGAAN 24 WARGA RUSIA

KBRI MOSKOW BERI PENGHARGAAN 24 WARGA RUSIA

London, 17/8 (ANTARA) - Peringatan ulang tahun Kemerdekaan RI di Moskow, selain upacara pengibaran bendera juga pemberian penghargaan untuk 24 warga Rusia atas jasa mereka menjadi garda terdepan dalam menjalin kesinambungan hubungan bilateral Indonesia-Rusia.
Counsellor Pensosbud KBRI Moskow M. Aji Surya dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA London, Selasa menyebutkan peringatan HUT RI ke-65 di Moskow lain dari biasanya.

Dalam HUT RI kali ini, menurut dia sebanyak 24 warga Rusia menerima penghargaan yang terdiri dari akademisi, pengusaha, wartawan dan sastrawan serta pelukis. Semuanya pernah berkunjung ke Indonesia dan mencipta karya yang terkait dengan Indonesia.

"Penghargaan ini adalah pengakuan dari pekerjaan yang kami tekuni. Indonesia adalah negara kedua dan kami sangat mencintai Rusia dan Indonesia," ujar Zakharov Svet Sergeevich, seorang wartawan dan koresponden mingguan terkemuka.

M Aji Surya mengatakan suasana angin dingin menggantikan hawa panas yang dua minggu lalu berhembus di Moskow dan asap yang biasanya menggelantung akibat kebakaran hutan mulai menghilang membuat suasana peringatan HUT RI makin ceria.

Dia mengatakan sebanyak 323 warga Indonesia dan Rusia mengikuti upacara pengibaran bendera yang diadakan di lapangan KBRI Moskow.
Hadir diantaranya eks mahasiswa ikatan dinas (eks-mahid) yang sudah menjadi warga negara Rusia bersama anak dan cucunya.

Dubes RI untuk Moskow Hamid Awaludin, mengakui suasana hari ini mirip dengan di kota Batavia, 17 Agustus 1945, yang juga bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan.

"Suatu masa, 65 tahun lalu, dimana pekik disorakkan, sebuah sikap dideklarasikan dan sebuah martabat dimaklumkan, Indonesia tidak lagi menjadi jajahan kolonial alias Indonesia merdeka," ujarnya.

Dia mengatakan peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini bertepatan dengan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia.

"Sebuah hubungan yang bergerak dinamis yang didalamnya penuh fluktuasi dan dialektika. Tempo-tempo kemesraan itu susah dipisah. 'Layaknya dua saudara," ujar Dubes Hamid Awaludin.

Menurut Dubes, selama hampir tiga dekade pemerintahan Orde Baru, hubungan Indonesia-Rusia mengalami masa jeda, kendati tidak pernah putus.

Saat-saat masalah ideologi dan politik membelah, di era dua sahabat lama menempuh cara yang bersilangan mencapai tujuan yang bersimpangan, seolah terentang jarak antara Indonesia dan Rusia.

Rusia telah berubah secara fundamental dan Indonesia mengalami transformasi. Masa-masa sulit dan periode pelik itu berlalu sudah. Musim telah berganti dan cara pandang sudah bergeser.

"Di masa kini, kedua bangsa kembali merajut kemesraan di era baru, masa silam yang mesra yang terentang jauh ke belakang kembali ditautkan. Komunikasi menjadi lancar," katanya.

Itu semua ditandai dengan gairah belajar masyarakat Indonesia di Rusia, para pelancong Rusia membanjiri Indonesia dan hubungan perdagangan yang terus meningkat.

"Kebersamaan ini tidak lepas dari peran warga Rusia yang mencintai Indonesia tanpa jeda yang menyalakan obor agar hubungan kedua bangsa tidak redup," kata Dubes.

Di akhir pidatonya, Hamid Awaludin menyitir dua penggal bait dari group musik Coklat "Jangan lagi kau meragu, Aku ada disampingmu, Berbagai hujan dan mentari, Melukis umbun di hati, Saat hidup terasa berat, Genggam tanganku lebit erat, Satukan langkah sehati, Menggapai mimpi-mimpi".

***4***

(U-ZG)

(T.H-ZG/B/A033/A033) 17-08-2010 19:49:56

Tidak ada komentar: